Al-Mawaidzul Ushfuriyah - Hadits 28, Tentang Orang Yang Menjual Agama Demi Dunia

Al-Mawaidzul Ushfuriyah - Hadits 28, Tentang Orang Yang Menjual Agama Demi Dunia

Dari Asma' binti Umais Al-Khast'amiyyah ra berkata, aku mendengar Rasulullah SAW bersabda :

بِئْسَ الْعَبْدُ عَبْدٌ تَجَبَّرَ وَاعْتَدَى وَاخْتَالَ وَنَسِيَ الْكَبِيْرَ الْمُتَعَالَ، بِئْسَ الْعَبْدُ عَبْدٌ تَجَبَّرَ وَاعْتَدَى وَنَسِيَ الْجَبَّارَ الْأَعْلَى، بِئْسَ الْعَبْدُ عَبْدٌ سَهَا وَنَسِيَ الْمَقَابِرَ وَالْبِلٰى، بِئْسَ الْعَبْدُ عَبْدٌ عَتَا وَطَغٰى وَنَسِيَ الْمُبْدَأَ وَالْمُنْتَهٰى، بِئْسَ الْعَبْدُ عَبْدٌ يَخْتَارُ الدُّنْيَا بِالدِّيْنِ، بِئْسَ الْعَبْدُ عَبْدٌ يَحْتَالُ الدُّنْيَا بِالشُّبُهَاتِ، بِئْسَ الْعَبْدُ عَبْدٌ طَمَعٌ يَقُودُهُ، بِئْسَ الْعَبْدُ عَبْدٌ هَوٰى يُضِلُّهُ، بِئْسَ الْعَبْدُ عَبْدٌ رَغَبٌ يُذِلُّهُ عَنِ الْحَقِّ

"Seburuk-buruk hamba adalah hamba yang semena-mena (diktator), melampaui batas, sombong, dan lupa pada Dzat Yang Maha Besar lagi Maha Luhur. Seburuk-buruk hamba adalah hamba yang semena-mena (diktator), melampaui batas, dan melupakan Dzat Yang Maha Perkasa lagi Maha Luhur. Seburuk-buruk hamba adalah hamba yang lalai dan lupa pada kuburan dan ujian. Seburuk-buruk hamba adalah hamba yang melampaui batas, berlebih-lebihan (lacut), dan lupa pada permulaan dan akhir. Seburuk-buruk hamba adalah hamba yang memilih dunia dengan agama. Seburuk-buruk hamba adalah hamba yang merekayasa dunia dengan syahwat-syahwat. Seburuk-buruk hamba adalah hamba yang mana sifat tamak (serakah) menuntunnya. Seburuk-buruk hamba adalah hamba yang mana hawa nafsu menyesatkannya. Seburuk-buruk hamba adalah hamba yang mana hasrat (terhadap dunia) menjadikannya hina dari kebenaran" - teruskanlah khobar sampai sempurna (1).

Catatan (1) :

Matan (isi) hadits yang lebih masyhur adalah sebagaimana berikut ini :

بِئْسَ الْعَبْدُ عَبْدٌ تَخَيَّلَ وَاخْتَالَ وَنَسِيَ الْكَبِيرَ الْمُتَعَالَ، بِئْسَ الْعَبْدُ عَبْدٌ تَجَبَّرَ وَاعْتَدَى وَنَسِيَ الْجَبَّارَ الْأَعْلَى، بِئْسَ الْعَبْدُ عَبْدٌ سَهَا وَلَهَا وَنَسِيَ الْمَقَابِرَ وَالْبِلَى، بِئْسَ الْعَبْدُ عَبْدٌ عَتَا وَطَغَى وَنَسِيَ الْمُبْتَدَا وَالْمُنْتَهَى، بِئْسَ الْعَبْدُ عَبْدٌ يَخْتِلُ الدُّنْيَا بِالدِّينِ، بِئْسَ الْعَبْدُ عَبْدٌ يَخْتِلُ الدِّينَ بِالشُّبُهَاتِ، بِئْسَ الْعَبْدُ عَبْدٌ طَمَعٌ يَقُوْدُهُ، بِئْسَ الْعَبْدُ عَبْدٌ هَوًى يُضِلُّهُ، بِئْسَ الْعَبْدُ عَبْدٌ رَغَبٌ يُذِلُّهُ

"Seburuk-buruk hamba adalah hamba sombong, berbangga diri, dan lupa pada Dzat Yang Maha Besar lagi Maha Luhur. Seburuk-buruk hamba adalah hamba yang semena-mena (diktator), melampaui batas, dan melupakan Dzat Yang Maha Perkasa lagi Maha Luhur. Seburuk-buruk hamba adalah hamba yang lalai, berbuat sia-sia, dan lupa pada kuburan dan ujian. Seburuk-buruk hamba adalah hamba yang melampaui batas, berlebih-lebihan (lacut), dan lupa pada permulaan dan akhir. Seburuk-buruk hamba adalah hamba yang merekayasa dunia dengan agama. Seburuk-buruk hamba adalah hamba yang merekayasa agama dengan syahwat-syahwat. Seburuk-buruk hamba adalah hamba yang mana sifat tamak (serakah) menuntunnya. Seburuk-buruk hamba adalah hamba yang mana hawa nafsu menyesatkannya. Seburuk-buruk hamba adalah hamba yang mana hasrat (terhadap dunia) menjadikannya hina"

___________________

[Dikisahkan] sesungguhnya Umar bin Abdul Aziz pada masa kekhalifahannya, pernah mengutus para sahabat (pasukannya) ke Negeri Rum untuk berperang. Lalu mereka kalah dan disanderalah 20 golongan sahabat (pasukannya). Raja Rum memerintahkan kepada seseorang dari mereka untuk memeluk agamanya dan menyembah berhala.

Raja Rum berkata, "Jika kamu mau masuk ke dalam agamaku dan bersujud kepada berhala, maka aku akan menjadikanmu sebagai pemimpin di negeri yang besar. Aku akan memberimu bendera (kekuasaan), pakaian kerajaan (penghormatan), gelas emas (penghargaan), dan terompet (wewenang). Dan jika kamu tidak mau masuk ke agamaku, maka aku akan membunuhmu dan memenggal lehermu".

Ia pun menjawab, "Aku tidak akan menjual agama dengan dunia".

Raja Rum pun memerintahkan untuk membunuhnya, ia dibunuh di alun-alun dan dipenggal lehernya. Lalu kepala orang itu berputar-putar di alun-alun sebanyak 3 kali dan membaca ayat ini :

يَا أَيَّتُهَا النَّفْسُ الْمُطْمَئِنَّةُ، ارْجِعِيْ إِلٰى رَبِّكِ رَاضِيَةً مَرْضِيَّةً، فَادْخُلِيْ فِيْ عِبَادِيْ، وَادْخُلِيْ جَنَّتِيْ

"Wahai jiwa yang tenang, kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridloi-Nya. Maka masuklah ke dalam jama'ah hamba-hamba-Ku. Masuklah ke dalam surga-Ku" (Al-Fajr : 27-30).

Sang sara pun murka, ia mendatangkan orang yang kedua dan berkata, "Masuklah ke dalam agamaku, maka aku akan menjadikanmu pemimpin di sebuah kota ini. Jika tidak, maka aku akan memenggal lehermu sebagaimana aku telah memenggal leher temanmu".

Orang kedua itu pun menjawab, "Aku tidak menjual agama dengan dunia. Jika kamu mempunyai kekuasaan untuk memanggal leherku, maka kamu tidak memiliki kekuasaan untuk memutus iman".

Sang raja pun memerintahkan untuk memenggal kepalanya dan kepala itu berputar-putar sebanyak 3 kali sebagaimana kepala temannya. Kepala itu membaca :

فَهُوَ فِيْ عِيْشَةٍ رَاضِيَةٍ، فِيْ جَنَّةٍ عَالِيَةٍ، قُطُوْفُهَا دَانِيَةٌ

"Maka orang itu berada dalam kehidupan yang diridloi. Di dalam surga yang tinggi. Buah-buahannya dekat" (Al-Haqqah : 21-23).

Kepala itu terdiam dan terjatuh di sisi kepala orang yang pertama, sang raja pun murka dengan sangat murka. Ia memerintahkan untuk mendatangkan orang ketiga dan berkata, "Bagaimana menurutmu ? apakah kamu akan masuk ke dalam agamaku dan aku akan menjadikanmu pemimpin ?".

Namun, orang ketiga itu mendapati celaka dan ia mengatakan, "Aku masuk ke dalam agamamu dan memilih dunia melebihi akhirat".

Sang raja pun berkata kepada menterinya (penasehatnya), "Catatlah baginya sesuatu yang serupa itu dan berilah ia pakaian kerajaan, gelas emas, dan bendera".

Sang menteri pun menjawab, "Wahai raja, bagaimana aku bisa memberinya tanpa sebuah uji coba ?". Lalu sang menteri berkata, "Katakan kepadanya, jika kamu benar dalam perkataanmu maka bunuhlah seseorang dari teman-temanmu dan kami akan membenarkan perkataanmu".

Orang yang terlaknat lagi hina itu (orang ketiga) pun mendatangkan seseorang dari teman-temannya, lalu membunuhnya. Sang raja pun memerintahkan menterinya untuk menulis hadiah serupa. Lalu sang menteri berkata kepada sang raja, "Orang ini tidak mempunyai akal dan kecerdasan untuk kamu benarkan perkataannya. Dia tidak menjaga hak saudaranya yang mana ia dilahirkan dan tumbuh bersamanya. Lalu bagaimana ia akan menjaga hak kita ?".

Lalu sang raja pun memerintahkan untuk membunuhnya. Mereka pun membunuhnya dan memenggal kepalanya. Kepalanya berputar-putar di alun-alun dan kepala itu membaca :

أَفَمَنْ حَقَّ عَلَيْهِ كَلِمَةُ الْعَذَابِ أَفَأَنْتَ تُنْقِذُ مَنْ فِى النَّارِ

"Apakah (kamu hendak merubah nasib) orang-orang yang telah pasti ketentuan azab atasnya? Apakah kamu akan menyelamatkan orang yang berada dalam api neraka ?" (Az-Zumar : 19).

Kepala orang ketiga itu terdiam di pojok alun-alun. Dan kepala yang tidak berada di sisi kepala-kepala lainnya, maka jadilah ia pada siksa Allah Yang Maha Luhur. Dan kami memohon perlindungan kepada Allah.

___________________

Wallahu a'lam bis showab.

Baca lebih lengkap : Terjemah Kitab Al-Mawaidzul Ushfuriyah Bahasa Indonesia.