Terjemah Kitab Lubabul Hadist Bahasa Indonesia, Bab Ke-30 Keutamaan Berbuat Baik Kepada Kedua Orangtua
Bab Ketiga Puluh, Menerangkan Tentang Keutamaan Birrul Walidain (Berbuat Baik Kepada Kedua Orangtua).
Nabi Muhammad SAW bersabda :
رِضَا الرَّبِّ فِيْ رِضَا الوَالِدِ وَسُخْطُ اللهِ فِيْ سُخْطِ الْوَالِدِ
“Ridlo Tuhan ada pada ridlo orangtua, dan murka Allah ada pada murka orangtua (1)”Catatan (1) :
Makna asli “al-walidi” adalah ayah, tetapi di sini dimaknai dengan orangtua karena pengertian sebenarnya bukan hanya kepada ayah tetapi juga ibu. Dalam Kitab Tanqihul Qoul oleh Imam Nawawi Al-Banteni dijelaskan bahwa hadist lain berbunyi “al-walidaini – kedua orangtua” bukan “al-walidi - orangtua”, tetapi hadist yang menggunakan lafadz “al-walidaini” terdapat syak (keraguan) dari periwayatnya, sedangkan lafadz hadist yang asi menggunakan lafadz “al-walidi”. Namun, menurut riwayat Imam Thabrani dari Sahabat Ibnu Umar, bahwa keduanya lafadz “al-walidaini” dan lafadz “al-walidi” adalah hadist yang asli.
Nabi Muhammad SAW bersabda :
بِرُّوْا اٰبَاءَكُمْ تَبِرُّكُمْ اَبْنَآءُكُمْ وَعِفُّوْا تَعِفَّ نِسَآءُكُمْ
“Berbuat baiklah kalian kepada ayah-ayah (juga ibu) kalian, maka anak-anak kalian akan berbuat baik kepada kalian. Jagalah diri kalian (dari zina dengan wanita), maka wanita-wanita kalian akan menjaga diri (dari zina dengan laki-laki).Nabi Muhammad SAW bersabda :
مَنْ اَصْبَحَ وَلَهُ اَبَوَانِ رَاضِيَانِ عَنْهُ اَوْ اَحَدُهُمَا فُتِحَتْ لَهُ اَبْوَابُ الْجَنَّةِ وَمَنْ اَمْسَى وَلَهُ اَبَوَانِ سَاخِطَانِ عَلَيْهِ اَوْ اَحَدُهُمَا فُتِحَتْ لَهُ اَبْوَابُ جَهَنَّمَ
“Barang siapa di waktu pagi dan baginya kedua orangtua atau salah satu dari keduanya yang ridlo kepadanya, maka dibukalah baginya pintu-pintu surga. Dan barang siapa di waktu sore dan baginya kedua orangtua atau salah satu dari keduanya yang murka kepadanya, maka dibukalah baginya pintu-pintu neraka jahannam”.Nabi Muhammad SAW bersabda :
اِذَا كُنْتَ فِى الصَّلَاةِ فَدَعَاكَ اَبُوْكَ فَاَجِبْهُ وَاِنْ دَعَتْكَ اُمُّكَ فَاَجِبْهَا
“Jika kamu dalam keadaan sholat (2) kemudian ayahmu memanggilmu maka jawablah dia, dan jika ibumu memanggilmu maka jawablah dia”.Catatan (2) :
Dalam Kitab Tanqihul Qoul oleh Imam Nawawi Al-Banteni, maksud sholat di sini adalah sholat-sholat sunnah, karena menjawab panggilan orangtua lebih utama daripada melanjutkan sholat sunnah. Sedangkan jika itu adalah sholat fardlu, maka diharamkan untuk menjawab panggilan orangtua, karena sholat fardlu adalah ibadah yang merupakan hak hamba kepada Tuhannya.
Nabi Muhammad SAW bersabda :
مَنْ اَذَى وَالِدَيْهِ اَوْ اَذَى اَحَدَهُمَا يَدْخُلُ النَّارَ
“Barang siapa menyakiti kedua orangtuanya atau salah satu dari keduanya, maka dia akan masuk neraka”.Nabi Muhammad SAW bersabda :
حِكَايَةً عَنِ اللهِ تَعَالٰى قُلْ لِلْبَارِّ لِوَالِدَيْهِ اِعْمَلْ مَا شِئْتَ فَاِنَّ اللهَ يَغْفِرُ لَكَ
“Sebuah hikayat dari Allah yang Maha Luhur (hadist qudsi), “Katakanlah kepada orang yang berbuat baik kepada kedua orangtuanya, kerjakanlah apa yang kamu kehendaki karena sesungguhnya Allah mengampunimu”.Nabi Muhammad SAW bersabda :
بِرُّ الْوَالِدَيْنِ كَفَّارَةٌ لِلْكَبَائِرِ
“Berbuat baik kepada kedua orangtua adalah pelebur dari dosa-dosa besar”.Nabi Muhammad SAW bersabda :
مَنْ وَضَعَ طَعَامًا طَيِّبًا فِى بَيْتِهِ وَاَكَلَهُ دُوْنَ وَالِدَيْهِ اَحْرَمَهُ اللهُ تَعَالٰى لَذِيْذَ طَعَامِ الْجَنَّةِ
“Barang siapa meletakkan makanan yang enak di dalam rumahnya dan dia memakannya bukan kedua orangtuanya, maka Allah yang Maha Luhur mengharamkan lezatnya makanan surga baginya”.Nabi Muhammad SAW bersabda :
مَنْ بَاتَ شَبْعَانَ رَيَّانَ وَاَحَدُ وَالِدَيْهِ جِيْعَانٌ اَوْ عَطْشَانٌ حَشَرَهُ اللهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ جِيْعَانًا وَعَطْشَانًا وَلَمْ يَسْتَحْيِ اللهُ مِنْ عَذَابِهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
“Barang siapa bermalam dalam keadaan keyang lagi segar sedangkan salah satu dari kedua orangtuanya dala keadaan lapar atau haus, maka Allah mengumpulkannya di hari kiamat dalam keadaan lapar dan haus, dan Allah tidak akan malu untuk menyiksanya di hari kiamat”.Nabi Muhammad SAW bersabda :
مَنْ رَفَعَ يَدَهُ لِيَضْرِبَ اَحَدَ وَالِدَيْهِ غُلَّتْ يَدُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ اِلَى عُنُقِهِ مَشْلُوْلَةً، قَالُوْا يَا رَسُوْلَ اللهِ وَاِنْ ضَرَبَهُمَا ؟ قَالَ تُقْطَعُ يَدُهُ قَبْلَ اَنْ يَجُوْزَ عَلَى الصِّرَاطِ وَتَضْرِبُهُ الْمَلَائِكَةُ
“Barang siapa mengangkat tangannya untuk memukul salah satu dari kedua orangtuanya, maka tanganya dibelenggu di hari kiamat sampai lehernya dalam keadaan lumpuh. Para sahabat bertanya, “Wahai Rosulullah, dan jika dia memukul keduanya ?”. Rosulullah menjawab, “Tangannya akan dipotong sebelum dia melewati shirath, dan para malaikat akan memukulinya””.Baca juga kumpulan bab dari terjemah bahasa Indonesia Kitab Lubabul Hadist : Terjemah Kitab Lubabul Hadist Bahasa Indonesia.
Tags:
Lubabul Hadist