Nadhom Imrithi - (7) Bab Na'at, Bab Athof, Bab Taukid, Bab Badal
Terjemah Kitab Nadhom Imrithi Bahasa Indonesia, Bab Na'at, Bab Athof, Bab Taukid, Bab Badal.
Bab Na'at
Na'at adakalanya merofakkan pada isim dlomir (Na'at Hakiki) # Yang kembali kepada man'utnya, atau merofakkan pada isim dhohir (Na'at Sababi)
Yang pertama (Na'at Hakiki) dari 2 pembagian na'at, ikutkanlah # Pada man'utnya pada empat dari 10 perkara
Catatan :
Maksud dari kata "empat" yaitu pertama dari segi i'robnya (rofak, jer, dan nashob), kedua dari segi jumlahnya (mufrod, tasniyah, dan jamak), ketiga dari segi jenisnya (muannas dan mudzakkar), keempat dari segi keumuman dan kekhususannya (nakiroh dan makrifat). Jika dihitung, semuanya ada 10 perkara yang harus diikuti na'at dari man'utnya.
Yaitu di dalam salah satu dari segi macam-macam i'rob # Termasuk rofak, jer, atau nashob
Demikian pula dari segi mufrad dan segi mudzakkar # Segi lawan keduanya (mufrad lawannya tasniyah dan jamak, sedangkan mudzakkar lawannya muannas), segi makrifat, dan segi nakirohnya
Seperti ucapan kita جَاءَ الْغُلاَمُ اْلفَاضِلُ (telah datang pemuda yang utama) # وَجَاءَ مَعْهُ نِسْوَةٌ حَوَامِلُ (Dan telah datang bersamanya wanita-wanita yang hafal Al-Qur'an)
Yang kedua (Na'at Sababi) dari 2 pembagian na'at, mufrodkan (na'atnya) # Meskipun man'utnya berlalu tanpa mufrod
Jadikan na'at menjadi muannas dan mudzakkar # Sesuai dengan isim dhohir yang telah disebutkan
Contohnya adalah قَدْ جَاءَ حُرَّتَانِ (telah datang dua wanita merdeka) # مُنْطَلِقٌ زَوْجَاهُمَا اْلعَبْدَانِ (yang mana kedua suaminya yang menjadi budak telah pergi)
Contohnya اَتىَ غُلاَمٌ سَائِلَةٌ زَوْجَتُهُ عَنْ دَيْنِهَا الْمُحْتَاجِ لَهُ (telah datang pemuda yang mana istrinya meminta hutangnya yang sangat dibutuhkan oleh pemuda itu.
Bab Athof
Para ulama nahwu mengikutkan ma'tuf dengan ma'tuf alaihnya # Di dalam i'rob yang diketahui
Isim-isim dan fi'il-fi'il sama di dalam # Mengikuti setiap apapun jika diathofkan pada sejenisnya
Dengan wawu (dan), fa' (lalu), اَوْ (atau), اَمْ (atau) ثُمَّ (kemudian) # حَتَّــى (sehingga/sampai) بَلْ (namun/bahkan) لَا (tidak/bukan) لَكِنْ (tetapi) اِمَّا (adakalanya)
Seperti جَاءَ زَيْدٌ ثُمَّ عَمْرٌو، اَكْرِمِ زَيْدًا وَعَمْرًا بِاللِّقَا وَالْمَطْعَمِ (telah datang Zaid kemudian Amr, muliakanlah Zaid dan Amr dengan penyambutan dan penyuguhan makanan
فِئَة ٌلَمْ يَأْكُلُوْا اَوْ يَحْضُرُوْا حَتَّى يَفُوْتَ اَوْ يَزُوْلَ الْمُنْكَرُ (Pasukan/kelompok tidak akan makan dan hadir sampai sirna atau hilanglah kemungkaran)
Bab Taukid
Isim boleh ditaukidi (dikuatkan) # Maka muakkid (isim yang menaukidi) mengikuti muakkad (isim yang ditaukidi)
Di dalam macam-macam i'rob dan makrifatnya, tidak # Nakirohnya, maka muakkad tersepikan dari isim nakiroh
Lafadnya muakkid yang dikenal ada empat # Yaitu نَفْسٌ (diri sendiri) عَيْنٌ (keadaan), kemudian كُلٌّ (setiap) اَجْمَعُ (semua)
Selainnya mengikuti lafadz اَجْمَعُ # Termasuk اَكْتَعَ، اَبْتَعَ، اَبْصَعَ
Seperti جَاءَ زَيْدٌ نَفْسُهُ (telah datang Zaid, yaitu dirinya sendiri) قُلْ اَرَى جَيْسَ الْاَمِيْرِ كُلَّهُ تَأَخَّرَا (katakan aku melihat tentara pemimpin semuanya mundur)
طُفْتُ حَوْلَ الْقَوْمِ اَجْمَعِيْنَ (aku berkeliling di sekitar kaum, semuanya) # Dengan diikuti seumpama lafadz اَكْتَعِيْنَ
Jika kamu menaukidi kalimat (dengan selain kalimat taukid yang disebutkan di atas), maka kamu harus mengulanginya # Dengan lafadz kalimat itu, seperti ucapanmu انْتَهَى انْتَهَى (selesai selesai)
Bab Badal
Ketika ada isim dan fi'il yang menyandingi semisalnya # Hukumnya ada pada kalimat kedua, dan disepikan dari athof
Maka jadikan kalimat kedua seperti kalimat pertama di dalam i'robnya # Dengan menggunakan lafadz badal sebagai julukan baginya
Yaitu Badal Kullun (semua), Badal Ba'dun (sebagian), Badal Isytimal (mencakup), Badan Gholath (kekeliruan) # Demikian juga Badal Idhrob (mencakup), maka badal dikategorikan menjadi 5 macam
Seperti جَاءَنِيْ زَيْدٌ اَخُوْكَ (telah datang kepadaku, Zaid, saudaramu) dan اَكَلَ عِنْدِيْ رَغِيْفًا نِصْفَهُ (dia memakan roti di sebelahku, yaitu separuh roti)
قَدْ وَصَلَ اِلَيَّ زَيْدٌ عِلْمُهُ الَّذِىْ دَرَسْ (telah sampai kepadaku Zaid, yaitu ilmunya yang mana dia belajar) # قَدْ رَكِبْتُ الْيَوْمَ بَكْرًا الْفَرَشَ (Pada hari ini, aku telah menaiki Bakar, yaitu kudanya)
Catatan :
Contoh diurutkan berdasarkan pembagian lima badal di atas. Adapun perbedaan badal Gholath dan Badal Idhrob, bisa dilanjut bait selanjutnya.
(Lihat contoh keempat) Jika kamu mengatakan Bakar tanpa kesengajaan, maka disebut Badal Gholath (kekeliruan) # Atau kamu mengatakan Bakar dengan sengaja maka disebut badal Idhrob saja.
Badal fi'il dari mubdal minhu fi'il, seperti مَنْ يُؤْمِنْ يُثَبْ يَدْخُلْ جِنَانًا لَمْ يَنَلْ فِيْهَا تَعَبٌ (barang siapa beriman, maka dia akan diganjar, memasuki surga-surga, tidak memperoleh kesusahan di dalamnya)