Terjemah Kitab Ala La Tanalul Ilma Bahasa Indonesia

Terjemah Kitab Ala La Tanalul Ilma Bahasa Indonesia

Kitab Ala La  Tanalul Ilma merupakan kitab kecil sederhana yang sering dikaji di berbagai madrasah diniyah dan pondok pesantren sebagai dasar penting bagi anak dalam menuntut ilmu, bahkan pada tahun dibawah 2000 kitab ini juga menjadi salah satu mata pelajaran (muatan lokal) di sekolah madrasah islam.

Kitab ala la tanalul ilma ini merupakan karya tulis oleh para ustadz dan guru-guru besar Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri - Jawa Timur. Di dalamnya menjelaskan tentang fadhilah dan adab dalam menuntut ilmu. Tentu saja ini sangat penting dalam memberikan pondasi bagi anak usia dini akan pentingnya ilmu, khususnya ilmu agama.

Isi dalam kitab ala la tanalul ilma adalah berupa syair nadhom yang disastrakan dari beberapa hadist, dawuh ulama’, dan para anbiya’. Dan berikut ini adalah terjemah kitab ala la tanalul ilma dalam bahasa Indonesia :

Berkenan ? silahkan : Download Kitab Ala La Tanalul Ilma dan Terjemah Indonesia (PDF).


Terjemah Kitab Ala La Tanalul Ilma Bahasa Indonesia :

اَلَا لَا تَنَالُ الْعِلْمَ اِلَّا بِسِتَّةٍ # سَأُنْبِيْكَ عَنْ مَجْمُوْعِهَا بِبَيَانِ

Ingatlah bahwa kamu tidak akan memperoleh ilmu kecuali dengan enam perkara

Aku akan menceritakan kepadamu tentang kesemuanya dengan jelas.

ذُكَاءٍ وَحِرْصٍ وَاصْطِبَارٍ وَبُلْغَةٍ # وَاِرْشَادِ اُسْتَاذٍ وَطُوْلِ زَمَانِ

Yaitu pandai, loba (memiliki minat besar), sabar, memiliki modal,

Petunjuk (pengajaran) guru, dan waktu yang lama.

عَنِ الْمَرْءِ لَا تَسْئَلْ وَسَلْ عَنْ قَرِيْنِهِ # فَاِنَّ الْقَرِيْنَ بِالْمُقَارِنِ يَقْتَدِىْ

Janganlah kamu bertanya tentang seseorang, dan tanyakanlah tentang temannya,

Karena sesungguhnya teman akan mengikuti orang yang menjadi temannya.

فَاِنْ كَانَ ذَا شَرٍّ فَجَنِّبْهُ سُرْعَةً # وَاِنْ كَانَ ذَا خَيْرٍ فَقَارِنْهُ تَهْتَدِى

Jemudian jika dia memiliki akhlaq yang buruk maka jauhilah dengan cepat,

Dan jika dia memiliki akhlaq yang baik maka bertemanlah dengannya, kamu akan mendapatkan petunjuk.

تَعَلَّمْ فَاِنَّ الْعِلْمَ زَيْنٌ لِأَهْلِهِ # وَفَضْلٌ وَعِنْوَانٌ لِكُلِّ الْمَحَامِدِ

Belajarlah karena sesungguhnya ilmu itu menjadi penghias bagi pemiliknya,

Dan juga menjadi anugerah dan tanda dari setiap akhlaq yang terpuji.

وَكُنْ مُسْتَفِيْدًا كُلَّ يَوْمٍ زِيَادَةً # مِنَ الْعِلْمِ وَاسْبَحْ فِيْ بُحُوْرِ الْفَوَائِدِ

Jadilah orang yang mampu mengambil faidah di setiap hari, lagi bertambah,

(Bertambah) ilmunya, dan berenanglah di lautan-lautan faidah.

تَفَقَّهْ فَاِنَّ الْفِقْهَ اَفْضَلُ قَائِدٍ # اِلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوٰى وَاَعْدَلُ قَاصِدِ

Mengajilah fiqih karena sesungguhnya fiqih adalah penuntun yang lebih utama,

Pada kebaikan dan taqwa, dan (fiqih) merupakan tujuan yang lebih selaras.

هُوَا الْعِلْمُ الْهَادِىْ اِلَى سَنَنِ الْهُدَى # هُوَ الْحِصْنُ يُنْجِى مِنْ جَمِيْعِ الشَّدَائِدِ

Ia adalah ilmu yang menjunjukkan kepada jalan-jalan petunjuk,

Ia adalah benteng yang menyelamatkan dari semua kesensaraan.

فَاِنَّ الْفَقِيْهَ وَاحِدًا مُتَوَرِّعًا # اَشَدُّ عَلَى الشَّيْطَانِ مِنْ اَلْفِ عَابِدِ

Maka sesungguhnya satu orang yang pandai fiqih yang wirai (berhati-hati pada perkara haram),

Lebih berat godaannya bagi syetan dari pada seribu abid (orang yang beribadah).

فَسَادٌ كَبِيْرٌ عَالِمٌ مُتَهَتِّكٌ # وَاَكْبَرُ مِنْهُ جَاهِلٌ مُتَنَسِّكُ

Kerusakan yang besar adalah seorang alim yang tidak melakukan (tidak mempraktekkan ilmunya),

Tetapi lebih besar daripada hal itu adalah orang bodoh yang melakukan (ibadah).

هُمَا فِتْنَةٌ فِى الْعَالَمِيْنَ عَظِيْمَةٌ # لِمَنْ بِهِمَا فِيْ دِيْنِهِ يَتَمَسَّكُ

Keduanya adalah fitnah yang besar di alam semesta,

Bagi seseorang yang berpegangan dengan keduanya di dalam agamanya.

تَمَنَّيْتَ اَنْ تُمْشِى فَقِيْهًا مُنَاظِرًا # بِغَيْرِ عَنَاءٍ وَالْجُنُوْنُ فُنُوْنُ

Kamu berharap untuk menjadi ahli fiqih yang mengawasi (waspada),

Tanpa kesulitan, dan kegilaan itu bermacam-macam.

وَلَيْسَ اكْتِسَابُ الْمَالِ دُوْنَ مَشَقَّةٍ # تَحَمَّلُهَا فَالْعِلْمُ كَيْفَ يَكُوْنُ

 Dan tiada pencarian harta tanpa kesukaran,

Yang mana kamu menanggungnya, maka (mencari) ilmu pun begitu adanya.

اِذَا تَمَّ عَقْلُ الْمَرْءِ قَلَّ كَلَامُهُ # وَاَيْقِنْ بِحُمْقِ الْمَرْءِ اِنْ كَانَ مُكْثِرًا

Apabila telah sempurna akal seseorang, maka sedikitlah bicaranya,

Dan yakinlah atas kebodohan seseorang jika dia banyak bicara.

يَمُوْتُ الْفَتَى مِنْ عَثْرَةٍ مِنْ لِسَانِهِ # وَلَيْسَ يَمُوْتُ الْمَرْءُ مِنْ عَثْرَةِ الرِّجْلِ

Pemuda akan mati karena terpeleset lisannya,

Dan tidaklah seseorang mati karena terpeleset kaki.

فَعَثْرَتُهُ مِنْ فِيْهِ تَرْمِى بِرَأْسِهِ # وَعَثْرَتُهُ بِالرِّجْلِ تَبْرَى عَلَى الْمَهْلِ

Terpelesetnya karena mulut maka kamu akan memukul kepalanya,

Sedangkan terpelesetnya kaki akan sembuh (lukanya) sesuai berjalannya waktu.

اَخُو الْعِلْمِ حَيٌّ خَالِدٌ بَعْدَ مَوْتِهِ # وَاَوْصَالُهُ تَحْتَ التُّرَابِ رَمِيْمُ

Saudaranya ilmu (orang yang memiliki ilmu) itu hidup langgeng setelah matinya,

Dan (meskipun) bagian-bagian tubuhnya di bawah tanah menjadi busuk.

وَذُوْ الْجَهْلِ مَيْتٌ وَهُوَ يَمْشِى عَلَى الثَّرَى # يَظُنُّ مِنَ الْاَحْيَاءِ وَهُوَ عَدِيْمٌ

Dan orang bodoh itu (seperti) mati sedangkan dia berjalan di atas permukaan bumi,

Dia menyangka termasuk orang yang hidup, padahal dia adalah tidak ada (mati).

لِكُلٍّ اِلَى سَأْوِ الْعُلَى حَرَكَاتٌ # وَلٰكِنْ عَزِيْزٌ فِى الرِّجَالِ ثَبَاتٌ

Bagi setiap orang yang menuju pada derajat luhur ada pergerakan hati,

Tetapi kemuliaan di kalangan orang-orang itu tetap.

اِذَا كُنْتَ فِيْ قَوْمٍ فَصَاحِبْ خِيَارَهُمْ # وَلَا تَصْحَبِ الْاَرْدَى فَتَرْدَى مَعَ الرَّدِى

Tatkala kamu berada di sebuah kaum, maka bertemanlah dengan sebaik-baik dari mereka,

Dan jangan berteman dengan seburuk-buruk dari mereka, maka kamu akan dianggap buruk bersama orang-orang yang buruk.

اُقَدِّمُ اُسْتَاذِيْ عَلَى نَفْسِ وَالِدِيْ # وَاِنْ نَالَنِيْ مِنَ وَالِدِي الْفَضْلُ وَالشَّرَفْ

Aku mendahulukan guruku daripada ayahku (orangtua) sendiri,

Dan meskipun aku telah memperoleh anugerah dan kemuliaan dari ayahku (orangtua).

فَذَاكَ مُرَبِّ الرُّوْحِ وَالرُّوْحُ جَوْهَرٌ # وَهٰذَا مُرَبِّ الْجِسْمِ وَالْجِسْمُ كَالصَّدَفْ

Guru itu adalah orang yang mendidik ruh, dan ruh adalah permata,

Sedangkan ayah adalah orang yang mendidik raga (badan) dan raga adalah rumah kerang (tempat permata).

رَأَيْتُ اَحَقَّ الْحَقِّ حَقَّ الْمُعَلِّمِ # وَاَوْجَبَهُ حِفْظًا عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ

Aku telah melihat (meyakini) perkara yang paling hak yaitu hak seorang pengajar (yang mengajarkan kebenaran),

Dan perkara yang lebih wajib dijaga bagi setiap muslim.

لَقَدْ حَقَّ اَنْ يُهْدَى اِلَيْهِ كَرَامَةً # لِتَعْلِيْمِ حَرْفٍ وَاحِدٍ اَلْفُ دِرْهَمِ

Sungguh sangat berhak untuk dihadiahkan kepadanya (guru) sebagai bentuk kemuliaan,

Karena telah mengajarkan satu huruf (diberi hadiah dengan) seribu dirham.

اَرَى لَكَ اَنْ تَشْتَهِيَ اَنْ تُعِزَّهَا # فَلَسْتَ تَنَالُ الْعِزَّ حَتَّى تُذِلَّهَا

Aku melihatmu bahwa kamu berkeinginan untuk memuliakan diri sendiri,

Maka kamu tidak akan memperoleh kemuliaan sehingga kamu menghina diri sendiri.

اِذَا سَاءَ فِعْلُ الْمَرْءِ سَاءَ ظُنُوْنُهُ # وَصَدَّقَ مَا يَعْتَادُهُ مِنْ تَوَهُّمِ

Tatkala buruk tindakan seseorang, maka buruklah prasangkanya,

Dan dia membenarkan prasanka yang dia biasakan.

فَمَا النَّاسُ اِلَّا وَاحِدٌ مِنْ ثَلَاثَةٍ # شَرِيْفٌ وَمَشْرُوْفٌ وَمِثْلٌ مُقَاوِمُ

Maka tidak ada manusia kecuali (mereka memiliki) satu dari tiga sifat,

Orang mulia, orang yang dimuliakan, dan seperti orang yang digauli.

فَاَمَّا الَّذِيْ فَوْقِيْ فَأَعْرِفُ قَدْرَهُ # وَاَتْبَعُ فِيْهِ الْحَقَّ وَالْحَقُّ لَازِمُ

Adapun orang yang di atasku, maka aku mengetahui derajatnya,

Dan aku mengikuti kebenaran di dalamnya, dan (karena) kebenaran itu pasti.

فَاَمَّا الَّذِيْ مِثْلِيْ فَاِنْ زَلَّ اَوْ هَفَا # تَفَضَّلْتُ اِنَّ الْفَضْلَ بِالْفَخْرِ حَاكِمُ

Adapun orang yang sepadan denganku, jika dia berbuat salah atau bersalah,

Maka aku akan memberikan anugerah karena sesungguhnya anugerah dengan kebahagiaan adalah kebijaksanaan.

فَاَمَّا الَّذِيْ دُوْنِيْ فَاَحْلَمُ دَائِبًا # أَصُوْنُ بِهِ عِرْضِيْ وَاِنْ لَامَ لَائِمُ

Adapun orang yang berada di bawahku, maka aku akan sabar (menganggap semua) seperti biasa,

Aku menjaga kehormatanku dan meskipun seseorang mencela

دَعِ الْمَرْءَ لاَتُجْزِ عَلَى سُوْءِ فِعْلِهِ # سَيَكْفِيْهِ مَا فِيْــــهِ وَمَا هُوَ فَاعِلُهُ

Tinggalkan seseorang, (jika dia menyakitimu) jangan membalas atas perbuatan buruknya,

Akan mencukupi apapun sifat yang ada di dalam dirinya dan apapun yang mana dia melakukannya.

أَلَيْسَتْ مِنَ الْخُسْرَانِ اَنَّ لَيَالِيَا # تَمُرُّ بِلَا نَفْعٍ وَتُحْسَبُ مِنْ عُمْرِىْ

Tidakkah sebuah kerugian, (jika) sesungguhnya malam-malam,

Berlalu tanpa adanya manfaat sedangkan tetap terhitung umurku.

تَعَلَّمْ فَلَيْسَ الْمَرْءُ يُوْلَدُ عَالِمًا # وَلَيْسَ أَخُوْ عِلْمٍ كَمَنْ هُوَ جَاهِلُ

Belajarlah karena seseorang tidak dilahirkan sebagai orang yang alim,

Dan tidaklah saudara ilmu (orang yang memiliki ilmu) seperti orang yang bodoh.

تَغَرَّبْ عَنِ اْلاَوْطَانِ فِى طَلَبِ الْعُلَا # وَسَافِرْ فَفِى اْلاَسْفَارِ خَمْسُ فَوَائِـدِ

Berkelanalah dari negara-negara dalam mencari keluhuran,

Dan jadi musafir karena di dalam perjalanan ada lima faidah.

تَفَرُّجُ هَــمٍّ وَاكْتِسَابُ مَعِيْشَةٍ # وَعِلْمٌ وَآدَابٌ وَصُحْبَةُ مَاجِدِ

Yaitu hilangnya keprihatinan, mencari penghidupan,

Menambah ilmu, memperoleh adab, dan medapatkan teman yang mulia.

وَاِنْ قِيْلَ فِى اْلاَسْفَارِ ذُلٌّ وَغُرْبَــهٌ # وَقَطْـعُ فَيَـافٍ وَارْتِكَابُ شَدَائِدَ

Dan meskipun dikatakan di dalam perjalanan ada kehinaan dan perantauan,

Memotong (menerjang) belantara, dan menjalani kesensaraan.

فَمَوْتُ الْفَتَى خَيْرٌ لَهُ مِنْ حَيَاتِهِ # بِدَارِ هَوَانٍ بَيْنَ وَاشٍ وَحَاسِدٍ

Maka kematian seorang pemuda lebih baik baginya (pemuda itu) daripada hidupnya,

Di dalam rumah perkumpulan antara orang yang adu domba dan orang yang dengki.

Berkenan ? silahkan : Download Kitab Ala La Tanalul Ilma dan Terjemah Indonesia (PDF).

Wallahu a'lam bis showab.