Daqoiqul Akhbar - Bab 12, Penjelasan Tentang Musibah Atas Mayit
Diriwayatkan di dalam sebuah khobar bahwa barang siapa yang dilanda dengan sebuah musibah, lalu dia menyobek pakaian karena musibah itu atau memukul dada karena musibah itu, maka dia seperti mengambil tombak dan memerangi Allah Yang Maha Luhur.
Diriwayatkan dari Nabi SAW, bersabda :
مَنْ سَوَّدَ بَابًا اَوْ ثِيَابًا عِنْدَ الْمُصِيْبَةِ اَوْ ضَرَبَ دُكَّانًا اَوْ كَسَّرَ شَجَرَةً اَوْ قَطَّعَ شَعْرَةً، بُنِيَ لَهُ بِكُلِّ شَعْرَةٍ بَيْتٌ فِى النَّارِ، وَلَا يَقْبَلُ اللّٰهُ تَعَالٰى مِنْهُ صَرْفًا وَلَا عَدْلًا مَادَامَ ذٰلِكَ السَّوَادُ عَلَى بَابِهِ، وَشُدِّدَ عَلَيْهِ حِسَابُهُ، وَلَعَنَهُ كُلُّ مَلَكٍ فِى السَّمَاءِ وَالْاَرْضِ، وَكُتِبَ عَلَيْهِ اَلْفُ خَطِيْئَةٍ، وَقَامَ مِنْ قَبْرِهِ عُرْيَانًا، وَمَنْ خَرَقَ عَلَى الْمُصِيْبَةِ جَيْبَهُ خَرَقَ اللّٰهُ دِيْنَهُ، وَاِنْ لَطَمَ خَدًّا اَوْ خَدَّسَ وَجْهًا حَرَّمَ اللّٰهُ تَعَالٰى عَلَيْهِ النَّظْرُ اِلٰى وَجْهِهِ الْكَرِيْمِ
"Barang siapa menjadikan hitam pintu atau pakaian ketika musibah, atau memukul pertokoan, atau menebang pohon, atau memotong rambung, maka dibangunkan baginya rumah di neraka atas setiap rambut (yeng terpotong), Allah Yang Maha Luhur tidak akan menerima darinya ibadah sunnah dan ibadah fardlu selama warna hitam itu masih ada pada pintunya, diberatkan baginya hisab amal perbuatannya, setiap malaikat di langit dan di bumi melaknatinya, ditulis baginya 1000 kesalahan, dan dia berdiri (bangkit) dari kuburnya dalam keadaan telanjang. Barang siapa yang merobek lengan sakunya atas musibah, maka Allah akan merobek agamanya, jika dia menampar pipi atau mencakar wajah maka Allah yang Maha Luhur mengharamkannya melihat Dzat-Nya Yang Maha Mulia".Dan di dalam sebuah khobar (dijelaskan), ketika anak Adam (manusia) meninggal dunia dan terkumpullah jeritan di dalam rumahnya, maka Malaikat Maut berdiri di depan pintu rumahnya. Lalu Malaikat Maut berkata kepada mereka (yang berteriak), "Apa teriakan ini ? demi Allah aku tidaklah mengurangi umur dan rizki seorang pun dari kalian semua dan aku tidak menganiyaya seorang pun dari kalian semua. Dan jika jeritan kalian (karena kesedihan atas kehilangan seseorang yang tercabut nyawanya) dariku maka aku hanyalah hamba yang diperintah, jika jeritan itu (karena sedih kehilangan) dari mayit maka dia adalah hamba yang dipaksa, dan jika jeritan itu (karena perasaan tidak menerima takdir) dari Allah Yang Maha Luhur maka kaliah tidak mengerti tentang Allah yang Maha Luhur. Maka demi Allah, sesungguhnya aku di dalam masalah kalian, akan kembali kemudian kembali".
Wallahu a'lam bisshowab.
Kunjungi lebih lengkap : Terjemah Kitab Daqoiqul Akhbar Bahasa Indonesia.
Tags:
Daqoiqul Akhbar