Terjemah Kitab Lubabul Hadist Bahasa Indonesia, Bab Ke-7 Keutamaan Siwak

Arju Rahmah
2 minute read
1
Terjemah Kitab Lubabul Hadist Bahasa Indonesia, Bab Ketujuh Keutamaan Siwak

Bab Ketujuh Menerangkan Keutamaan Siwak

Nabi Muhammad SAW bersabda :
رَكْعَتَانِ بِسِوَاكٍ خَيْرٌ مِنْ سَبْعِيْنَ رَكْعَةً بِغَيْرِ سِوَاكٍ
“Sholat 2 rokaat dengan bersiwak lebih baik daripada sholat 70 rokaat tanpa bersiwak”.

Nabi Muhammad SAW bersabda :
تَسَوَّكُوْا فَاِنَّ السِّوَاكَ مَطْهَرَةٌ لِلْفَمِّ مَرْضَاةٌ لِلرَّبِّ
“Bersiwaklah kamu sekalian, karena sesungguhnya siwak itu bisa menyucikan mulut, juga diridlohi Tuhan”.

Nabi Muhammad SAW bersabda :
سِتَّةٌ مِنْ سُنَنِ الْمُرْسَلِيْنَ الْحَيَاءُ وَالْحِلْمُ وَالْحِجَامَةُ وَالسِّوَاكُ وَالتَّعَطُّرُ وَكَثْرَةُ الْاَزْوَاجِ
“Ada 6 perkara dari sunnah-sunnah para rosul, yaitu rasa malu, sabar, berbekam, bersiwak, memakai wangi-wangi, dan memperbanyak istri”.

Nabi Muhammad SAW bersabda :
ثَلَاثَةٌ وَاجِبَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ الْغُسْلُ يَوْمَ الْجُمْعَةِ وَالسِّوَاكُ وَمَسُّ الطِّيْبِ
“Ada 3 perkara wajib (1) bagi setiap muslim, yaitu mandi di hari Jum’at, bersiwak, dan memakai wangi-wangi”.

Catatan (1) :
Dalam syarah (keterangan) Kitab Lubabul Hadist, yaitu Kitab Tanqihul Qoul oleh Syekh Nawawi Al-Banteni dijelaskan bahwa perkara wajib itu bukan wajib ain atau wajib kifayah tetapi sunnah muakkad.

Nabi Muhammad SAW bersabda :
طَيِّبُوْا اَفْوَاهَكُمْ بِالسِّوَاكِ فَاِنَّهُ طَرِيْقُ الْقُرْآنِ
“Harumkanlah mulutmu sekalian dengan bersiwak, karena sesungguhnya bersiwak adalah jalan Al-Qur’an”.

Nabi Muhammad SAW bersabda :
رَحِمَ اللهُ الْمُتَخَلِّلِيْنَ مِنْ اُمَّتِيْ فِى الْوُضُوْءِ وَالطَّعَامِ
“Semoga Allah merohmati orang-orang yang menyela-nyela dari umatku di dalam wudlu (2) dan makanan (3)”.

Catatan (2) :
Menyela-nyela jenggot yang lebat, jari tangan, jari kaki, dan telinga ketika berwudlu. Menyela-nyela lipatan-lipatan anggota tubuh, rambut, dan jenggot ketika mandi janabah. Juga menyela-nyela gigi ketika bersiwak.
Catatan (3) :
Menyela-nyela atau mengelamuti atau membersihkan jari-jari tangan dengan mulut sesudah makan, ini berguna agar sisa-sisa makanan yang ada di jari tidak terbuang sia-sia.

Nabi Muhammad SAW bersabda :
لَا تُخَلِّلُوْا بِالاٰسِ وَالرَّيْحَانِ وَالقَصَبِ فَاِنَّهُ يُوْرِثُ الْاِكْلَةَ
“Janganlah kamu sekalian menyela-nyela gigi dengan kayu as, kayu roihan, dan kayu bambu karena hal itu bisa menyebabkan rontoknya gigi (terluka dan infeksi)”.

Nabi Muhammad SAW bersabda :
صَلَاةٌ بِسِوَاكٍ خَيْرٌ مِنْ سَبْعِيْنَ صَلَاةً بِغَيْرِ سِوَاكٍ
“Satu sholat dengan bersiwak lebih baik daripada 70 sholat tanpa siwak”.

Nabi Muhammad SAW bersabda :
مَازَالَ جِبْرِيْلُ يُوْصِيْنِيْ بِالسِّوَاكِ حَتَّى خَشِيْتُ اَنْ يَدْرَدَنَّ اَسْنَانِيْ
“Tidak henti-hentinya Malaikat Jibril berwasiat kepadaku dengan bersiwak sehingga aku khawatir jika siwak akan merontokkan gigi-gigiku”.

Nabi Muhammad SAW bersabda :
اُمِرْتُ بِالسِّوَاكِ حَتَّى خِفْتُ عَلَى اَسْنَانِيْ
“Aku diperintah dengan (agar) bersiwak sehingga aku takut atas gigi-gigiku (4)”.

Catatan (4) :
Saking sering perintah untuk bersiwak, Nabi Muhammad SAW seolah khawatir gigi-gigi beliau rontok. Ini merupakan kalimat kiasan yang menunjukkan pentingnya memakai siwak.

Baca juga kumpulan bab dari terjemah bahasa Indonesia Kitab Lubabul Hadist : Terjemah Kitab Lubabul Hadist Bahasa Indonesia.

Posting Komentar

1 Komentar

~ Berkomentarlah dengan baik dan sopan !!! ~
1. Jika ada kesalahan penulisan atau kesalahan terjemah, saran dan masukan Anda adalah shodaqoh bagi kami,
2. Saya akan merasa terbantu jika Anda menjelaskan lebih detail tentang kesalahannya, misalnya pada kalimat apa, bab apa, dan sebagainya
Terima kasih

  1. Alhamdulillah. Terimakasih, ustadz. Terjemahan antum sangat bermanfaat.

    BalasHapus
Posting Komentar