Washiyatul Musthofa - Penjelasan Tentang Jujur dan Pertemanan, Penjelasan Tentang Taubat, Penjelasan Tentang Menjaga Lisan

Washiyatul Musthofa - Penjelasan Tentang Jujur dan Pertemanan, Penjelasan Tentang Taubat, Penjelasan Tentang Menjaga Lisan

Terjemah Kitab Washiyatul Musthofa Bahasa Indonesia, Penjelasan Tentang Jujur dan Pertemanan, Penjelasan Tentang Taubat, Penjelasan Tentang Menjaga Lisan.


Penjelasan Tentang Jujur dan Pertemanan

Nabi SAW bersabda :

يَا عَلِيُّ أُصْدُقْ وَإِنْ ضَرَّكَ فِى الْعَاجِلِ فَإِنَّهُ يَنْفَعُكَ فِى الْآجِلِ، وَلَا تَكْذِبْ وَإِنْ نَفَعَكَ فِى الْعَاجِلِ فَإِنَّهُ يَضُرُّكَ فِى الْآجِلِ

Wahai Sahabat Ali, jujurlah meskipun memberimu madharat (bahaya) di dunia karena sesungguhnya kejujuran akan memberimu manfaat di akhirat. Dan jangan berdusta meskipun memberimu manfaat di dunia karena dusta akan memberimu madharat (bahaya) di akhirat.

يَا عَلِيُّ مَنْ كَثُرَتْ ذُنُوْبُهُ ذَهَبَ بَهَاؤُهُ

Wahai Sahabat Ali, barang siapa yang banyak dosa-dosanya maka hilanglah kecantikan wajahnya (sinar wajahnya).

يَا عَلِيُّ عَلَيْكَ بِصِدْقِ الْحَدِيْثِ وَحِفْظِ الْأَمَانَةِ وَسَخَاءِ النَّفْسِ وَعِفَّةِ الْبَطْنِ

Wahai Sahabat Ali, hendaklah kamu senantiasa bersikap jujur dalam berkata, menjaga amanat, berhati dermawan, dan menjaga perut (dari perkara syubhat dan haram).

يَا عَلِيُّ بِئْسَ الصَّدِيْقُ الَّذِى يَقْصِرُ فِى صَدِيْقِهِ وَيُفْشِى سِرَّهُ

Wahai Sahabat Ali, seburuk-buruk teman adalah orang yang ceroboh di dalam temannya dan mengungkap rahasianya.

يَا عَلِيُّ أَلْفُ صَدِيْقٍ قَلِيْلٌ وَعَدُوٌّ وَاحِدٌ كَثِيْرٌ

Wahai Sahabat Ali, seribu teman itu sedikit dan satu musuh itu banyak.

يَا عَلِيُّ لِلصَّدَاقَةِ عَلَامَاتٌ : أَنْ يَجْعَلَ مَالَهُ دُوْنَ مَالِكَ، وَنَفْسَهُ دُوْنَ نَفْسِكَ، وَعِرْضَهُ دُوْنَ عِرْضِكَ

Wahai Sahabat Ali, pertemanan memiliki tanda-tanda, yaitu menjadikan (mau mengorbankan) hartanya bukan hartamu, (mau mengorbankan) dirinya bukan dirimu, dan (mau mengorbankan) kehormatannya bukan kehormatanmu.


Penjelasan Tentang Taubat

Nabi SAW bersabda :

يَا عَلِيُّ لَا تَوْبَةَ لِلتَّائِبِ حَتَّى يَغْسِلَ بَطْنَهُ مِنَ الْحَرَامِ بِطِيْبِ كَسْبِهِ

Wahai Sahabat Ali, tiada taubat bagi orang yang bertaubat sehingga ia membasuh perutnya dari perkara haram dengan pekerjaan yang baik (halal).

يَا عَلِيُّ إِذَا لَمْ يِكُنِ الْعَالِمُ تَقِيًّا ظَلَّتْ مَوْعِظَتُهُ عَلَى قُلُوْبِ النَّاسِ كَمَا يَظِلُّ الْقَطْرُ عَلَى بِيْضِ النَّعَامِ وَالصَّفَا

Wahai Sahabat Ali, tatkala orang alim tidak bertaqwa, maka jadilah nasehatnya pada hati manusia sebagaimana terjatuhlah tetes air di atas telur burung unta dan batu.

يَا عَلِيُّ إِذَا مَضَى عَلَى الْمُؤْمِنِ أَرْبَعُوْنَ صَبَاحًا وَلَمْ يُجَالِسْ الْعُلَمَاءَ قَسَى قَلْبُهُ وَجَسَرَ عَلَى الْكَبَائِرِ لِأَنَّ الْعِلْمَ حَيَاةُ الْقَلْبِ

Wahai Sahabat Ali, tatkala telah lewat 40 hari pada orang mukmin sedangkan ia tidak duduk bersama ulama' maka hatinya keras dan menerjang dosa-dosa besar, karena sesungguhnya ilmu adalah kehidupan hati.

يَا عَلِيُّ إِنَّ اللهَ لَا يَسْتَحِى مِنْ عَذَابِ غَنِيٍّ سَارِقٍ وَعَالِمٍ فَاسِقٍ

Wahai Sahabat ALi, sesungguhnya Allah tidaklah malu menyiksa orang kaya yang mencuri dan orang alim yang fasiq.


Penjelasan Tentang Menjaga Lisan

Nabi SAW bersabda :

يَا عَلِيُّ لَا تُعِيْرُ أَحَدًا بِمَا فِيْهِ فَمَا مِنْ لَحْمٍ إِلَّا وَفِيْهِ عَظْمٌ وَلَا كَفَّارَةٌ لِلْغِيْبَةِ حَتَّى يَسْتَحِلَّهُ أَوْ يَسْتَغْفِرَ لَهُ

Wahai Sahabat Ali, janganlah kamu mencela seseorang dengan apapun yang ada di dalam dirinya. Maka tiada daging kecuali di dalamnya ada tulang dan tiada penglebur dosa gunjingan (ngerasani) sampai ia meminta halal dan meminta maaf kepadanya.

يَا عَلِيُّ مَا خَلَقَ اللهُ فِى الْإِنْسَانِ أَفْضَلَ مِنَ اللِّسَانِ يَدْخُلُ الْجَنَّةَ وَيَدْخُلُ النَّارَ فَاسْجُنْهُ فَإِنَّهُ كَلْبٌ عَقُوْرٌ

Wahai Sahabat Ali, tidaklah Allah menciptakan di dalam manusia sesuatu yang lebih utama daripada lisan, (karena lisan) manusia bisa masuk ke surga dan bisa masuk ke neraka. Maka penjaralah lisan itu karena sesungguhnya ia adalah anjing yang galak.

يَا عَلِيُّ لَا تَلْعَنْ مُسْلِمًا وَلَا دَآبَّةً فَتَرْجِعُ اللَّعْنَةُ عَلَيْكَ

Wahai Sahabat Ali, janganlah melaknati seorang muslim dan tidak pula hewan melata, maka menjadi sebab laknat itu kembali kepadamu.

Wallahu a'lam bis showab.

Baca lebih penjelasan selanjutnya : Terjemah Kitab Washiyatul Musthofa Bahasa Indonesia.