Safinatun Najah - (3) Bab Sholat Part 2

Safinatun Najah - (3) Bab Tayammum dan Bab Najis

Terjemah Kitab Matan Safinatun Najah Bahasa Indonesia, Bagian 3, Bab Sholat Part 2


Waktu-Waktu Sholat 5 Waktu

فَصْلٌ - أَوْقَاتُ الصَّلَاةِ خَمْسَةٌ : أَوَّلُ وَقْتِ الظُّهْرِ زَوَالُ الشَّمْسِ وَأٰخِرُهُ مَصِيْرُ ظِلِّ الشَّيْءِ مِثْلَهُ غَيْرَ ظِلِّ الْإِسْتِوَاءِ، وَأَوَّلُ وَقْتِ الْعَصْرِ إِذَا صَارَ ظِلُّ كُلِّ شَيْءٍ مِثْلَهُ وَزَادَ قَلِيْلًا وَأٰخِرُهُ عِنْدَ غُرُوْبُ الشَّمْسِ، وَأَوَّلُ وَقْتِ الْمَغْرِبِ غُرُوْبُ الشَّمْسِ وَأٰخِرُهُ غُرُوْبُ الشَّفَقِ الْأَحْمَرِ، وَأَوَّلُ وَقْتِ الْعِشَاءِ غُرُوْبُ الشَّفَقِ الْأَحْمَرِ وَأٰخِرُهُ طُلُوْعُ الْفَجْرِ الصَّادِقِ، وَأَوَّلُ وَقْتِ الصُّبْحِ طُلُوْعُ الْفَجْرِ الصَّادِقِ وَأٰخِرُهُ طُلُوْعُ الشَّمْسِ

[Fasal] Waktu-waktu sholat ada 5, yaitu :

1. Awal waktu dhuhur adalah tergelincirnya matahari dan akhir waktu dhuhur adalah jadinya bayang-bayang benda seperti benda itu sendiri, selain bayang-bayang istiwa'

2. Awal waktu ashar adalah tatkala bayangan setiap benda seperti bayangan benda itu dan bertambah sedikit, dan akhir waktu ashar adalah ketika terbenamnya matahari

3. Awal waktu maghrib adalah terbenamnya matahari dan akhir waktu maghrib adalah hilangnya mega merah.

4. Awal waktu isya' adalah hilangnya mega merah dan akhir waktu isya' adalah munculnya fajar shadiq

5. Awal waktu subuh adalah munculnya fajar shadiq dan akhir waktu subuh adalah terbitnya matahari.


Macam-Macam Mega

فَصْلٌ - الْأَشْفَاقُ ثَلَاثَةٌ : أَحْمَرُ وَأَصْفَرُ وَأَبْيَضُ، الْأَحْمَرُ مَغْرِبٌ وَالْأَصْفَرُ وَالْأَبْيَضُ عِشَاءٌ، وَيُنْدَبُ تَأْخِيْرُ صَلَاةِ الْعِشَاءِ إِلٰى أَنْ يَغِيْبَ الشَّفَقُ الْأَصْفَرُ وَالْأَبْيَضُ

[Fasal] Mega ada 3, yaitu :

1. Mega merah

2. Mega kuning

3. Dan mega putih.

Mega merah adalah waktu maghrib, mega kuning dan putih adalah waktu isya'. Dan disunnahkan untuk mengakhirkan waktu isya' sampai hilangnya mega kuning dan mega putih.


Waktu-Waktu Diharamkan Sholat Sunnah

فَصْلٌ - تَحْرُمُ الصَّلَاةُ الَّتِيْ لَيْسَ لَهَا سَبَبٌ مُتَقَدِّمٌ وَلَا مُقَارِنٌ فِيْ خَمْسَةِ أَوْقَاتٍ : عِنْدَ طُلُوْعِ الشِّمْسِ حَتّٰى تَرْتَفِعَ قَدْرَ رُمْحٍ، وَعِنْدَ الْإِسْتِوَاءِ فِيْ غَيْرِ يَوْمِ الْجُمُعَةِ حَتّٰى تَزُوْلَ، وَعِنْدَ الْإِصْفِرَارِ حَتّٰى تَغْرُبَ، وَبَعْدَ صَلَاةِ الصُّبْحِ حَتّٰى تَطْلُعَ الشَّمْسُ، وَبَعْدَ صَلَاةِ الْعَصْرِ حَتّٰى تَغْرُبَ

[Fasal] Haram melakukan sholat yang tidak mempunyai sebab yang mendahului dan tidak diperbolehkan bebarengan di dalam 5 waktu :

1. Ketika terbitnya matahari sampai matahari itu naik kira-kira satu tombak

2. Ketika waktu istiwa’ di selain hari Jum’at, sampai matahari tergelincir

3. Ketika matahari berwarna kekuningan sampai terbenam

4. Setelah sholat subuh sampai terbitnya matahari

5. Dan setelah sholat ashar sampai matahari terbenam


Saktah (Diam Sejenak) Dalam Sholat

فَصْلٌ - سَكَتَاتُ الصَّلَاةِ سِتَّةٌ : بَيْنَ تَكْبِيْرَةِ الْإِحْرَامِ وَدُعَاءِ الْإِفْتِتَاحِ، وَبَيْنَ دُعَاءِ الْإِفْتِتَاحِ وَالتَّعَوُّذِ، وَبَيْنَ الْفَاتِحَةِ وَالتَّعَوُّذِ، وَبَيْنَ أٰخِرِ الْفَاتِحَةِ وَآمِيْنَ، وَبَيْنَ آمِيْنَ وَالسُّوْرَةِ، وَبَيْنَ السُّوْرَةِ وَالرُّكُوْعِ

[Fasal] Saktah (diam sejenak) dalam sholat ada 6, yaitu :

1. Di antara takbiratul ihram dan doa iftitah

2. Di antara doa iftitah dan ta’awudz (bacaan audzubillahi minasy syaithonir rajim)

3. Di antara Surat Fatihah dan ta’awudz

4. Di antara akhir Surat Fatihah dan bacaan amin

5. Di antara bacaan amin dan surat

6. Di antara surat dan ruku’


Bab Tumakninah Dalam Sholat

فَصْلٌ - الْأَرْكَانُ الَّتِيْ تَلْزَمُ فِيْهَا الطُّمَأْنِيْنَةُ أَرْبَعَةٌ : الرُّكُوْعُ وَالْإِعْتِدَالُ وَالسُّجُوْدُ وَالْجُلُوْسُ بَيْنَ السَّجْدَتَيْنِ، الطُّمَأْنِيْنَةُ هِيَ سُكُوْنٌ بَعْدَ حَرَكَةٍ بِحَيْثُ يَسْتَقِرُّ كُلُ عُضْوٍ مَحَلَّهُ بِقَدْرِ سُبْحَانَ اللّٰهِ

[Fasal] Rukun-rukun di dalam sholat yang mewajibkan tumakninah ada 4, yaitu : ruku’, i’tidal, sujud, dan duduk di antara 2 sujud

Tumakninah adalah diam setelah bergerak sekiranya setiap anggota tubuh menempati tempatnya, kira-kira lamanya bacaan “سُبْحَانَ اللّٰهِ”.


Sebab-Sebab Sujud Sahwi

فَصْلٌ - أَسْبَابُ سُجُوْدِ السَّهْوِ أَرْبَعَةٌ : الْأَوَّلُ تَرْكُ بَعْضٍ مِنْ أَبْعَاضِ الصَّلَاةِ أَوْ بَعْضِ الْبَعْضِ، الثَّانِيْ فِعْلُ مَا يُبْطِلُ عَمْدُهُ وَلَا يُبْطلُ سَهْوُهُ إِذَا فَعَلَهُ نَاسِيًا، الثَّالِثُ نَقْلُ رُكْنٍ قَوْلِيٍّ غَيْرِ مَحَلِّهِ، الرَّابِعُ إِيْقَاعُ رُكْنٍ فِعْلِيٍّ مَعَ احْتِمَالِ الزِّيَادِةِ

[Fasal] Sebab-sebab sujud sahwi ada 4, yaitu :

1. Meninggalkan sebagian dari beberapa sunnah ab'adh sholat atau (meninggalkan) sebagian dari satu sunnah ab'adh sholat

2. Melakukan perkara yang membatalkan secara sengaja dan tidak membatalkan secara lupa tatkala ia melakukannya karena lupa (1).

Catatan (1) :
Dalam Kitab Kasyifatus Saja dijelaskan seperti berbicara sebentar, makan sedikit, dan menambahi rokaat karena lupa.

3. Memindahkan rukun qouli (ucapan) pada selain tempatnya (2)

Catatan (2) :
Dalam Kitab Kasyifatus Saja dijelaskan seperti membaca fatihah ketika duduk takhiyat dengan niat membaca fatihah.

4.  Berlangsungnya rukun fi'liyah (perbuatan) bersamaan dengan kemungkinan bertambah (3).

Catatan (3) :
Dalam Kitab Kasyifatus Saja dijelaskan misalnya ragu antara rakaat 3 atau rakaat 4.


Sunnah-Sunnah Ab'adl Sholat

فَصْلٌ - أَبْعَاضُ الصَّلَاةِ سَبْعَةٌ : التَّشَهُّدُ الْأَوَّلُ وَقُعُوْدُهُ وَالصَّلَاةِ عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِيْهِ وَالصَّلَاةُ عَلَى الأٓلِ فِى التَّشَهُدِ الْأَخِيْرِ وَالْقُنُوْتُ وَقِيَامُهُ وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَآلِهِ وَصَحْبِهِ فِيْهِ

[Fasal] Sunnah-sunnah ab'adl sholat ada 7, yaitu :

1. Tasyahhud awal

2. Duduk tasyahhud awal

3. Membaca sholawat Nabi SAW di dalam tasyahhud awal

4. Membaca sholawat kepada keluarga Nabi SAW di dalam tasyahhud akhir

5. Qunut

6. Berdiri di dalam qunud

7. Membaca sholawat dan salam kepada Nabi SAW, keluarga, dan sahabat Beliau di dalam qunut.


Perkara Yang Membatalkan Sholat

فَصْلٌ - تَبْطُلُ الصَّلَاةُ بِأَرْبَعَ عَشَرَةَ خَصْلَةً : بِالْحَدَثِ وَبِوُقُوْعِ النَّجَاسَةِ إِنْ لَمْ تُلْقَ حَالًا مِنْ غَيْرِ حَمْلٍ وَانْكِشَافِ الْعَوْرَةِ إِنْ لَمْ تُسْتَرْ حَالًا وَالنُّطْقِ بِحَرْفَيْنِ أَوْ حَرْفٍ مُفْهِمٍ عَمْدًا وَبِالْمُفَطِّرِ عَمْدًا وَبِالْأَكْلِ الْكَثِيْرِ نَاسِيًا وَثَلَاثِ حَرَكَاتٍ مُتَوَالِيَاتٍ وَلَوْ سَهْوًا وَالْوَثْبَةِ الْفَاحِشَةِ وَالضَّرْبَةِ الْمُفْرِطَةِ وَزِيَادَةِ رُكْنٍ فِعْلِيٍّ عَمْدًا وَالتَّقَدُّمِ عَلٰى إِمَامِهِ بِرُكْنَيْنِ فِعْلِيَيْنِ وَالتَّخَلُّفِ بِهِمَا بِغَيْرِ عُذْرٍ وَنِيَّةِ قَطْعِ الصَّلَاةِ وَتَعْلِيْقِ قَطْعِهَا بِشَيْئٍ وَالتَّرَدُّدِ فِيْ قَطْعِهَا

[Fasal] Sholat bisa batal karena 14 perkara, yaitu :

1. Karena hadats (kecil amupun besar)

2. Karena kejatuhan najis jika najis itu tidak disingkirkan seketika itu tanpa mengembannya

3. (Karena) terbukanya aurat jika aurat itu tidak ditutup seketika itu

4. (Karena) berbicara 2 huruf atau 1 huruf yang bisa difahami secara sengaja

5. Karena perkara yang bisa membatalkan bagi orang yang puasa dengan disengaja (4)

Catatan (4) :
Dalam Kitab Kasyifatus Saja dijelaskan bahwa perkara yang bisa membatalkan puasa juga bisa membatalkan sholat apabila itu disegaja.

6. Makan banyak karena lupa

7. (Karena) tiga gerakan berturut-turut meskipun karena lupa

8. (Karena) lLompatan yang buruk (melompat dengan keras)

9. (Karena) memukul yang bisa membatalkan (memukul secara keras dan melebihi batas)

10. (Karena) menambah rukun fi'liyah secara sengaja

11. (Karena) mendahului imamnya dengan 2 rukun fi'liyah dan ketinggalan 2 rukun fi'liyyah tanpa udzur 

12. (Karena) niat memutus sholat

13. (Karena) menggantungkan putusnya sholat pada sesuatu

14. (Karena) ragu-ragu dalam putusnya sholat.


Sholat Yang Wajib Niat Jadi Imam

فَصْلٌ - الَّذِيْ يَلْزَمُ فِيْهِ نِيَّةُ الْإِمَامَةِ أَرْبَعٌ : الْجُمُعَةُ وَالْمُعَادَةُ وَالْمَنْذُوْرَةُ جَمَاعَةً وَالْمُتَقَدِّمَةُ فِى الْمَطَرِ

[Fasal] Sholat yang wajib niat imam di dalamnya ada 4, yaitu :

1. Sholat Jum'at

2. Sholat Mua'adah (5)

Catatan (5) :
Dalam Kitab Kasyifatus Saja dijelaskan bahwa sholat mu'adah adalah sholat fardlu 5 waktu atau sholat sunnah yang disunnahkan dikerjakan secara berjamaah, keduanya diulangi lagi secara berjamaah karena mengharap pahala.

3. Sholat yang dinadzarkan secara berjamaah

4. Sholat jamak karena hujan.


Syarat-Syarat Menjadi Makmum

فَصْلٌ - شُرُوْطُ الْقُدْوَةِ أَحَدَ عَشَرَ : أَنْ لَا يَعْلَمَ بُطْلَانَ صَلَاةِ إِمَامِهِ بِحَدَثٍ أَوْ غَيْرِهِ وَأَنْ لَا يَعْتَقِدَ وُجُوبَ قَضَائِهَا عَلَيْهِ وَأَنْ لَا يَكُوْنَ مَأْمُوْمًا وَلَا أُمِّيًّا وَأَنْ لَا يَتَقَدَّمَ عَلَيْهِ فِى الْمَوْقِفِ وَأَنْ يَعْلَمَ انْتِقَالَاتِ إِمَامِهِ وَأَنْ يَجْتَمِعَا فِيْ مَسْجِدٍ أَوْ ثَلٰثِمِائَةِ ذِرَاعٍ تَقْرِيْبًا وَأَنْ يَنْوِيَ الْقُدْوَةَ أَوِ الْجَمَاعَةَ وَأَنْ يَتَوَافَقَ نَظْمُ صَلَاتَيْهِمَا وَأَنْ لَا يُخَالِفَهُ فِيْ سُنَّةٍ فَاحِشَةِ الْمُخَالَفَةِ وَأَنْ يُتَابِعَهُ

[Fasal] Syarat-syarat mengikuti imam ada 11, yaitu :

1. Tidak mengetahui batalnya sholat imam karena adanya hadats atau selainnya

2. Tidak menyakini wajibnya mengqadla sholat pada imam itu

3. Imam itu (yang diikuti) bukan seorang makmum

4. Dan (imam yang diikuti) bukan orang yang ummiy (tidak bisa membaca dan menulis)

5. Tidak mendahului imam di tempat berdirinya

6. Mengetahui perpindahan gerakan imamnya

7. Keduanya (imam dan makmum) berkumpul di dalam masjid atau kira-kira 300 dzira' (sekitar 150 meter)

8. Niat mengikuti atau niat berjamaah

9. Susunan sholat keduanya harus sesuai (6)

Catatan (6) :
Maksudnya adalah pergerakan makmum harus sesuai dalam mengikuti pergerakan imam secara berturut-turut sampai selesai sholat.

10. Makmum tidak boleh berselisih dengan imam di dalam sebuah kesunnahan sholat dengan buruknya perselisihan.

11. Makmum harus mengikuti imamnya.


Macam-Macam Boleh Tidaknya Jadi Makmum

فَصْلٌ - صُوَرُ الْقُدْوَةِ تِسْعٌ، تَصِحُّ فِيْ خَمْسٍ : قُدْوَةُ رَجُلٍ بِرَجُلٍ وَقُدْوَةُ امْرَأَةٍ بِرَجُلٍ وَقُدْوَةُ خُنْثٰى بِرَجُلٍ وَقُدْوَةُ امْرَأَةٍ بِخُنْثٰى وَقُدْوَةُ امْرَأَةٍ بِامْرَأَةٍ، وَتَبْطُلُ فِيْ أَرْبَعٍ : قُدْوَةُ رَجُلٍ بِامْرَأَةٍ وَقُدْوَةُ رَجُلٍ بِخُنْثٰى وَقُدْوَةُ خُنْثٰى بِامْرَأَةٍ وَقُدْوَةُ خُنْثٰى بِخُنْثٰى

[Fasal] Macam-macam mengikuti imam ada 9 :

Sah di dalam 5 hal :

1. Laki-laki mengikuti laki-laki

2. Wanita mengikuti laki-laki

3. Waria mengikuti laki-laki

4. Wanita mengikuti waria

5. Wanita mengikuti waria

Dan batal di dalam 4 hal :

1. Laki-laki mengikuti wanita

2. Laki-laki mengikuti waria

3. Waria mengikuti wanita

4. Waria mengikuti waria.


Baca lebih lanjut : Terjemah Kitab Matan Safinatun Najah Bahasa Indonesia.

Demikian

Wallahu a'lam bisshowab,