Daqoiqul Akhbar - Bab 5, Tentang Keadaan Malaikat Maut Bagaimana Dia Mencabut Ruh

Daqoiqul Akhbar - Bab 5, Tentang Keadaan Malaikat Maut Bagaimana Dia Mencabut Ruh

Dijelaskan di dalam Kitab As-Suluk dari Muqotil Sulaiman, sesungguhnya Malaikat Maut memiliki dari 4 ranjang (tempat tidur) di langit ketujuh, dan dikatakan (dalam riwayat lain bahwa ranjang itu ada) di langit keempat.

Allah Yang Maha Luhur menciptakan Malaikat Maut dari cahaya, dia memiliki 70.000 kaki dan dia memiliki 4.000 sayap, seluruh tubuhnya dipenuhi dengan mata-mata dan lisan-lisan. Tiada satupun dari makhluk baik manusia, burung-burung, dan setiap yang memiliki ruh, kecuali baginya di dalam tubuh Malaikat Maut terdapat wajah, mata, tangan, dan telinga sejumlah semua manusia (maksudnya semua makhluk yang memiliki nyawa).

Lalu Malaikat Maut mengambil ruh dengan tangan itu dan dia melihat (wajah makhluk yang ada di tubuhnya) dengan wajahnya yang tepat lurus berada di hadapannya. Karena itulah dia bisa mencabut ruh makhluk-makhluk di setiap tempat. Ketika jiwa makhluk di dunia telah mati maka hilanglah gambarnya (wajahnya) dari tubuh Malaikat Maut.

Dikatakan (dalam riwayat lain) sesungguhnya Malaikat Maut memiliki 4 wajah, wajah pertama ada di depannya, wajah kedua ada di kepalanya, wajah ketiga ada di punggungnya, dan wajah keempat ada di kedua telapak kakinya. Dia mencabut ruh-ruh para nabi dari wajah di kepalanya, (dia mencabut) ruh orang-orang mukmin dari wajah di depannya, (dia mencabut) ruh orang-orang kafir dari wajah di belakang punggungnya, dan (dia mencabut) ruh jin dari wajah di kedua telapak kakinya. Salah satu dari kedua kakinya ada di atas jembatan Neraka Jahannam dan kaki lainnya ada di atas ranjang di surga.

Dikatakan (dalam riwayat lain) tentang besarnya Malaikat Maut, sesungguhnya jika dituangkan semua air di lautan dan di sungai ke atas kepalanya, maka tidak akan terjatuh darinya air setetespun ke bumi.

Dikatakan (dalam riwayat lain), sesungguhnya Allah Yang Maha Luhur menjadikan dunia seisinya di dalam lambung (perut) Malaikat Maut seperti hidangan makanan yang disuguhkan di hadapan seseorang agar dia memakan apa yang dia inginkan. Seperti itulah Malaikat Maut di dalam makhluk-makhluk, dia membolak-balikkan dunia sebagaimana seseorang membolak-balikkan sekeping dirham.

Dikatakan (dalam riwayat lain), Malaikat Maut tidak akan turun kecuali kepada para nabi dan rosul. Malaikat Maut memiliki pengganti dalam mencabut ruh-ruh binatang buas dan binatang ternak.

Dikatakan (dalam riwayat lain), sesungguhnya Allah Yang Maha Luhur, ketika Dia menghancurkan makhluk-Nya (ketika hari kiamat), baik dari golongan manusia maupun golongan lainnya, Dia menghancurkan mata-mata yang ada di tubuh Malaikat Maut dan tersisa 8 golongan makhluk. Dikatakan (dalam riwayat lain) mereka (yang tersisa) adalah Malaikat Isrofil, Malaikat Mikail, Malaikat Jibril, Malaikat Izroil, dan empat Malaikat Hamalatul Arsy (penyangga Arsy).

Adapun Mengetahui Habisnya Ajal
Sesungguhnya Malaikat Maut, ketika jatuh kepadanya tulisan kematian dan waktu sakit seorang hamba, dia berkata. "Wahai Tuhanku, kapan aku akan mencabut ruh hamba itu, dalam keadaan dan kondisi bagaimana aku akan menghilangkan (mencabut) ruhnya ?".

Lalu Allah Yang Maha Luhur menjawab, "Wahai Malaikat Maut, ini adalah ilmu ghaib-Ku, tidak ada seorang pun yang mengetahuinya selain Aku. Tetapi, aku akan memberitahumu waktu datangnya dan Aku akan menjadikan bagimu tanda-tanda yang mana kamu bisa berpegang pada tanda-tanda itu. Sesungguhnya malaikat yang mana dia dipasrahi dengan jiwa-jiwa dan amal mereka akan datang kepadamu, lalu dia berkata "telah sempurna jiwa fulan" dan malaikat yang mana dipasrahi atas rizki-rizki dan amal-amalnya akan berkata "telah sempurna rizki dan amalnya"".

Dan jika hamba itu tergolong orang-orang yang beruntung, maka akan jelas di atas namanya yang tertulis di dalam buku catatan amalnya yang ada di hadapan Malaikat Maut, yaitu sebuah garis dari cahaya putih di sekitar namanya. Dan jika hamba itu tergolong orang-orang yang celaka, maka akan jelas di dalamnya sebuah garis hitam.

Kemudian, belum sempurna bagi Malaikat Maut tentang pengetahuan itu (habisnya ajal makhluk) sampai gugurlah padanya sebuah daun dari pohon di bawah Arsy yang tertulis namanya di dalam daun itu. Lalu pada saat itu Malaikat Maut akan mencabut ruhnya.

Diriwayatkan dari Sahabat Ka'ab Al-Akhbar, sesungguhnya Allah Yang Maha Luhur menciptakan sebuah pohon di bawah Arsy, daun-daunnya sejumlah seluruh makhluk. Ketika habis ajal seorang hamba dan tersisa baginya 40 hari dari umurnya (40 hari sebelum meninggal dunia), maka gugurlah daunnya di pangkuan Malaikat Izroil as, lalu dia mengetahui hal itu bahwa dia diperintah mencabut ruh pemilik daun itu. Dan setelah itu para malaikat di langit menamainya sebagai mayit, dia masih akan hidup di muka bumi selama 40 hari.

Dikatakan (dalam riwayat lain), sesungguhnya Malaikat Mikail as akan turun dengan membawa buku catatan amal kepada Malaikat Maut dari sisi Allah, tertulis di dalamnya nama seseorang yang diperintah untuk dicabut ruhnya, tempat di mana ruhnya dicabut, dan sebab mengapa ruhnya dicabut.

Imam Abu Laits ra menjelaskan, sesungguhnya akan terjatuh 2 tetes dari bawah Arsy pada nama pemilik daun itu. Salah satu dari kedua tetes itu berwarna hijau dan tetes lainnya berwarna putih. Jika tetes berwarna hijau terjatuh pada nama siapapun, maka diketahui bahwa dia tergolong orang yang celaka. Lalu ketika tetes berwarna putih terjatuh pada nama siapapun, maka diketahui bahwa dia adalah orang yang beruntung.

Adapun mengetahui tempat di mana seseorang meninggal dunia, maka dikatakan (dalam riwayat lain), sesungguhnya Allah yang Maha Luhur menciptakan malaikat yang dipasrahi terhadap setiap anak yang dilahirkan, malaikat itu disebut Malaikat Arham (malaikat yang mengurus anak yang akan lahir dalam kandungan). Ketika dilahirkan seorang anak, maka Malaikat Arham diperintah untuk melipat (memasukkan dan mencampur secara batiniyah) air sperma yang ada di dalam kandungan ibunya dari tanah bumi yang mana dia akan meninggal dunia di atas tanah itu. Lalu dia berputar sekiranya dia berputar (setelah lahir sampai waktu ajal tiba, dia mengelilingi bumi, pergi, dan berpindah kesana kemari) kemudian dia akan kembali ke tempat Malaikat Arham mengambil tanahnya, lalu dia akan meninggal dunia di sana. Hal ini ditunjukkan oleh Firman Allah Yang Maha Luhur :
قُلْ لَوْ كُنْتُمْ فِيْ بُيُوْتِكُمْ لَبَرَزَ الَّذِيْنَ كُتِبَ عَلَيْهِمُ الْقَتْلُ إِلٰى مَضَاجِعِهِمْ
"Katakanlah: "Sekiranya kamu berada di rumahmu, niscaya orang-orang yang telah ditakdirkan akan mati terbunuh itu keluar (juga) ke tempat mereka terbunuh" (Ali Imron : 154).

Dan atas keterangan ini ada sebuah cerita, yaitu sesungguhnya Malaikat Maut pernah menampakkan diri pada zaman dahulu. Dia masuk kepada Nabi Sulaiman as, lalu dia terus menatap seorang pemuda di sekitar Nabi Sulaiman, pemuda itu pun gemetaran.

Ketika Malaikat Maut telah pergi, pemuda itu berkata (kepada Nabi Sulaiman as), "Wahai Nabi Allah, aku ingin engkau memerintahkan angin untuk membawaku ke negara China". Lalu Nabi Sulaiman as pun memerintahkan angin untuk membawanya ke negara China.

(Setelah beberapa waktu) Malaikat Maut pun kembali kepada Nabi Sulaiman as, lalu Beliau bertanya kepada Malaikat Maut tentang sebab dia menatap pemuda itu. Malaikat Maut pun menjawab, "Sesungguhnya aku diperintahkan untuk mencabut ruhnya pada hari itu, namun aku melihatnya ada di sekitarmu, aku pun terheran-heran karena hal itu". (Karena terheran-heran, Malaikat Maut hilang sesaat dari pandangan pemuda itu).

Lalu, Nabi Sulaiman menceritakan kepada Malaikat Maut tentang kisah pemuda itu, tentang alasannya meminta Beliau untuk memmerintahkan angin agar membawanya ke negara China. Malaikat Maut pun berkata, "Aku telah mencabut ruhnya pada hari itu di negara China".

Dalam khobar lain (dijelaskan), sesungguhnya Malaikat Maut memiliki pembantu-pembantu, mereka berdiri di hadapanya untuk mencabut ruh-ruh. Apakah kamu tidak tahu bahwa sesungguhnya diriwayatkan bahwa ada seseorang mengucapkan lisannya (senantiasa istiqomah berdoa), "Ya Allah, ampunilah dosaku dan dosa Malaikat Syams (Malaikat Matahari)".

(Karena terheran mendengar doa isqomah orang itu) lalu Malaikat Syams pun memohon izin kepada Tuhannya untuk mengunjungi orang itu. Ketika Malaikat Syams turun kepada orang itu, dia pun berkata, "Sesungguhnya kamu memperbanyak doa kepadaku, maka apa hajatmu ?". Orang itu pun menjawab, "Hajatku adalah agar kamu membawaku ke tempatmu, aku ingin kamu menanyakan kepada Malaikat Maut agar dia mengabarkanku tentang ajal dekatku".

Orang yang meriwayatkan riwayat kisah ini berkata, Malaikat Syams pun membawa orang itu dan mempersilahkan duduk di tempat duduknya yang terbuat dari matahari. Kemudian, Malaikat Syams pergi menemui Malaikat Maut, dia menjelaskan kepada Malaikat Maut, "Sesungguhnya seseorang dari golongan manusia telah mengucapkan lisannya, dia berdoa setiap kali sholat, "Ya Allah, ampunilah dosaku dan dosa Malaikat Syams (Malaikat Matahari)", Dia telah memintaku agar aku meminta padamu untuk memberitahunya kapan ajalnya akan dekat supaya dia bisa bersiap-siap terhadapnya".

Lalu Malaikat Maut pun melihat kitab amal orang itu, lalu berkata, "Jauh sekali, sesungguhnya temanmu memiliki perbuatan yang agung, sesungguhnya dia tidak akan meninggal dunia sampai dia duduk di tempat dudukmu dari matahari".

Malaikat Syams pun berkata, "Dia telah duduk di tempat dudukku dari matahari". Lalu Malaikat Maut pun berkata, "Dia meninggal dunia di sisi rosul-rosul kita dalam keadaan seperti itu, sedangkan mereka tidak mengetahuinya".

Dalam khobar lain dari Nabi SAW bersabda :
اٰجَالُ الْبَهَائِمِ كُلُّهَا فِيْ ذِكْرِ اللّٰهِ تَعَالٰى فَاِذَا تَرَكُوْا ذِكْرَ اللّٰهِ قَبَضَ اللّٰهُ اَرْوَاحَهُمْ وَلَيْسَ لِمَلِكِ الْمَوْتِ مِنْ ذَلِكَ شَيْءٌ
"Ajal semua binatang tergantung pada dzikir Allah yang Maha Luhur, ketika mereka meninggalkan dzikir kepada Allah, maka Allah mencabut ruh-ruh mereka, dan Malaikat Maut tidak ikut campur dalam urusan itu".

Dan telah dikatakan (dalam riwayat lain), sesungguhnya Allah Yang Maha Luhur adalah Tuhan yang mencabut ruh-ruh, namun proses mencabut nyawa itu disandarkan kepada Malaikat Maut seperti halnya terbunuh disandarkan (disebabkan) pada orang yang membunuh dan kematian disandarkan (disebabkan) pada penyakit-penyakit. Hal ini ditunjukkan oleh Firman Allah Yang Maha Luhur :
اللّٰهُ يَتَوَفَّى الْأَنْفُسَ حِيْنَ مَوْتِهَا
"Allah memegang jiwa (orang) ketika matinya" (Az-Zumar : 42)

Wallahu a'lam bisshowab.

Kunjungi lebih lengkap : Terjemah Kitab Daqoiqul Akhbar Bahasa Indonesia.