Al-Mawaidzul Ushfuriyah - Hadits 12, Tentang Penyesalan Orang Kafir di Akhirat

Mawaidzul Ushfuriyah - Hadits 12

Dari Sahabat Ikrimah ra berkata, Sahabat Ibnu Abbas ra pernah ditanya tentang Firman Allah Yang Maha Luhur :

وَنَزَعْنَا مَا فِيْ صُدُوْرِهِمْ مِنْ غِلٍّ

"Dan Kami lenyapkan segala rasa dendam yang berada dalam hati mereka" (Al-Hijr : 47).

(Sahabat Ibnu Abbas menjawab bahwa) Rasulullah SAW menceritakan : Tatkala hari kiamat telah tiba, maka akan didatangkan ranjang (dipan) dari batu yaqut merah sepanjang 20 mil. Di dalam 20 mil itu tidak ada keretakan dan tidak pula pemisah, digantungkan (melayang) atas kekuasaan Allah Yang Maha Perkasa, Maha Agunglah Keagungan-Nya, lalu Sahabat Abu Bakar As-Shiddiq ra duduk di atasnya. Kemudian didatangkan ranjang (dipan) dari batu yaqut kuning seperti sifat ranjang yang pertama, lalu duduklah Sahabat Umar bin Khattab ra di atasnya. Kemudian didatangkan ranjang (dipan) hijau seperti sifat ranjang yang pertama, lalu duduklah Sahabat Utsman bin Affan di atasnya. Kemudian didatangkan ranjang (dipan) putih seperti sifat ranjang pertama, lalu duduklah Sahabat Ali bin Abi Thalib karramallahu wajhah, di atasnya.

Kemudian Allah Yang Maha Luhur memerintahkan ranjang-ranjang itu untuk terbang di angkasa dengan membawa mereka. Terbanglah ranjang-ranjang itu dengan membawa mereka ke bawah naungan Arsy Allah. Lalu datanglah kepada mereka tenda dari mutiara yang indah. Jikalau berkumpullah penghuni langit-langit dan tujuh bumi, serta semua makhluk Allah Yang Maha Luhur ada di dalam keduanya, maka mereka berada di pojok dari pojok-pojok tenda itu. 

Kemudian mereka diberikan 4 gelas, satu gelas (diberikan) kepada Sahabat Abu Bakar, satu gelas kepada Sahabat Umar, satu gelas kepada Sahabat Utsman, dan satu gelas kepada Sahabat Ali, semoga ridlo-ridlo Allah Yang Maha Luhur terlimpahkan kepada mereka semua. Lalu mereka memberi minum kepada orang-orang (penghuni surga). Demikian itulah (makna) Firman Allah Yang Maha Luhur :

وَنَزَعْنَا مَا فِيْ صُدُوْرِهِمْ مِنْ غِلٍّ إِخْوَانًا عَلٰى سُرُرٍ مُتَقَابِلِيْنَ

"Dan Kami lenyapkan segala rasa dendam yang berada dalam hati mereka, sedang mereka merasa bersaudara duduk berhadap-hadapan di atas dipan-dipan" (Al-Hijr : 47).

Kemudian Allah Yang Maha Luhur memerintahkan Neraka Jahannam untuk mengeluarkan gelombangnya (ombaknya) dan dihempaskanlah orang-orang menentang Allah SWT dan orang-orang kafir pada wajah-wajah mereka.

Lalu Allah membuka mata hari mereka pada waktu itu, mereka pun dapat melihat tempat para sahabat Nabi Muhammad SAW dan umatnya di dalam surga dan berkata, "Mereka adalah orang-orang yang mana beruntunglah orang-orang yang ada bersama mereka dan celakalah kita".

Kemudian mereka di kembalikan ke dalam liang Neraka Jahannam. Kemudian Nabi SAW mengatakan, "Tidaklah tetap di dalam neraka, orang yang di dalam hatinya terdapat iman seberat biji sawi, kecuali ia akan dikeluarkan dari Neraka Jahannam dengan syafa'atku".

___________________________

Seorang Imam yang luhur agamanya, yaitu Imam Az-Zandusiti mengatakan di dalam Kitab Raudlatul Ulama', aku mendengar Sa'd bin Muhammad Al-Astarusyani, yang ahli fiqih lagi seorang yang zuhud, meriwayatkan dari Al-Kalabi, dari Abu Sholeh, dari Sahabat Ibnu Abbas ra di dalam Firman Allah Yang Maha Luhur :

رُبَمَا يَوَدُّ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا لَوْ كَانُوْا مُسْلِمِيْنَ

"Orang-orang yang kafir itu seringkali (nanti di akhirat) menginginkan, kiranya mereka dahulu (di dunia) menjadi orang-orang muslim" (Al-Hijr : 2).

Dan diriwayatkan dari Sahabat Abu Musa Al-Asy'ari, dari Nabi SAW bersabda : Tatkala penghuni neraka berkumpul di dalam neraka dan bersama mereka adalah orang-orang yang dikehendaki Allah dari golongan ahlul kiblat (orang-orang islam), maka orang-orang kafir berkata pada orang-orang yang ada di dalam neraka dari golongan ahlul kiblat, "Bukankah kalian adalah orang-orang islam ?". Ahlul kiblat pun menjawab, "Iya".

Orang-orang kafir berkata, "Lalu mengapa keislaman kalian tidaklah berguna (memberi manfaat) kepada kalian sedangkan kalian bersama kami di dalam neraka ?". Ahlul kiblat pun menjawab, "Kami mempunyai dosa-dosa, lalu kami disiksa karena dosa-dosa itu".

Allah Yang Maha Mulia lagi Maha Agung pun murka kepada orang-orang kafir, lalu Dia mengampuni (orang-orang islam) dengan berkah anugerah dan rahmat-Nya. Lalu Dia memerintah (untuk mengeluarkan) semua orang yang tergolong ahlul kiblat di dalam neraka, lalu mereka semua dikeluarkan dari neraka. Pada saat itulah orang-orang kafir menginginkan kiranya mereka dahulu (di dunia) menjadi orang-orang islam.

___________________________

Sahabat Ibnu Abbas ra mengatakan, akan dikumpulkan golongan dari umat ini di atas shirath (titian). Demikian itu adalah golongan yang pertama memasuki surga selain para nabi dari umat ini dan golongan terakhir dari umat ini yang memasuki surga, yaitu orang-orang yang wajib bagi mereka memasuki neraka. Sedangkan Nabi SAW mengawasi di hari kiamat dan mengetahui umatnya karena mereka bersinar wajah dan tangan kakinya dari bekas wudlu. Beliau pun mengetahui lalu berkata, "Wahai Malaikat Jibril bagaimana keadaan umatku yang masih ditahan di atas shirath ?".

Lalu Allah Yang Maha Luhur berkata (kepada para malaikat neraka), "Samarkanlah mereka di dalam lembah-lembah neraka sehingga Nabi Muhammad SAW dapat memasuki surga".

Lalu tatkala Rasulullah SAW melihat ke peristiwa kiamat, Beliau mengira bahwa semua umatnya digiring ke dalam surga. Tatkala Rasulullah telah memasuki surga, Allah Yang Maha Luhur berkata kepada Malaikat Zabaniah, "Giringlah mereka (umat Nabi SAW) dan serahkan mereka kepada Malaikat Malik". 

Lalu tatkala Malaikat Malik melihat mereka, ia bertanya, "Wahai golongan orang-orang yang celaka, siapa kalian dan dari umat manakah kalian ?. Aku kira bahwa tidak tersisa seorang pun yang termasuk orang yang akan memasuki neraka. Setiap umat telah datang (masuk ke neraka) dan mereka dalam terikat lagi terbelenggu dengan rantai-rantai, mereka dibarengkan bersama syetan, dan mereka diseret di atas wajah-wajah mereka dalam keadaan hitam wajahnya lagi melotot matanya. Namun aku tidak melihat ankal (belenggu) di kaki kalian dan (tidak pula) belenggu di tangan kalian, aku tidak melihat wajah kalian hitam dan tidak pula mata kalian melotot, kalian berjalan dengan kaki kalian. Dari umat manakah kalian ?".

Mereka pun menjawab, "Janganlah bertanya kepada kami wahai Malaikat Malik, sesungguhnya kami malu untuk memberitahumu. Tetapi, kami dari golongan orang-orang yang hafal Al-Qur'an, kami dari golongan orang-orang yang berpuasa di Bulan Ramadhan, kami adalah orang-orang yang menunaikan haji dan berperang, kami adalah orang-orang yang mengeluarkan zakat, kami adalah orang-orang yang memuliakan anak-anak yatim, kami adalah orang-orang yang mandi janabah, dan kami adalah orang-orang yang melaksanakan sholat 5 waktu".

Malaikat Malik pun berkata, "Wahai golongan orang-orang yang celaka, tidakkah Al-Qur'an telah mencegah kalian dari bermaksiat kepada Allah Yang Maha Luhur, sehingga kalian terjatuh pada sesuatu yang mana kalian telah terjatuh di dalamnya ?".

Mereka menjawab, "Wahai Malaikat Malik, jangalah mencela (mencemooh) kami, karena sesungguhnya saat ini kami telah selamat dari celaan Allah Yang Maha Luhur dan para malaikat-Nya".

Lalu ketika mereka dalam keadaan seperti itu, tiba-tiba menyerulah Dzat Yang Maha Menyeru dari arah Arsy, "Wahai Malaikat Malik, masukkanlah mereka ke pintu paling atas nereka".

Malaikat Malik pun berkata, "Wahai golongan orang-orang yang celaka, tidakkah kalian mendengar kalam itu dan memahami perkataan itu ?".

Mereka pun menjawab, "Iya, tetapi wahai Malaikat Malik, berilah kami kesempatan sesaat agar kami meratapi diri kami". Malaikat Malik menjawab, "Tidak ada jalan untuk melakukan itu".

Lalu datanglah (terdengarlah) seruan dari arah Arsy, "Wahai Malaikat Malik, berilah mereka kesempatan agar mereka menangisi diri mereka".

Lalu dibedakanlah mereka menjadi beberapa golongan, orang-orang yang hafal Al-Qur'an pada satu kelompok, orang-orang yang menunaikan haji pada satu kelompok, orang-orang yang berperang pada satu kelompok, dan para wanita pada satu kelompok. 

Kemudian mereka meratapi diri mereka sembari berkata, "Bagaimana kami bisa bertahan pada api neraka, sedangkan kami tidak bisa bertahan pada panasnya matahari. Bagaimana kami bisa bertahan pada pakaian qathran (timah panas), sedangkan kami telah membiasakan megenakan pakaian yang halus. Dan bagaimana kami bisa bertahan pada memakan Zaqqum dan meminum air hamim (air mendidih), sedangkan kami telah membiasakan memakan makanan yang enak dan meminum air dingin".

Ketika mereka sedang meratapi, tiba-tiba datanglah (terdengarlah) seruan dari arah Arsy, "Wahai Malaikat Malik, "Wahai Malaikat Malik, masukkanlah mereka ke pintu paling atas nereka".

Malaikat Malik pun berkata, "Wahai golongan orang-orang yang celaka, tidakkah kalian mendengar kalam itu dan memahami perkataan itu ?".

Mereka pun menjawab, "Iya". Malaikat pun bertanya, "Dari umat manakah kalian ?". Mereka pun menjawab, "Sesungguhnya kami malu untuk mengatakannya".

Lalu Malaikat Malik pun menggiring mereka, ia menjadikan orang-orang tua berada di depan mereka, para pemuda di belakang orang-orang tua, dan para wanita di belakang para pemuda, sampai mereka tiba di tepi neraka Jahannam.

Lalu keluarlah para malaikat yang kasar lagi keras, meraka diciptakan tanpa hati sehingga mereka tidak akan berbelas kasih karena itu. Setiap manusia dari mereka didampingi 1.000 Malaikat Zabaniyah, lalu para malaikat Zabaniyah itu memasukkan mereka ke dalam neraka. Di antara mereka, ada yang dibakar api sampai mata kakinya, ada yang dibakar api sampai kedua lututnya, ada yang dibakar api sampai bagian tengah tubuh mereka (pusar mereka), dan ada yang dibakar api sampai dada mereka.

Tatkala api neraka hendak membakar wajah dan hati mereka, datanglah (terdengarlah) seruan dari arah Arsy, "Wahai Malaikat Malik, turunkan api neraka dari wajah dan hati mereka, karena sesungguhnya telah lama mereka mengakuiku (sebagai Tuhannya) dengan lisan mereka dan mengenalku dengan hati mereka, telah lama mereka bersujud kepadaku di kehidupan dunia dengan wajah mereka".

Tatkala mereka mendengar seruan itu, mereka semua mengeraskan suara mereka, "Wahai Nabi Muhammadku, wahai Ayah Qasimku, wahai Nabi Muhammad, wahai orang yang berbuat baik kepada para janda dan anak-anak yatim, wahai kemewahan kiamat (orang yang paling mewah dan utama di hari kiamat), wahai pembuka umat-umat, wahai pembuka pintu-pintu surga, wahai penutup pintu-pintu neraka dari umatmu, wahai pemberi syafaat umat-umat, kami adalah umatmu yang lemah, kami tidak bisa bertahan di dalam panasnya api neraka, tolonglah kami dengan syafaatmu menuju surga".

Salah satu dari mereka meletakkan kedua tangannya di atas kedua telinganya seperti seorang muadzin dan menyeru dengan suaranya yang keras, "Kami adalah umat Nabi Muhammad".

Malaikat Malik pun menuju ke surga, lalu meletakkan mulutnya (memberitahukan) kepada Nabi Muhammad, sedangkan Beliau sedang bersenang-senang di dalam surga. Ia pun berkata, "Wahai Nabi Muhammad, sesungguhnya engkau sedang bersenang-senang di dalam surga, sedangkan umatmu yang lemah meminta pertolongan kepadamu, maka tolonglah mereka karena sesungguhnya mereka lemah, tidak bisa bertahan pada api neraka".

Tatkala kabar itu sampai kepada Nabi Muhammad SAW, Beliau meloncat dari ranjangnya dan menaiki Buraq, lalu Beliau berkata, "Wahai Buraq, cepat, cepat, sesungguhnya umatku yang lemah tidak bisa bertahan pada panasnya api neraka".

Buraq pun mengangkat telapak kakinya dan meletakkan (menurunkan) Nabi SAW di tepi Neraka Jahannam. Tatkala mendengar suara mereka, menangislah Nabi SAW dan mereka pun ikut menangis. Lalu Beliau berkata, "Wahai Malaikat Malik, keluarkan umatku dari neraka".

Malaikat Malik pun menjawab, "Wahai Nabi Muhammad, aku tidak memiliki jalan untuk mengeluarkan mereka selama aku belum diperintah".

Nabi SAW pun menuju ke tiang Arsy, lalu turun dari Buraq dan tersungkur dalam keadaan bersujud. Berkatalah Nabi SAW, "Wahai Tuhanku, seperti inilah Engkau menjanjikanku untuk tidak membakar umatku di dalam neraka".

Allah Yang Maha Luhur pun menjawab, "Wahai Nabi Muhammad, mereka telah melupakanmu dan meninggalkan syariatmu di dunia. Dan pada hari ini, Aku telah melupakan mereka dari syafaatmu kepada mereka. Maka berilah syafaat sekarang".

Allah pun mengizinkan Nabi SAW memberikan syafaat, lalu Beliau memberi syafaat kepada mereka semua dan mengeluarkan mereka dari neraka dengan syafaat Beliau. Tetaplah orang-orang kafir di dalam neraka, lalu pada saat itulah mereka berkata, "Andai kami adalah orang-orang islam, maka kami akan dikeluarkan sebagaimana mereka (orang-orang islam) telah dikeluarkan".

Sahabat Ibnu Abbas ra berkata :

رُبَمَا يَوَدُّ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا لَوْ كَانُوْا مُسْلِمِيْنَ

"Orang-orang yang kafir itu seringkali (nanti di akhirat) menginginkan, kiranya mereka dahulu (di dunia) menjadi orang-orang muslim" (Al-Hijr : 2).

Wallahu a'lam bis showab.

Baca lebih lengkap : Terjemah Kitab Al-Mawaidzul Ushfuriyah Bahasa Indonesia.