Al-Mawaidzul Ushfuriyah - Muqaddimah dan Hadits 1, Tentang Kasih Sayang

Mawaidzul Ushfuriyah - Muqaddimah dan Hadits 1

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,

Segala puji hanya bagi Allah, Tuhan semesta alam, akhir baik (khusnul khotimah) hanya bagi orang-orang yang bertaqwa, tiada permusuhan kecuali kepada orang-orang dholim. Semoga rahmat ta'dhim terlimpahkan kepada sebaik-baik makhluk-Nya, Nabi Muhammad, beserta semua keluarga Beliau.

[Dan sesudah itu] maka sesungguhnya seorang hamba yang berdosa, yaitu Syekh Muhammad bin Abu Bakar, semoga rahmat Allah terlimpahkan kepada beliau, setelah lamanya menyelam di dalam laut dosa dan maksiat, maka ia mencari ridlo Tuhan Yang Maha Pengasih, menentang syetan, selamat dari neraka-neraka, masuk ke dalam rumah surga, dan tidak membiarkan dirinya bagi syetan menapaki jalan aman, Hanya saja bahwa ia menemukan di dalam hadits dari sebaik-baik manusia (Nabi Muhammad SAW), pemilik mukjizat dan bukti, bahwasanya Beliau bersabda :

مَنْ جَمَعَ اَرْبَعِيْنَ حَدِيْثًا فَهُوَ فِى الْعَفْوِ وَالْغُفْرَانِ

"Barang siapa mengumpulkan 40 hadits, maka dia berada di dalam kemaafan dan ampunan"

Lalu, hamba itu (Syekh Muhammad bin Abu Bakar) mengumpulkan 40 hadits dengan sanad-sanad yang tersambung kepada Nabi SAW dari guru-guru yang terpilih dan imam-imam besar. Setiap seorang dari mereka meriwayatkan dari sebagian sahabat (sahabat Nabi SAW) yang baik.

Dan hamba itu (Syekh Muhammad bin Abu Bakar) menambah di dalamnya keterangan yang patut, baik berupa nasehat maupun hikayat-hikayat yang didengar dari para ulama' tersebut di dalam beberapa khobar dan atsar.

Mudah-mudahan ia (Syekh Muhammad bin Abu Bakar) memperoleh aman dari murka Tuhan yang Maha Perkasa, mendapati harapannya di dakhirat dari Tuhan Yang Maha Bijaksana lagi Maha Menutupi Cela, dengan berkah apa yang telah dikumpulkan, baik berupa hadits-hadits maupun khobar-khobar.

Dan memohon doa kepada orang-orang yang melihat di dalamnya (kitab ini) dan orang-orang yang memberi nasehat darinya (kitab ini), maka semoga Allah melimpahkan rahmat kepada orang yang mau menyebutnya (Syekh Muhammad bin Abu Bakar) dengan mendoakan dan tidak melupakannya.


HADITS PERTAMA

Dari Sahabat Abdullah bin Umar ra berkata, Rasulullah SAW bersabda :

الرَّاحِمُوْنَ يَرْحَمُهُمُ الرَّحْمٰنُ، اِرْحَمُوْا مَنْ فِى الْاَرْضِ يَرْحَمُكُمْ مَنْ فِى السَّمَاءِ

"Orang-orang yang penyayang, Allah Yang Maha Penyayang menyayangi mereka. Sayangilah yang ada di bumi, maka Tuhan yang ada di langit akan menyayangi kalian" - teruskan khobar ini dengan sempurna.

_______________________________

Terkait hadits ini, ada sebuah hikayat dari Sahabat Umar bin Khattab ra. Beliau pernah berjalan melewati jalan-jalan kecil di Kota Madinah, lalu beliau melihat seorang anak kecil yang mana ia memegang seekor burung pipt (manuk emprit) di tangannya, ia bermain-main dengan burung pipit itu, beliau pun merasa kasihan pada burung pipit itu. Lalu beliau membeli burung pipit itu dari anak kecil tersebut dan memerdekakannya (melepaskannya).

Ketika Sahabat Umar bin Khattab ra telah wafat, jumhur ulama' melihat beliau di dalam mimpi dan bertanya kepada beliau tentang keadaan beliau, "Apa yang telah diperbuat Allah kepadamu ?". Beliau menjawab, "Dia mengampuni dan memaafkanku".

Mereka bertanya, "Sebab apa ? sebab kedermawananmu, adilmu, ataukah zuhudmu ?". Beliau menjawab, "Ketika kalian meletakkanku di dalam kubur, kalian menutupiku dengan tanah, dan kalian meninggalkanku sendirian, datanglah 2 malaikat yang menyeramkan. Terbanglah (kacau) akalku dan gemetarlah sendi-sendiku karena takut mereka berdua. Mereka berdua memagangku, mendudukkanku, dan hendak menanyaiku. Lalu aku mendengar panggilan dari suara tanpa rupa, "Tinggalkanlah hamba-Ku dan jangan menakutinya, karena sesungguhnya Aku telah mengasihi dan mengampuninya, karena ia telah mengasihi seekor burung pipit di dunia, maka Aku mengasihinya di akhirat"".

_______________________________

Hikayat lainnya, ada seorang ahli ibadah di masa Bani Israil, ia melewati tumpukan pasir dan Bani Israil telah tertimpa kelaparan (dalam musim kemarau berkepanjangan). Ia pun berharap pada dirinya bahwa jika tumpukan pasir ini adalah tepung, niscaya akan mengeyangkan perut-perut Bani Israil.

Lalu Allah Yang Maha Luhur memberikan wahyu kepada seorang nabi dari nabi-nabi Bani Israil, "Katakanlah kepada fulan (seorang ahli ibadah itu), sesungguhnya Allah Yang Maha Luhur telah mewajibkan bagimu pahala sebagaimana (kamu berharap karena kasihan) jika tumpukan pasir itu adalah tepung maka kamu menyedekahkannya".

Barang siapa yang megasihi hamba-hamba Allah, maka Allah Yang Maha Luhur akan mengasihinya. Maka sesungguhnya hamba itu, ketika ia mengasihi hamba-hamba Allah dengan ucapannya, "Jika saja tumpukan pasir ini adalah tepung maka akan mengenyangkan orang-orang", maka ia menemui pahala sebagaimana jika ia melakukannya (menyedekahkannya).

Wallahu a'lam bis showab,

Baca lebih lengkap : Terjemah Kitab Al-Mawaidzul Ushfuriyah Bahasa Indonesia.