Hidayatul Mustafid - (1) Muqoddimah, Fasal Tentang Hukum-Hukum Isti'adzah dan Basmallah

Hidayatul Mustafid - Muqoddimah, Fasal Tentang Hukum-Hukum Isti'adzah dan Basmallah

Terjemah Kitab Hidayatul Mustafid Bahasa Indonesia, muqoddimah dan fasal tentang hukum-hukum isti'adzah dan basmallah.


مُقَدِّمَةٌ

Pendahuluan

س : مَا حَقِيْقَةُ التَّجْوِيْدِ لُغَةً وَاِصْطِلَاحًا

ج : التَّجْوِيْدُ لُغَةً الْاِتْيَانُ بِالْجَيِّدِ، وَاِصْطِلَاحًا عِلْمٌ يُعْرَفُ بِهِ اِعْطَاءُ كُلِّ حَرْفٍ حَقَّهُ وَمُسْتَحَقَّهُ مِنَ الصِّفَاتِ وَالْمُدُوْدِ وَغَيْرِ ذٰلِكَ كَالتَّرْقِيْقِ وَالتَّفْخِيْمِ وَنَحْوِهِمَا

Soal :
Apa hakekat tajwid secara bahasa dan istilah ?

Jawab :
Tajwid secara bahasa adalah mendatangi dengan cara memperindah. Sedangkan secara istilah adalah ilmu yang memberikan pengertian tentang memberikan hak dan apa yang dihaki pada setiap huruf, baik berupa sifat-sifat, mad-mad, dan lainnya, seperti tarqiq (tipis), tahkhim (tebal), dan seumpamanya.

س : مَا غَايَةُ عِلْمِ التَّجْوِيْدِ

ج : غَايَتُهُ بُلُوْغُ النِّهَايَةِ فِيْ اِتْقَانِ لَفْظِ الْقُرْآنِ عَلَى مَا تُلُقِّيَ مِنَ الْحَضْرَةِ النَّبَوِيَّةِ الْاَفْصَحِيَّةِ، وَقِيْلَ غَايَتُهُ صَوْنُ اللِّسَانِ عَلَى الْخَطَاءِ فِيْ كِتَابِ اللّٰهِ تَعَالٰى

Soal :
Apa tujuan ilmu tajwid ?

Jawab :
Tujuannya adalah sampainya batas akhir dalam memperbaiki lafadz Al-Qur'an berdasarkan apa yang telah ditemukan dari sisi agung kenabian yang fasih. Dikatakan (dalam riwayat lain), tujuannya adalah menjaga lisan dari kesalahan dalam membaca Kitab Allah Yang Maha Luhur.

س : مَا حُكْمُ الشَّارِعِ فِيْ عِلْمِ التَّجْوِيْدِ

ج : التَّجْوِيْدُ لَا خِلَافَ فِيْ اَنَّهُ فَرْضُ كِفَايَةٍ وَالْعَمَلُ بِهِ فَرْضُ عَيْنٍ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ وَمُسْلِمَاتٍ مِنَ الْمُكَلَّفِيْنَ

Soal :
Apa hukum syariat di dalam ilmu tajwid ?

Jawab :
(Belajar) tajwid tentu tidak ada perselisihan bahwa hukumnya adalah fardlu kifayah, sedangkan mempraktekkannya adalah fardlu ain bagi setiap orang islam laki-laki dan perempuan dari golongan orang-orang mukallaf (baligh dan berakal).


فَصْلٌ فِيْ اَحْكَامِ الْاِسْتِعَاذَةِ وَالْبَسْمَلَةِ

Fasal Tentang Hukum-Hukum Isti'adzah dan Basmallah

س : اِذَا اَتَى الْقَارِئُ بِالْاِسْتِعَاذَةِ وَالْبَسْمَلَةِ وَالسُّوْرَةِ، فَكَمْ وَجْهًا فِيْهَا

ج : فِيْهَا ارْبَعَةُ اَوْجُهٍ، قَطْعُ الْجَمِيْعِ وَوَصْلُ الْبَسْمَلَةِ بِالسُّوْرَةِ فَقَطْ وَوَصْلُ الْاِسْتِعَاذَةِ بِالْبَسْمَلَةِ فَقَطْ وَوَصْلُ الْجَمِيْعِ

Soal :
Tatkala seseorang membaca (Al-Qur'an) dengan isti'adzah (ta'awudz), basmallah, dan surat, maka berapa versi di dalamnya ?

Jawab :
Di dalamnya ada 4 versi yaitu memutuskan kesemuanya, menyambung basmallah dengan surat saja, menyambung isti'adzah (ta'awudz) dengan basmallah, dan menyambung kesemuanya.

س : اِذَا اَتَى الْقَارِئُ بِالْبَسْمَلَةِ بَيْنَ السُّوْرَتَيْنِ، فَكَمْ وَجْهًا فِيْهَا

ج : فِيْهَا اَرْبَعَةُ اَوْجُهٍ، ثَلَاثَةُ اَوْجُهٍ جَائِزَةٌ وَوَاحِدٌ غَيْرُ جَائِزٍ، اَمَّا الثَّلَاثَةُ الْجَائِزَةُ فَالْاَوَّلُ مِنْهَا قَطْعُ الْكُلِّ وَالثَّانِى وَصْلُ الْبَسْمَلَةِ فِيْ اَوَّلِ السُّوْرَةِ وَالثَّالِثُ وَصْلُ الْكُلِّ، وَاَمَّا غَيْرُ الْجَائِزِ فَهُوَ مَا اِذَا وُصِلَ اٰخِرُ السُّوْرَةِ بِالْبَسْمَلَةِ وَوُقِفَ وَابْتُدِئَ بِمَا بَعْدَهَا، وَوَجْهُ عَدَمِ جَوَازِهِ اَنَّهُ يُوْهِمُ اَنَّ الْبَسْمَلَةَ مِنْ اٰخِرِ السُّوْرَةِ

Soal :
Tatkala seseorang membaca dengan basmallah di antara 2 surat, maka berapa versi di dalamnya ?

Jawab :
Di dalamnya ada 4 versi, tiga versi diperbolehkan dan satu versi tidak diperbolehkan. Adapun tiga versi yang diperbolehkan, maka yang pertama adalah memutus kesemuanya, kedua adalah menyambung basmallah di awal surat, dan ketiga adalah menyambung kesemuanya. Adapun yang tidak diperbolehkan adalah ketika akhir surat disambung dengan basmallah, diwaqafkan, dan dimulai dengan apa yang ada sesudah basmallah itu,dan alasan tidak diperbolehkannya adalah diragukan bahwa basmallah merupakan akhir surat.

Baca selengkapnya : Terjemah Kitab Hidayatul Mustafid Bahasa Indonesia.