Terjemah Kitab Lubabul Hadist Bahasa Indonesia, Bab Ke-7 Keutamaan Siwak

Terjemah Kitab Lubabul Hadist Bahasa Indonesia, Bab Ketujuh Keutamaan Siwak

Bab Ketujuh Menerangkan Keutamaan Siwak

Nabi Muhammad SAW bersabda :
رَكْعَتَانِ بِسِوَاكٍ خَيْرٌ مِنْ سَبْعِيْنَ رَكْعَةً بِغَيْرِ سِوَاكٍ
“Sholat 2 rokaat dengan bersiwak lebih baik daripada sholat 70 rokaat tanpa bersiwak”.

Nabi Muhammad SAW bersabda :
تَسَوَّكُوْا فَاِنَّ السِّوَاكَ مَطْهَرَةٌ لِلْفَمِّ مَرْضَاةٌ لِلرَّبِّ
“Bersiwaklah kamu sekalian, karena sesungguhnya siwak itu bisa menyucikan mulut, juga diridlohi Tuhan”.

Nabi Muhammad SAW bersabda :
سِتَّةٌ مِنْ سُنَنِ الْمُرْسَلِيْنَ الْحَيَاءُ وَالْحِلْمُ وَالْحِجَامَةُ وَالسِّوَاكُ وَالتَّعَطُّرُ وَكَثْرَةُ الْاَزْوَاجِ
“Ada 6 perkara dari sunnah-sunnah para rosul, yaitu rasa malu, sabar, berbekam, bersiwak, memakai wangi-wangi, dan memperbanyak istri”.

Nabi Muhammad SAW bersabda :
ثَلَاثَةٌ وَاجِبَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ الْغُسْلُ يَوْمَ الْجُمْعَةِ وَالسِّوَاكُ وَمَسُّ الطِّيْبِ
“Ada 3 perkara wajib (1) bagi setiap muslim, yaitu mandi di hari Jum’at, bersiwak, dan memakai wangi-wangi”.

Catatan (1) :
Dalam syarah (keterangan) Kitab Lubabul Hadist, yaitu Kitab Tanqihul Qoul oleh Syekh Nawawi Al-Banteni dijelaskan bahwa perkara wajib itu bukan wajib ain atau wajib kifayah tetapi sunnah muakkad.

Nabi Muhammad SAW bersabda :
طَيِّبُوْا اَفْوَاهَكُمْ بِالسِّوَاكِ فَاِنَّهُ طَرِيْقُ الْقُرْآنِ
“Harumkanlah mulutmu sekalian dengan bersiwak, karena sesungguhnya bersiwak adalah jalan Al-Qur’an”.

Nabi Muhammad SAW bersabda :
رَحِمَ اللهُ الْمُتَخَلِّلِيْنَ مِنْ اُمَّتِيْ فِى الْوُضُوْءِ وَالطَّعَامِ
“Semoga Allah merohmati orang-orang yang menyela-nyela dari umatku di dalam wudlu (2) dan makanan (3)”.

Catatan (2) :
Menyela-nyela jenggot yang lebat, jari tangan, jari kaki, dan telinga ketika berwudlu. Menyela-nyela lipatan-lipatan anggota tubuh, rambut, dan jenggot ketika mandi janabah. Juga menyela-nyela gigi ketika bersiwak.
Catatan (3) :
Menyela-nyela atau mengelamuti atau membersihkan jari-jari tangan dengan mulut sesudah makan, ini berguna agar sisa-sisa makanan yang ada di jari tidak terbuang sia-sia.

Nabi Muhammad SAW bersabda :
لَا تُخَلِّلُوْا بِالاٰسِ وَالرَّيْحَانِ وَالقَصَبِ فَاِنَّهُ يُوْرِثُ الْاِكْلَةَ
“Janganlah kamu sekalian menyela-nyela gigi dengan kayu as, kayu roihan, dan kayu bambu karena hal itu bisa menyebabkan rontoknya gigi (terluka dan infeksi)”.

Nabi Muhammad SAW bersabda :
صَلَاةٌ بِسِوَاكٍ خَيْرٌ مِنْ سَبْعِيْنَ صَلَاةً بِغَيْرِ سِوَاكٍ
“Satu sholat dengan bersiwak lebih baik daripada 70 sholat tanpa siwak”.

Nabi Muhammad SAW bersabda :
مَازَالَ جِبْرِيْلُ يُوْصِيْنِيْ بِالسِّوَاكِ حَتَّى خَشِيْتُ اَنْ يَدْرَدَنَّ اَسْنَانِيْ
“Tidak henti-hentinya Malaikat Jibril berwasiat kepadaku dengan bersiwak sehingga aku khawatir jika siwak akan merontokkan gigi-gigiku”.

Nabi Muhammad SAW bersabda :
اُمِرْتُ بِالسِّوَاكِ حَتَّى خِفْتُ عَلَى اَسْنَانِيْ
“Aku diperintah dengan (agar) bersiwak sehingga aku takut atas gigi-gigiku (4)”.

Catatan (4) :
Saking sering perintah untuk bersiwak, Nabi Muhammad SAW seolah khawatir gigi-gigi beliau rontok. Ini merupakan kalimat kiasan yang menunjukkan pentingnya memakai siwak.

Baca juga kumpulan bab dari terjemah bahasa Indonesia Kitab Lubabul Hadist : Terjemah Kitab Lubabul Hadist Bahasa Indonesia.