Washoya - Pendahuluan dan Pelajaran Pertama Nasehat Guru Pada Muridnya

Washoya - Pendahuluan dan Pelajaran Pertama Nasehat Guru Pada Muridnya

Terjemah Kitab Washoya Al-Aba' lil Abna' Bahasa Indonesia, Bab Pendahuluan dan Pelajaran Pertama Nasehat Guru Kepada Muridnya.


Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,

Pendahuluan

Segala puji hanya bagi Allah, Tuhan semesta alam. Rahmat ta'dhim dan kesejahteraan semoga terlimpahkan kepada Baginda kami, Nabi Muhammad, Baginda para nabi dan para rasul, dan juga semoga terlimpahkan kepada semua keluarga dan sahabat Beliau.

Setelah pendahuluan di atas, maka ini adalah pelajaran-pelajaran awal di dalam akhlaq yang diridloi Allah SWT. Aku (penulis kitab) meletakkan pelajaran ini untuk orang-orang yang menuntuk ilmu-ilmu agama dan aku telah mencantumkan pada pelajaran ini mengenai akhlaq-akhlaq yang dibutuhkan oleh orang yang menuntut ilmu, sehingga tatkala Allah memberikan pertolongan kepadanya untuk mengamalkan akhlaq melalui pelajaran ini, maka adalah sesuatu yang diharapakan jika Allah memberikan manfaat padanya atas ilmunya dan agar Allah dapat memberikan manfaat melalui dia kepada banyak orang dari makhluk-Nya. Dan Allah adalah Tuhan yang Maha Memelihara Petunjuk dan Tuhan Yang Maha Memberi Petunjuk menuju jalan yang lurus.


Pelajaran Pertama : Nasehat Guru Pada Muridnya

Wahai anak kecilku, semoga Allah memberikan petunjuk kepadamu dan menolongmu dalam melakukan amal-amal kebaikan. Sesungguhnya kamu terhadapku menempati posisi anak terhadap ayahnya. Aku senang jika melihatmu sehat badannya, kuat pemikirannya, suci hatinya, bersih akhlaqnya, terjaga atas adab, jauh dari perkataan kotor, lembut pergaulannya, dicintai oleh saudar-saudaranya, berbuat baik kepada orang-orang fakir, menyayangi orang-orang yang lemah, mengampuni kesalahan, memaafkan keburukan, tidak semberono di dalam sholatmu, dan tidak mengundur-undur di dalam beribadah kepada Tuhanmu.

Wahai anak kecilku, jika kamu dapat menerima nasehat dari orang yang memberi nasehat, maka aku adalah orang yang lebih berhak yang bisa kamu terima nasehatnya. Aku adalah gurumu, pengajarmu, dan orang yang mendidik ruhmu. Kamu tidak akan menemukan orang yang lebih loba (sangat ingin) kamu mendapatkan manfaat dan kebaikan melebihi aku.

Wahai anak kecilku, sesungguhnya aku adalah orang yang memberi nasehat lagi orang yang dapat dipercaya bagimu. Maka terimalah nasehat yang telah aku berikan padamu, amalkanlah nasehat itu, baik di hadapanku, di antara kamu dan saudara-saudaramu, maupun di antara kamu dan dirimu sendiri.

Wahai anak kecilku, ketika kamu tidak mengamalkan nasehatku di dalam kesendirianmu, maka sedikit sekali kamu bisa menjaga (mengamalkan) nasehatku di antara saudara-saudaramu.

Wahai anak kecilku, ketika kamu tidak tidak mau menjadikanku sebagai panutan, lalu pada siapa kamu mengikuti ? dan untuk apa kamu bersusah payah pada dirimu duduk di depanku ?.

Wahai anak kecilku, sesungguhnya seorang guru tidaklah menyukai muridnya kecuali menjadi orang yang baik dan beradab. Lalu apa yang membuatmu senang jika guru dan pendidikmu tidaklah ridlo padamu dan tidaklah mengharapkan kebaikanmu ?.

Wahai anak kecilku, sesungguhnya aku mencintai kebaikan padamu. Lalu, bantulah aku untuk menyampaikan kebaikan itu padamu dengan melaksanakan taat kepada Allah SWT dan menjalankan akhlaq-akhlaq mulia yang telah aku perintahkan padamu.

Wahai anak kecilku, akhlaq yang baik adalah perhiasan manusia, baik di dalam dirinya, di antara saudara-saudaranya, ahlinya, dan keluarganya. Maka jadilah orang yang berakhlaq baik, maka orang-orang akan memuliakan dan mencintaimu.

Wahai anak kecilku, ketika kamu tidak menghiasi ilmumu dengan akhlaq-akhlaq yang mulia, maka ilmumu lebih memberikan madharat (bahaya) padamu daripada kebodohanmu. Karena sesungguhnya orang yang bodoh bisa diterima alasannya karena kebodohannya, sedangkan tidak alasan (yang bisa diterima) bagi orang yang pandai di sisi orang-orang tatkala ia tidak memperindah diri dengan watak (karakter) yang baik.

Wahai anak kecilku, janganlah kamu bergantung pada pengawasanku padamu karena sesungguhnya pengawasanmu pada dirimu lebih utama dan lebih bermanfaat bagimu daripada pengawasanku padamu.

Wahai anak kecilku, Rasulullah SAW bersabda :

اِنَّ اللّٰهَ اسْتَخْلَصَ هٰذَا الدِّيْنَ لِنَفِسِهِ وَلَا يَصْلُحُ لِدِيْنِكُمْ اِلَّا السَّخَاءُ وَحُسْنُ الْخُلُقِ اَلَا فَزِيِّنُوْا دِيْنَكُمْ بِهِمَا

"Sesungguhnya Allah memurnikan agama ini (islam) pada Dzat-Nya dan tiada kebaikan bagi agama kalian kecuali sifat dermawan dan berakhlaq yang baik. Ingatlah, hiasilah agama kalian dengan keduanya". (1).

(1) Hadits diriwayatkan oleh Imam Thabrani dari Imran bin Hashin. Imam As-Syuyuthi mengisyaratkan bahwa hadits itu adalah hadits dhoif.


Baca lebih lengkap : Terjemah Kitab Washoya Al-Aba' lil Abna' Bahasa Indonesia.

Wallahu a'lam bis showab.