Daqoiqul Akhbar - Penjelasan Tentang Pohon-Pohon di Surga

Daqoiqul Akhbar - Penjelasan Tentang Pohon-Pohon di Surga

Sahabat Ka'ab ra berkata : aku bertanya kepada Rasulullah SAW tentang pohon-pohon surga. Lalu Rasulullah SAW menjawab, "Tidak akan kering ranting-rantingnya, tidak akan berguguran daun-daunnya, dan tidak akan busuk buah basahnya. Dan sesungguhnya pohon yang paling rindang di surga adalah Pohon Thuba, pangkalnya (akarnya) dari mutiara, tengahnya (batangnya) dari batu yaqut, ranting-rantingnya dari batu zamrud, daun-daunnya dari sundus (kain sutera). Pohon Thuba memiliki 70.000 ranting, ranting-rantingnya menyambung di tiang Arsy, ranting paling rendah ada di langit dunia. Tiada kamar di surga, tiada pula kubah, tiada pula pohon, kecuali di dalamnya terdapat ranting dari Pohon Thuba yang menaungi semuanya. Dan di dalam Pohon Thuba terdapat buah-buahan, yaitu sesuatu yang diinginkan oleh jiwa-jiwa. Cara pandangnya (analoginya) di dunia adalah matahari, pangkalnya di langit, sinarnya sampai pada setiap tempat.

Sahabat Ali bin Abi Tholib ra berkata : aku meyakini dari beberapa khobar bahwa pangkal pohon-pohon surga dari perak, sebagian daun-daunnya dari perak, dan sebagian lainnya dari emas. Jika pangkal pohon dari emas, maka ranting-rantingnya dari perak. Dan jika pangkalnya dari perak, maka ranting-rantingnya dari emas. Pohon-pohon dunia, pangkalnya ada di bumi dan cabangnya ke udara karena sesungguhnya dunia adalah rumah kerusakan. Sedangkan pohon surga tidaklah seperti demikian, karena sesungguhnya pangkalnya ada di udara dan ranting-rantingnya ada di bumi, sebagaimana Allah Yang Maha Luhur berfirman :

قُطُوْفُهَا دَانِيَةٌ (اَيْ ثَمْرَتُهَا قَرِيْبَةٌ) كُلُوْا وَاشْرَبُوْا هَنِيْئًا بِمَا أَسْلَفْتُمْ فِي الْأَيَّامِ الْخَالِيَةِ

"Buah-buahannya dekat [yakni buah-buahnya dekat]. (Dikatakan kepada mereka) : "Makan dan minumlah dengan sedap disebabkan amal yang telah kamu kerjakan pada hari-hari yang telah lalu"" (Al-Haqqah : 23-24).

Debu bumi surga adalah misik (kasturi), anbar, dan kapur. Sungainya adalah susu, madu, khamr, dan air yang bersih (bening) . Tatkala angin meniup, maka sebagian daunnya akan memukul (mengenai) sebagian lainnya, lalu keluarlah suara yang mana tiada suara yang lebih baik darinya.

Dan dengan isnad dari Sahabat Ali bin Abi Thalib ra, sesungguhnya Nabi SAW bersabda, sesungguhnya di dalam surga ada sebuah pohon yang bagian atasnya mengeluarkan pakaian dan bagian bawahnya mengeluarkan kuda yang memiliki sayap, pelana, lagi kendali, yang ditetesi (ditempeli) dengan mutiara dan yaqut, yang tidak akan buang air besar dan air kecil. Lalu para auliya' (kekasih) Allah Yang Maha Luhur menaiki di atasnya, terbanglah kuda itu dengan membawa para auliya' ke dalam surga. Lalu berkatalah orang-orang yang derajatnya berada di bawah mereka, "Wahai Tuhanku, sebab apakah hamba-hamba-Mu, mereka, sampai pada kemuliaan ini ?". 

Lalu Allah menjawab, "Mereka adalah orang-orang yang melakukan sholat, sedangkan kalian tidur, mereka berpuasa sedangkan kalian tidak berpuasa, mereka berjuang (di jalan Allah SWT) sedangkan kalian hanya duduk di sisi istri-istri kalian, mereka membelanjakan harta-harta mereka di jalan-Ku, sedangkan kalian kikir".

Dari Sahabat Abu Hurairah ra. sesungguhnya di dalam surga ada sebuah pohon yang mana orang yang berkendara berjalan di dalam naungannya selama 100 tahun, maka ia tidak akan bisa memutuskannya (tetap berada di dalam naungan itu), sebagaimana Allah Yang Maha Luhur berfirman :

وَظِلٍّ مَمْدُوْدٍ، وَمَاءٍ مَسْكُوْبٍ، وَفَاكِهَةٍ كَثِيْرَةٍ، لَا مَقْطُوْعَةٍ وَلَا مَمْنُوْعَةٍ

"Dan naungan yang terbentang luas, dan air yang tercurah, dan buah-buahan yang banyak, yang tidak berhenti (berbuah) dan tidak terlarang mengambilnya" (Al-Waqiah : 30-33).

Cara pandangnya (analoginya) di dunia adalah waktu yang mana sebelum munculnya matahari dan setelah tenggelamnya matahari sampai hilanglah mega (awan) merah dan hitamnya malam mengelilingi dunia, maka sesungguhnya hitam malam itu adalah naungan yang dipanjangkan (terbentang luas), sebagaimana Allah Yang Maha Luhur berfirman :

أَلَمْ تَرَ إِلٰى رَبِّكَ كَيْفَ مَدَّ الظِّلَّ

"Apakah kamu tidak memperhatikan (penciptaan) Tuhanmu, bagaimana Dia memanjangkan (dan memendekkan) bayang-bayang" (Al-Furqan : 45).

Yakni sebelum munculnya matahari dan sesudah tengggelamnya matahari sampai masuk pada hitamnya malam.

Diriwayatkan dari Nabi SAW bahwa sesungguhnya Beliau bersabda :

اَلَا اُنَبِّئُكُمْ بِسَاعَةٍ هِيَ اَشْبَهُ سَاعَاتِ الْجَنَّةِ، وَهِيَ السَّاعَةُ الَّتِيْ قَبْلَ طُلُوْعِ الشَّمْسِ، ظِلُّهَا مَمْدُوْدٌ وَرَحْمَتُهَا عَامَّةٌ وَبَرَكَتُهَا كَثِيْرَةٌ

"Tidakkah kalian mau aku beritahu tentang waktu yang lebih menyerupai waktu-waktu di surga ?. Yaitu waktu yang mana sebelum terbitnya matahari, naungannya dipanjangkan (dibentang luas), rahmatnya menyebar luas, dan berkahnya banyak".


Wallahu a'lam bis showab,

Kunjungi lebih lengkap : Terjemah Kitab Daqoiqul Akhbar Bahasa Indonesia.