Washiyatul Musthofa - Penjelasan Tentang Malu, Penjelasan Tentang Wara', Penjelasan Tentang Mencela Dunia

Washiyatul Musthofa - Penjelasan Tentang Malu, Penjelasan Tentang Wara', Penjelasan Tentang Mencela Dunia

Terjemah Kitab Washiyatul Musthofa Bahasa Indonesia, Penjelasan Tentang Malu, Penjelasan Tentang Wara', Penjelasan Tentang Mencela Dunia.


Penjelasan Tentang Malu

Nabi SAW bersabda :

يَا عَلِيُّ الدِّيْنُ كُلُّهُ فِى الْحَيَاءِ وَهُوَ أَنْ تَحْفَظَ الرَّأْسَ وَمَا حَوَى وَالْبَطْنَ وَمَا وَعَى

Wahai Sahabat ALi, semua agama itu terletak pada rasa malu, yaitu kamu menjaga kepala dan apa yang dikandungnya, perut dan apa yang ditampungnya.


Penjelasan Tentang Wara' (Berhati-hati Pada Setiap Perkara Haram dan Syubhat)

Nabi SAW bersabda :

يَا عَلِيُّ لَا دِيْنَ لِمَنْ لَا خَشْيَةَ لَهُ وَلَا عَقْلَ لِمَنْ لَا عِصْمَةَ لَهُ وَلَا إِيْمَانَ لِمَنْ لَا وَرَعَ لَهُ وَلَا عِبَادَةَ لِمَنْ لَا عِلْمَ لَهُ وَلَا مُرُوْءَةَ لِمَنْ لَا صَدَقَةَ لَهُ وَلَا أَمَانَ لِمَنْ لَا سِرَّ لَهُ وَلَا تَوْبَةَ لِمَنْ لَا تَوْفِيْقَ لَهُ وَلَا سَخَاءَ لِمَنْ لَا حَيَاءَ لَهُ

Wahai Sahabat Ali, tiada agama bagi orang yang tidak takut kepada Allah SWT, tiada akal bagi orang yang tidak menjaganya, tiada iman bagi orang yang tidak bersikap wara', tiada ibadah bagi orang yang tidak memiliki ilmu, tiada sifat muru'ah (tenang dan santai) bagi orang yang tidak bershodaqoh, tiada aman bagi orang yang tidak bisa menjaga rahasia, tiada taubat bagi orang yang tidak memperoleh taufiq (pertolongan dari Allah SWT), dan tiada sifat dermawan bagi orang yang tidak memiliki rasa malu.

يَا عَلِيُّ مَنْ لَمْ يَكُنْ وَرَعًا عَنِ الْمَعَاصِى فَبَطْنُ الْأَرْضِ خَيْرٌ لَهُ مِنْ ظَهْرِهَا لِأَنَّهُ لَا إِيْمَانَ فِيْ قَلْبِهِ

Wahai Sahabat Ali, barang siapa yang tidak bersikap wara' (berhati-hati) dari perkara maksiat, maka perut bumi lebih baik baginya daripada punggung bumi, karena sesungguhnya tiada keimanan di dalam hatinya.

َيَا عَلِيُّ أَصْلُ الْوَرَعِ تَرْكُ الْحَرَامِ وَمَا حَرَّمَ اللّٰهُ وَرَأْسُ الْكَرَمِ فِى تَرْكِ الْمَعَاصِى

Wahai Sahabat Ali, pokok sikap wara' adalah meninggalkan perkara haram dan apapun yang diharamkan oleh Allah, dan pokok kemuliaan ada di dalam meninggalkan kemaksiatan.

يَا عَلِيُّ إِنَّ الرَّجُلَ لَيَبْلُغُ بِالْخُلُقِ الْحَسَنِ دَرَجَةَ الصَّائِمِ الْقَائِمِ الْمُغَازِى فِى سَبِيْلِ اللّٰهِ

Wahai Sahabat Ali, sesungguhnya seseorang akan dapat mencapai derajat orang yang berpuasa, yang melaksanakan sholat malam, lagi yang berperang di jalan Allah, dengan berakhlaq yang baik.

يَا عَلِيُّ كُنْ بَشَّاشًا فَإِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْبَشَّاشِيْنَ وَيُبْغِضُ الْعَبُوْسَ الْكَرِيْهَ الْوَجْهِ

Wahai Sahabat Ali, jadilah orang yang ceria wajahnya, karena sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang ceria wajahnya dan Allah membenci orang yang cemberut lagi muram wajahnya.

يَا عَلِيُّ رَأْسُ الْعِبَادَةِ الصُّمْتُ إِلَّا مِنْ ذِكْرِ اللّٰهِ

Wahai Sahabat Ali, pokok ibadah adalah diam kecuali dari berdzikir kepada Allah.

يَا عَلِيُّ كَثْرَةُ النَّوْمِ تُمِيْتُ الْقَلْبَ وَتُذْهِبُ الْبَهَآءَ وَكَثْرَةُ الذُّنُوْبِ تُمِيْتُ الْقَلْبَ وَتُوْرِثُ النَّدَمَ

Wahai Sahabat Ali, banyaknya tidur dapat membuat hati menjadi mati dan menghilangkan kecantikan wajahnya (cahaya wajahnya). Dan banyaknya dosa dapat membuat hati menjadi mati dan menyebabkan penyesalan.

يَا عَلِيُّ مَنْ أَنْعَمَ اللّٰهُ عَلَيْهِ فَشَكَرَ وَابْتَلَاهُ فَصَبَرَ وَأَسَاءَ فَاسْتَغْفَرَ دَخَلَ الْجَنَّةَ مِنْ أَيِّ بَابٍ شَاءَ

Wahai Sahabat Ali, barang siapa yang diberikan nikmat oleh Allah lalu ia bersyukur, diuji oleh Allah lalu dia bersabar, dan diperlakukan buruk oleh Allah lalu dia memohon ampun, maka ia memasuki surga dari pintu manapun yang ia kehendaki.

يَا عَلِيُّ لَا تَفْرَحْ إِنَّ اللّٰهَ لَايُحِبُّ الْفَرِحِيْنَ وَعَلَيْكَ بِالْحُزْنِ فَإِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ كُلَّ حَزِيْنٍ

Wahai Sahabat Ali, janganlah merasa bahagia karena sesungguhnya Allah tidak mencintai orang-orang yang berbahagia (di dunia). Dan hendaklah kamu senantiasa bersedih, karena sesungguhnya Allah mencintai setiap orang yang bersedih (1).

Catatan (1) :

Maksudnya adalah Allah SWT tidak menyukai orang-orang yang merasa bahagia di dunia dan Allah mencitai orang-orang yang bersedih memikirkan akhiratnya.

يَا عَلِيُّ مَا مِنْ يَوْمٍ جَدِيْدٍ إِلَّا وَيَقُوْلُ : يَا ابْنَ اٰدَمَ أَنَا يَوْمٌ جَدِيْدٌ وَعَلَى عَمَلِكَ شَهِيْدٌ فَانْظُرْ مَاذَا تَفْعَلُ

Wahai Sahabat Ali, tiada hari yang baru kecuali ia berkata, "Wahai anak Adam (manusia) aku adalah hari yang baru dan aku menyaksikan amal perbuatanmu, maka lihatlah (telitilah) apa yang akan kamu kerjakan".


Penjelasan Tentang Mencela Dunia

Nabi SAW bersabda :

يَا عَلِيُّ إِيَّاكَ وَعليةَ الْمَوْتِ لَا يَذْكُرُوْنَ إِلَّا دُنْيَاهُمْ، فَقَالَ عَلِيٌّ : وَمَا هُمْ يَا نَبِيَّ اللّٰهِ، قَالَ : اَلْأَغْنِيَاءُ وَأَصْحَابُ الدُّنْيَا اَلَّذِيْنَ تَرَاهُمْ مُقْبِلِيْنَ عَلَى جَمْعِهَا كَإِقْبَالِ الْوَالِدَةِ عَلَى وَلَدِهَا وَاُولَئِكَ هُمُ الْخَاسِرُوْنَ غَدًا

Wahai Sahabat Ali, jauhilah orang-orang yang melupakan kematian, mereka tidaklah mengingat kecuali dunia mereka. Lalu Sahabat Ali bertanya, "Dan siapa mereka itu, wahai Nabi Allah ?". Nabi SAW menjawab, "Mereka adalah orang-orang kaya dan para pemilik dunia (sibuk mencari dunia), yaitu orang-orang yang mana kamu melihat mereka mendatangi kumpulan dunia seperti seorang ibu mendatangi anaknya, mereka adalah orang-orang yang merugi kelak (di akhirat)".

Wallahu a'lam bis showab.

Baca lebih penjelasan selanjutnya : Terjemah Kitab Washiyatul Musthofa Bahasa Indonesia.