Al-Mawaidzul Ushfuriyah - Hadits 10, Tentang Sifat Surga dan Neraka
Dari Sahabat Kulaib bin Hazim ra berkata, aku mendengar Rasulullah SAW bersabda :
"Wahai kaumku, carilah surga dengan upaya keras kalian, larilah dari neraka dengan upaya keras kalian. Karena sesungguhnya surga, tidak akan tidur orang yang mencarinya, dan sesungguhnya neraka, tidaklah tidur orang yang lari darinya. Sesungguhnya surga diliputi dengan perkara-perkara yang dibenci. Dan sesungguhnya neraka diliputi dengan kesenangan dan syahwat. Maka sunggah jangan sampai kesenangan dan syahwat itu melalaikan kalian dari akhirat".
__________________
Dan telah datang di dalam hadits lain, dari Sahabat Abu Sa'id Al-Khudzri ra, dari Nabi SAW bahwa sesungguhnya Beliau bersabda :
"Menyerulah Dzat yang Maha menyeru tatkala penghuni surga masuk ke dalam surga, "Telah datang masanya bagi kalian untuk hidup dan tidak mati selamanya, telah datang masanya bagi kalian untuk sehat dan tidak akan sakit selamanya, telah datang bagi kalian untuk menjadi muda dan tidak akan pikun (tua) selamanya, dan telah datang masanya bagi kalian untuk bersenang-senang dan tidak akan kesulitan selamanya"".
Demikian itu adalah firman Allah Yang Maha Luhur :
"Dan diserukan kepada mereka : "ltulah surga yang diwariskan kepadamu, disebabkan apa yang dahulu kamu kerjakan" (Al-A'raf : 43).
__________________
Dari Sahabat Abu Hurairah ra berkata, Rasulullah SAW bersabda, Allah Yang Maha Luhur berfirman (hadits qudsi) :
"Aku telah menyiapkan bagi hamba-hamba-Ku yang sholeh, sesuatu yang tiada mata melihat, tiada telinga mendengar, dan tiada sesuatu yang terlintas (kerentek dalam bahasa Jawa) pada hati manusia".
Bacalah jika kalian mau, Firman Allah yang Maha Luhur :
"Dan naungan yang terbentang luas, dan air yang tercurah, dan buah-buahan yang banyak, yang tidak berhenti (berbuah) dan tidak terlarang mengambilnya, dan kasur-kasur yang tebal lagi empuk, sesungguhnya Kami menciptakan mereka (bidadari-bidadari) dengan langsung" (Al-Waqiah : 30-35).
Teruskanlah ayatnya.
__________________
Diriwayatkan dari Shabat Mughirah bin Syu'bah ra, sesungguhnya Nabi SAW bersabda : Nabi Musa bermunajah kepada Tuhannya, ia berkata, "Wahai Tuhanku, kabarkanlah aku tentang orang terakhir yang masuk surga, berapa yang dilimiliknya dari surga ?".
Allah Yang Maha Luhur berkata, "Wahai Nabi Musa, tidaklah tetap seorang muslim di dalam neraka kecuali hanya satu orang. Aku mengeluarkannya sebab rahmat-Ku, dia berdiri di depan pintu surga lalu aku berkata padanya, "Masuklah ke surga". Dia pun menjawab, "Bagaimana aku bisa masuk ke surga, orang-orang telah mengambil tempat dan derajat mereka, lalu tidaklah tersisa sesuatu bagiku dan tidak pula tempat". Lalu Aku berkata, "Wahai hamba-Ku, apakah kamu ridlo dengan tempat di surga kira-kira satu kerajaan seluas 2 kerajaan di dunia ?". Dia pun berkata, "Aku telah ridlo". Lalu Aku berkata padanya, "Masuklah ke surga, dan bagimu berkali lipat dari tempat (kerajaan) itu"".
Lalu Allah memberinya kira-kira satu kerajaan seluas 4 kerajaan di dunia.
Mushannif (penyusun kitab), semoga rahmat Allah terlimpah kepadanya, berkata, "Tempat itu seluas Khurasan, Iraq, Yaman, dan Syam".
Mushannif berkata, "Sifat surga lebih banyak daripada apa yang dihitung, tetapi harus juga dijelaskan mengenai neraka disampingnya" (1).
Catatan :
Maksud dari ungkapan mushannif ini bahwa penjelasan surga tentang sifat-sifat sudah banyak, maka tidak ada salahnya juga untuk menjelaskan tentang neraka sebagaimana penjelasan sesudahnya nanti.
__________________
Sahabat Anas bin Malik ra berkata, ketika turunnya ayat ini :
"Dan sesungguhnya Jahannam itu benar-benar tempat yang telah diancamkan kepada mereka (pengikut-pengikut syaitan) semuanya" (Al-Hijr : 43).
Rasulullah SAW menangis dnegan tangisan yang keras dan menangislah para sahabat karena tangis Beliau. Mereka tidak tahu apa yang telah diturunkan oleh Malaikat Jibril as dan tidak ada seorangpun yang kuasa untuk bertanya pada Beliau.
(Biasanya) Ketika Rasulullah SAW melihat Siti Fathimah ra, maka beliau bergembira karenanya. Lalu pergilah Sahabat Abdur Rahman bin Auf ke rumah Siti Fathimah, dalam riwayat lain (yang pergi) Sahabat Umar bin Khattab ra.
Sahabat Abdur Rahman bin Auf berkata, "Assalamu alaiki (semoga kesejahteraan terlimpah kepadamu), wahai putri Rasulullah".
Siti Fathimah menjawab, "Waalaikas salam (semoga terlimpahkan kepadamu juga)".
Lalu Siti Fathimah bertanya, "Siapa kamu ?".
Sahabat Abdur Rahman bin Auf menjawab, "Aku adalah Abdur Rahman bin Auf".
Siti Fathimah bertanya, "Wahai putra Auf, apa yang membuatmu datang ?".
Sahabat Abdur Rahman bin Auf menjawab, "Aku telah meninggalkan Rasulullah SAW dalam keadaan menangis lagi bersedih dan aku tidak tahu apa yang telah diturunkan Malaikat Jibril as". Siti Fathimah pun menjawab, "Menyingkirlah dari hadapanku (tinggalkan aku) sehingga aku mengenakan pakaianku dan aku akan pergi menuju Nabi SAW barangkali Beliau akan mengabarkan kepadaku atas apa yang telah diturunkan Malaikat Jibril".
Siti Fathimah pun mengenakan pakaian tebal kusam yang telah dijahit di 12 tempat dengan pelepah dan daun kurma.
Ketika Siti Fahimah telah keluar, maka Sahabat Umar bin Khattab ra melihatnya lalu meletakkan tangannya ke atas kepalanya dan menyeru, "Aduh, betapa sedihnya aku karena sedih putri Nabi Muhammad SAW. Karena sesungguhnya putri Qaishar dan Kisra (2) mengenakan sutera dan sundus (sutera halus), sedangkan putri Rasulullah SAW mengenakan pakian tebal dari bulu yang telah dijahit di 12 tempat dengan daun pelepah kurma".
Catatan (2) :
Qaishar atau kaisar dinisbatkan pada raja secara umum, sedangkan Kisra dinisbatkan pada raja Persia.
Ketika Siti Fathimah ra telah masuk, ia berkata, "Wahai Rasulullah, tidakkah kamu tahu bahwa Sahabat Umar terheran dengan pakaianku. Maka demi Dzat yang telah mengutusmu dengan kemuliaan, tidaklah aku dan Sahabat Ali (suami) memiliki tikar sejak 5 tahun kecuali kulit kambing, kami memberi makan dengan itu pada unta kami di siang hari, lalu tatkala malam hari, kami menjadikannya tikar dan sesungguhnya bantal kami dari kulit yang isinya adalah pelepah kurma".
Nabi SAW berkata, "Wahai Sahabat Umar, tinggalkan putriku, barangkali ia akan ada di dalam kuda yang cepat larinya".
Siti Fathimah ra bertanya, "Diriku menjadi tebusanmu, apa yang membuatmu menangis ?".
Nabi SAW menjawab, "Bagaimana aku tidak menangis, sedangkan Malaikat Jibril telah menurunkan ayat ini"
"Dan sesungguhnya Jahannam itu benar-benar tempat yang telah diancamkan kepada mereka (pengikut-pengikut syaitan) semuanya" (Al-Hijr : 43).
Siti Fathimah bertanya, "Wahai Rasulullah, kabarkan padaku tentang pintu Neraka Jahannam".
Nabi SAW menjawab, "Wahai Fathimah, sesungguhnya pintu paling ringan Neraka Jahannam adalah 70.000 gunung api, di setiap gunung terdapat 70.000 lembah api, di setiap lembah terdapat 70.000.000 cabang api, di setiap cabang terdapat 1.000.000 kota, di setiap kota terdapat 70.000.000 istana api (bangunan besar dari api), di setiap istana terdapat 1.000.000 desa api, di setiap desa terdapat 70.000.000 rumah api, di setiap rumah terdapat 70.000.000 kotak, di setiap kotak terdapat 70.000.000 macam siksa, dan di dalamnya tidak ada siksa yang menyamai pemiliknya".
Perawi (yang meriwayatkan hadits) berkata, jatuhlah Siti Fathimah ra di atas wajahnya (menundukkan wajah dan kepala) sedangkan ia berkata, "Celaka bagi orang yang memasuki neraka".
Sahabat Umar bin Khattab ra pun mendengar dan berkata, "Andai aku adalah seekor kambing milik keluargaku, lalu mereka menyembelihku, memakan dagingku, memotong-motong anggota tubuhku, merobek-robek (meremukkan) tulangku, dan aku tidak pernah mendengar penjelasan Neraka Jahannam".
Sahabat Abu Bakar As-Shiddiq pun datang sedangkan ia berkata, "Andai aku adalah burung di hutan, aku memakan buah-buahan, aku meminum air sungai-sungai, aku hinggap di dahan-dahan pepohonan, tiada hisab dan siksa bagiku, dan aku tidak akan pernah mendengar penjelasan Neraka Jahannam".
Kemudian Sahabat Ali bin Abi Thalib, semoga Allah memuliakan beliau, keluar sedangkan ia berkata, "Andai ibuku tidak melahirkanku, andai aku mati di waktu kecil, andai aku adalah rumput yang dimakan hewan ternak, andai hewan buas merobek dagingku, dan aku tidak akan pernah mendengar penjelasan Neraka Jahannam".
Kemudian Sahabat Salman Al-Farisi ra keluar ke arah pemakaman Baqi' Al-Gharqad, dia meletakkan tangannya di atas kepalanya dan ia menyeru dengan suara yang keras, "Aduh, betapa jauhnya perjalananku dan betapa sedikitnya bekalku di dalam perjalanan kiamat".
Kemudian Sahabat Salman Al-Farisi bertemu dengan Sahabat Bilal bin Rabah ra, lalu bertanyalah Sahabat Bilal bin Rabah, "Apa yang menbuatku melihatmu dalam keadaan menangis dan bersedih, wahai hamba Allah ?".
Sahabat Salman Al-Farisi menjawab, "Celaka bagiku dan bagimu, wahai Sahabat Bilal, jika tempat kembali kita setelah mengenakan pakaian katun dan pakaian linen, kita akan mengenakan potongan-potongan api".
Sahabat Salman Al-Farisi berkata, "Celaka bagiku dan bagimu, wahai Sahabat Bilal, jika tempat kembali kita setelah memeluk istri, kita akan dibarengkan bersama syetan di dalam belenggu. Celaka bagiku dan bagimu, wahai Sahabat Bilal, tatkala kita diberi minum dari air hamim (air mendidih) Neraka Jahannam dan diberi makan dari pohon zaqqum Neraka Jahannam".
__________________
Dikisahkan dari Mansur bin Amar berkata, aku pernah turun (berjalan-jalan) di sebuah jalan kecil dari jalan-jalan kecil Kota Kuffah di dalam waktu haji yang mana aku menunaikannya. Aku lewat di dalam malam yang gelap karena sebuah hajat (keperluan) bagiku.
Tiba-tiba aku melewati sebuah rumah dari rumah-rumah Kota Kuffah, aku pun mendengar seorang yang berdoa di tengah malam, ia berkata, "Wahai Tuhanku, dengan kemuliaan dan keagungan-Mu, tidaklah aku menginginkan pertentangan dengan-Mu atas maksiatku dan tidaklah aku seorang yang bodoh ketika bermaksiat pada-Mu. Tetapi, kesalahan (dosa) telah menampakkan padaku, tutup-Mu yang dilepaskan padaku telah menipuku, dan celakaku telah menolongku untuk melakukan maksiat, lalu aku menerobos dalam kemaksiatan karena kebodohanku. Maka saat ini, aku berharap karunia-Mu (kemurahan-Mu) agar Engkau mau menerima alasanku. Jika Engkau tidak mau menerima alasanku, maka betapa panjangnya kesedihanku di dalam siksa jika Engkau tidak mengasihiku".
Ketika orang itu diam, aku membacakan sebuah ayat dari Kitab Allah Yang Maha Luhur kepadanya :
"Wahai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan" (At-Tahrim : 6).
Lalu aku mendengar jeritan keras, kegaduhan, dan gerakan, lalu diamlah suara gerakan itu dan aku tidak mendengar suara lemah setelahnya. Aku pun menunaikan hajatku kemudian kembali ke tempatku.
Ketika telah tiba waktu pagiku, aku kembali ke tempat masukku (tempat kejadian semalam), tiba-tiba aku mendengar suara tangisan dan aku melihat orang-orang bertalziyah sebagian dari mereka ke sebagian lainnya.
Tiba-tiba ada seorang ibu tua yang sedang menangis, ternyata dia adalah ibu si mayit, dan dia berkata, "Semoga Allah tidak membalas pembunuh anakku dengan kebaikan, dia telah membacakan sebuah ayat kepada anakku, yang di dalamnya menerangkan siksa, sedangkan anakku sedang berdiri melakukan sholat. Ketika anakku mendengar ayat itu, maka ayat itu adalah sesuatu yang besar baginya, lalu dia tersungkur dalam keadaan meninggal dunia".
Mansur bin Amar berkata, lalu aku melihatnya (orang yang meninggal itu) di dalam mimpi pada malam itu. Aku pun bertanya padanya, "Apa yang telah Allah perbuat padamu ?". Dia menjawab, "Allah memperlakukanku seperti memperlakukan orang-orang mati syahid di perang Badar".
Aku bertanya, "Bagaimana bisa ?". Dia menjawab, "Karena sesungguhnya mereka dibunuh dengan pedang orang-orang kafir, sedangkan aku dibunuh dengan pedang Tuhan yang Maha Pengampun".
Wallahu a'lam bis showab.
Baca lebih lengkap : Terjemah Kitab Al-Mawaidzul Ushfuriyah Bahasa Indonesia.