Hidayatul Mustafid - (8) Sifat Huruf dan Pembagian Waqaf


فَصْلٌ فِيْ بَيَانِ صِفَاتِ الْحُرُوْفِ

Fasal Tentang Penjelasan Sifat-Sifat Huruf

س : مَا مَعْنَى الصِّفَةِ لُغَةً وَاِصْطِلَاحًا

ج : الصِّفَةُ لُغَةً مَا قَامَ بِالشَّيْءِ مِنَ الْمَعَانِى كَالْعِلْمِ وَالسَّوَادِ، وَاِصْطِلَاحًا كَيْفِيَّةٌ عَارِضَةٌ لِلْحَرْفِ عِنْدَ حُصُوْلِهِ فِى الْمَخْرَجْ مِنَ الْجَهْرِ وَالرَّخَاوَةِ وَالْهَمْسِ وَالشِّدَّةِ وَنَحْوِهَا

Soal :
Apa makna sifat secara bahasa dan istilah ?

Jawab :
Sifat menurut bahasa adalah sesuatu yang berdiri karena adanya sesuatu lain yang berupa hakekat makna sesuatu itu, seperti ilmu dan warna hitam. Sedangkan menurut istilah adalah keadaan yang tampak pada huruf ketika keluar dari makhrajnya, baik berupa Sifat Jahr, Sifat Rakhowah, Sifat Hams, Sifat Syiddah, dan lainnya.

س : كَمْ هِيَ صِفَاتُ الْحُرُوْفِ

ج : هِيَ سَبْعَةَ عَشَرَ عَلَى الْمُخْتَارِ

Soal :
Berapa sifat-sifat huruf ?

Jawab :
Yaitu ada 17 sifat yang terpilih.

س : اِلَى كَمْ قِسْمٍ تَنْقَسِمُ هٰذِهِ الصِّفَاتِ

ج : تَنْقَسِمُ اِلَى قِسْمَيْنِ قِسْمٌ لَهُ ضِدٌّ وَهُوَ خَمْسَةٌ وَضِدُّهُ كَذٰلِكَ وَقِسْمٌ لَا ضِدَّ لَهُ وَهُوَ سَبْعٌ

Soal :
Pada berapa bagian sifat-sifat ini terbagi ?

Jawab :
Terbagi pada 2 bagian, yaitu sifat yang memiliki lawan, yaitu ada lima sifat dan lawannya juga seperti itu (lawannya ada 5, jadi ada 10) dan sifat yang tidak memiliki lawan, yaitu ada 7 sifat.

س : مَا هِيَ ذَوَاتُ الْاَضْدَادِ

ج : ذَوَاتُ الْاَضْدَادِ : الْجَهْرِ وَضِدُّهُ الْهَمْسُ وَالشِّدَّةُ وَضِدُّهَا الرَّخَاوَةُ وَمَا بَيْنَهُمَا وَالْاِسْتِعْلَاءُ وَضِدُّهُ الْاِسْتِفَالُ وَالْاِطْبَاقُ وَضِدُّهُ الْاِنْفِتَاحُ وَالْاِذْلَاقُ وَضِدُّهُ الْاِصْمَاتُ

Soal :
Apa itu sifat-sifat yang memiliki lawan ?

Jawab :
Sifat-sifat yang memiliki lawan adalah Sifat Jahr dan lawannya adalah Sifat Hams, sifat Syiddah dan lawannya adalah Sifat Rakhowah dan sifat yang ada di antara keduanya (Sifat Syiddah dan Sifat Rakhowah), Sifat Isti'la' dan lawannya adalah Sifat Istifal, Sifat Ithbaq dan lawannya adalah Sifat Infitah, Sifat Idl'laq dan lawannya adalah Sifat Ishmat.

س : مَا هِيَ الصِّفَاتُ الَّتِيْ لَا اَضْدَادَ لَهَا

ج : هِيَ الصَّفِيْرُ وَالْقَلْقَلَةُ وَاللِّيْنُ وَالْاِنْحِرَافُ وَالتَّكْرِيْرُ وَالتَّفَشِّى وَالْاِسْتِطَالَةُ، فَالْجُملَةُ سَبْعَةٌ فَكُلُّ حَرْفٍ يَأْخُذُ خَمْسَ صِفَاتٍ مِنَ الْمُتَضَادَّةِ، وَاَمَّا غَيْرُ الْمُتَضَادَّةِ فَتَارَةً يَأْخُذُ مِنْهَا صِفَةً اَوْ صِفَتَيْنِ وَتَارَةً لَا يَأْخُذُ شَيْئًا، فَغَايَةُ مَا يَجْتَمِعُ فِى الْحَرِفِ الْوَاحِدِ سَبْعُ صِفَاتٍ الْاِنْحِرَافُ وَالتَّكْرِيْرُ وَالْخَمْسَةُ الْمُتَضَادَّةُ، وَسَيَأْتِى بَيَانُ ذٰلِكَ اِنْ شَاءَ اللّٰهُ تَعَالٰى فِيْ غَيْرِ هٰذِهِ الرِّسَالَةِ فِيْ بَيَانِ مَعَانِى الصِّفَاتِ لَغَةً وَاصْطِلَاحًا وَبَيَانِ تَوْزِيْعِ الصِّفَاتِ عَلَى مَوْصُوْفِهَا

Soal :
Apa itu sifat-sifat yang tidak memiliki lawan ?

Jawab :
Yaitu Sifat Shofir, Sifat Qalqalah, Sifat Lin, Sifat Inhiraf, Sifat Takrir, Sifat Tafasy'syi, dan Sifat Istithalah, jumlahnya ada 7 sifat. Setiap huruf mengambil 5 sifat dari sifat yang berlawanan. Adapun sifat yang tidak berlawanan, maka dalam satu masa, setiap huruf mengambil satu atau 2 sifat dari sifat yang tida berlawanan. Dan dalam masa yang lain, huruf itu tidak mengambil apapun.

Kesimpulan akhir adalah dalam satu huruf ada 7 sifat, yaitu Sifat Inhiraf, Sifat Takrir, dan 5 sifat yang memiliki lawan. Penjelasan tentang itu inya'allah akan dijelasakan di lain risalah ini (di lain kitab ini) di dalam penjelasan mengenai makna sifat-sifat huruf baik secara bahasa maupun istilah dan penjelasan bagian sifat-sifat berdasarkan maushufnya (huruf yang disifatinya).


فَصْلٌ فِيْ بَيَانِ اَقْسَامِ الْوَقْفِ

Fasal Tentang Penjelasan Mengenai Pembagian Waqaf

س : اِلَى كَمْ قِسْمٍ تَنْقَسِمُ الْاَوْقَافُ الَّتِيْ يَقِفُ عَلَيِهَا التَّالِى لِلْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ

ج : تَنْقَسِمُ اِلَى اَرْبَعَةِ اَقْسَامٍ : تَامٍّ وَكَافٍ وَحَسَنٍ وَقَبِيْحٍ

Soal :
Pada berapa bagian, waqaf yang diwaqafkan oleh orang yang membaca Al-Qur'an itu terbagi ?

Jawab :
Terbagi pada 4 bagian, yaitu Waqaf Tam (sempurna), Waqaf Kaf (cukup), Waqaf Hasan (baik), dan Waqaf Qabih (buruk).

س : مَا هُوَ الْوَقْفُ التَّامُّ

ج : هُوَ الْوَقْفُ عَلَى كَلِمَةٍ لَمْ يَتَعَلَّقْ مَا بَعْدَهَا بِهَا وَلَا بِمَا قَبْلَهَا لَفْظًا وَلَا مَعْنًى كَالْوَقْفِ عَلَى الْمُفْلِحُوْنَ

Soal :
Apa itu Waqaf Tam ?

Jawab :
Yaitu waqaf (berhenti) pada kalimat yang tidak berhubungan dengan kalimat sesudahnya dan tidak pula berhubungan pada kalimat sebelumnya, baik berhubungan secara lafadz maupun maknanya, seperti waqaf pada kalimat (Surat Al-Baqarah ayat 5) :

الْمُفْلِحُوْنَ

س : مَا هُوَ الْوَقْفُ الْكَافِى

ج : هُوَ الْوَقْفُ عَلَى كَلِمَةٍ لَمْ يَتَعَلَّقْ مَا بَعْدَهَا بِهَا وَلَا بِمَا قَبْلَهَا لَفْظًا بَلْ مَعْنًى فَقَطْ عَلَى قَوْلِهِ لَا يُؤْمِنُوْنَ فِيْ اَوَّلِ الْبَقَرَةِ، لِاَنَّهَا مَعَ مَا بَعْدَهَا وَهُوَ خَتَمَ اللّٰهُ مُتَعَلِّقٌ بِالْكَافِرِيْنَ

Soal :
Apa itu waqaf kaf ?

Jawab :
Yaitu waqaf (berhenti) pada kalimat yang tidak berhubungan dengan kalimat sesudahnya dan tidak pula berhubungan pada kalimat sebelumnya, hanya berhubungan secara lafadz namun tidak berhubungan dengan maknanya saja. Seperti pada Firman Allah :

لَا يُؤْمِنُوْنَ

pada awal Surat Baqarah (ayat 6) karena ayat itu bersamaan dengan ayat sesudahnya (ayat 7), yaitu :

خَتَمَ اللّٰهُ

masih berhubungan makna dengan ayat (ayat 19) :

بِالْكَافِرِيْنَ

س : مَا هُوَ الْوَقْفُ الْحَسَنُ

ج : هُوَ الْوَقْفُ عَلَى كَلِمَةٍ تَعَلَّقَ مَا بَعْدَهَا بِهَا وَبِمَا قَبْلَهَا لَفْظًا بِشَرْطِ تَمَامِ الْكَلَامِ عِنْدَ تِلْكَ الْكَلِمَةِ، كَالْوَقْفِ عَلَى الْحَمْدُ لِلّٰهِ فِى الْفَاتِحَةِ لِاَنَّ رَبِّ صِفَةٌ لَهُ مُتَعَلِّقٌ مَا بَعْدَ الْكَلِمَةِ الْمَوْقُوْفِ عَلَيْهَا بِهَا لَفْظًا وَكَالْوَقْفِ عَلَى عَلَيْهِمْ اَلْاَوَّلِ فِى الْفَاتِحَةِ لِاَنَّ غَيْرِ صِفَةٌ لِلَّذِيْنَ اَوْ بَدَلٌ مِنْهُ

Soal :
Apa itu waqaf hasan ?

Jawab :
Yaitu waqaf pada kalimat yang berhubungan dengan kalimat sesudahnya dan kalimat sebelumnya dengan syarat kalimatnya sempurna ketika waqaf pada kalimat itu. Seperti waqaf pada kalimat :

الْحَمْدُ لِلّٰه

pada Surat Fatihah, karena kalimat :

رَبِّ

adalah sifatnya (sifat dari kalimat "لِلّٰه") yang mana kalimat sesudahnya masih berhubungan dengan kalimat yang telah diwaqafkan dalam segi lafadznya.

Seperti juga waqaf pada kalimat :

عَلَيْهِمْ

yang pertama dari Surat Fatihah, karena lafadz :

غَيْرِ

adalah sifat pada kalimat :

الَّذِيْنَ

atau (kalimat "غَيْرِ") merupakan badal dari kalimat itu (kalimat "الَّذِيْنَ").

س : مَا هُوَ الْوَقْفُ الْقَبِيْحُ

ج : هُوَ الْوَقْفُ عَلَى لَفْظٍ غَيْرِ مُفِيْدٍ لِعَدَمِ تَمَامِ الْكَلَامِ وَقَدْ تَعَلَّقَ مَا بَعْدَهُ بِمَا قَبْلَهُ لَفْظًا وَمَعْنًى، كَالْوَقْفِ عَلَى بِسْمِ مِنْ بِسْمِ اللّٰهِ وَعَلَى الْحَمْدِ مِنَ الْحَمْدُ لِلّٰهِ وَعَلَى مَالِكِ اَوْ يَوْمِ مِنْ مَالِكِ يَوْمِ الدِّيْنِ، لِاَنَّهُ لَا يُعْلَمُ اِلَى اَيِّ شَيْءٍ اُضِيْفَ اَوْ عَلَى كَلَامٍ يُوْهِمُ وَصْفًا لَا يَلِيْقُ بِهِ تَعَالٰى كَمَا سَيَأْتِى بَيَانُهُ اِنْ شَاءَ اللّٰهُ تَعَالٰى فِيْ غَيْرِ هٰذِهِ الرِّسَالَةِ حَيْثُ هٰذِهِ مُخْتَصَرَةٌ

Soal :
Apa itu waqaf qabih ?

Jawab :
Yaitu waqaf pada kalimat yang tidak berfaidah karena tidak adanya sempurnanya kalimat dan kalimat sesudah dan sebelumnya masih berhubungan, baik secara lafadz maupun makna.

Seperti lafadz pada kalimat "بِسْمِ" dari kalimat "بِسْمِ اللّٰهِ"

kalimat "الْحَمْدُ" dari kalimat "الْحَمْدُ لِلّٰهِ"

kalimat "مَالِكِ " atau "يَوْمِ " dari kalimat "مَالِكِ يَوْمِ الدِّيْنِ"

karena tidak diketahui kemana kalimat itu disandarkan atau pada kalimat yang diragukan sifatnya yang tidak patut disandarkan kepada Allah Yang Maha Luhur, sebagaimana keterangannya akan dijelaskan insya'allah di lain risalah ini (di lain kitab ini) karena risalah ini adalah ringkasan.

س : فِيْ كَمْ مَوْضِعٍ يَسْكُتُ حَفْصٌ

ج : يَسْكُتُ فِيْ اَرْبَعَةِ مَوَاضِعَ : الْاَوَّلُ فِيْ سُوْرَةِ الْكَهْفِ قَوْلُهُ تَعَالٰى وَلَمْ يَجْعَلْ لَهُ عِوَجًا ثُمَّ يَسْكُتُ سَكْتَةً لَطِيْفَةً مِنْ غَيْرِ تَنَفُّسٍ وَيَقُوْلُ قَيِّمًا، وَالثَّانِيْ فِيْ سُوْرَةِ يٰسٓ قَوْلُهُ تَعَالٰى مَنْ بَعَثَنَا مِنْ مَرْقَدِنَا ثُمَّ يَسْكُتُ كَمَا تَقَدَّمَ وَيَقُوْلُ هٰذَا، وَالثَّالِثُ فِى الْقِيَامَةِ قَوْلُهُ تَعَالٰى وَقِيْلَ مَنْ ثُمَّ يَسْكُتُ كَذٰلِكَ وَيَقُوْلُ رَاقٍ، وَالرَّابِعُ فِى سُوْرَةِ الْمُطَفِّفِيْنَ قَوْلُهُ تَعَالٰى كَلَّا بَلْ ثُمَّ يَسْكُتُ كَمَا ذُكِرَ وَيَقُوْلُ رَانَ

Soal :
Di berapa tempat Imam Hafs membaca waqaf saktah (diam) ?

Jawab :
Imam Hafs membaca saktah di 4 tempat :

Pertama di Surat Al-Kahfi (ayat 1-2) pada Firman Allah Yang Maha Luhur :

وَلَمْ يَجْعَلْ لَّهُ عِوَجًا

kemudian beliau membaca membaca saktah secara lembut tanpa bernafas dan melanjutkan bacaannya

قَيِّمًا

Kedua, di dalam Surat Yasin (ayat 52) pada Firman Allah Yang Maha Luhur :

مَنْ بَعَثَنَا مِنْ مَرْقَدِنَا

kemudian membaca saktah (diam) sebagaimana yang telah dijelaskan dan melanjutkan bacaannya

هٰذَا

Ketiga, di dalam Surat Al-Qiyamah (ayat 27) pada Firman Allah Yang Maha Luhur :

وَقِيْلَ مَنْ

kemudian membaca sakta sedemikian rupa dan melanjutkan bacaan

رَاقٍ

Keempat, di dalam Surat Al-Muthaffifin (ayat 12) pada Firman Allah Yang Maha Luhur :

كَلَّا ۖ بَلْ

kemudian membaca sakta seperti yang telah dijelaskan dan melanjutkan bacaan

رَانَ


Baca selengkapnya : Terjemah Kitab Hidayatul Mustafid Bahasa Indonesia.