Al-Mawaidzul Ushfuriyah - Hadits 18, Tentang Keutamaan Umat Nabi SAW di Akhir Zaman

Al-Mawaidzul Ushfuriyah -  Hadits 18, Tentang Keutamaan Umat Nabi SAW di Akhir Zaman


Dari Sahabat Ibnu Abbas ra, sesungguhnya Rasulullah SAW bertanya, "Apakah kalian tahu siapakah makhluk yang paling menakjubkan imannya ?". Para sahabat menjawab, "Iman para malaikat, wahai Rasulullah". Rasulullah SAW berkata, "Bagaimana para malaikat tidak beriman, sedangkan mereka melihat dengan nyata perintah Allah SWT".

Para sahabat menjawab, "Para nabi, wahai Rasulullah". Rasulullah SAW berkata, "Bagaimana para nabi tidak beriman, sedangkan ruh (Malaikat Jibril) menurunkan kepada mereka perintah Allah SWT dari langit".

Para sahabat menjawab, "Para sahabatmu, wahai Rasulullah". Rasulullah SAW berkata, "Bagaimana para sahabatku tidak beriman, sedangkan mereka melihat mukjizat-mukjizat dariku dan aku menyampaikan berita atas apa yang telah diturunkan padaku. Tetapi manusia yang paling menakjubkan imannya adalah kaum (umat Nabi SAW) yang datang setelahku, mereka beriman kepadaku, mereka tidak melihatku, dan mereka membenarkanku, maka mereka adalah saudara-saudaraku "

______________________

Dikisahkan, sesungguhnya pada suatu hari, berkumpullah orang-orang kafir di rumah Abu Jahal. Tiba-tiba masuklah seorang yang bernama Thariq Ash-Shaidalani dan berkata, "Alangkah mudahnya bagi kita untuk membunuh Nabi Muhammad SAW jika kalian setuju dengan pendapatku".

Mereka bertanya, "Bagaimana caranya, wahai Thariq ?". Orang itu (Thariq) berkata, "Sesungguhnya Nabi Muhammad SAW menyandarkan diri ke dinding Ka'bah. Lalu jikalau seseorang dari kita pergi dan melemparkan sebuah batu besar dari atas Ka'bah, niscaya rusaklah (matilah) Nabi Muhammad pada saat itu".

Lalu berdirilah seseorang di antara mereka yang bernama Syihab dan berkata, "Jikalau kalian mengizinkanku, niscaya aku akan membunuh Nabi Muhammad".

Mereka pun mengizinkan Syihab, lalu naiklah ia ke atas Ka'bah dan membawa sebuah batu besar. Ia pun melemparkan batu itu ke arah Nabi SAW. Namun keluarlah sebuah batu lain dari dinding Ka'bah dan mementalkan batu itu ke udara, sehingga Rasulullah SAW berdiri dari tempatnya dan jatuhlah batu itu di atas tanah. Menggulunglah dinding itu ke tempatnya, lalu jadilah dinding itu seperti sedia kala, sedangkan Syihab melihat dinding itu dan merasa terheran akan dinding itu. 

Lalu Syihab turun dari Ka'bah dan datang ke hadapan Rasulullah SAW, ia memeluk islam dan baguslah keislamannya.Thariq juga memeluk islam dan Syihab beserta orang bersamanya pun memeluk islam setelah mereka melihat mukjizat ini. 

Sedangkan iman kepada Nabi Muhammad SAW di akhir zaman merupakan derajat iman yang paling utama (1). Karena sesungguhnya mereka (umat akhir zaman) menetapi keimanan dan islam dari luar perkara yang ghaib tanpa pernah menyaksikan (melihat) Nabi SAW dan mukjizatnya.

Catatan (1) :

Maksud derajat iman yang paling utama ini hanya sekedar dilihat dari sisi bahwa umat akhir zaman belum pernah bertemu Rasulullah SAW, menyaksikan mukjizatnya, dan mendengar risalahnya secara langsung. Adapun jika dilihat dari banyak sisi lainnya, maka hakekatnya iman para sahabat dan orang-orang yang mendekati masanya dengan Rasulullah SAW jauh melebihi iman umat di akhir zaman. 

Wallahu a'lam bis showab.

Baca lebih lengkap : Terjemah Kitab Al-Mawaidzul Ushfuriyah Bahasa Indonesia.