Al-Mawaidzul Ushfuriyah - Hadits 27, Tentang Keutamaan Disakiti Orang Lain
Dari Ikrimah (seorang tabi'in) bekas budak Sahabat Ibnu Abbas ra berkata, Rasulullah SAW bersabda :
"Tatkala hari kiamat, Allah Ta'ala menutup (merahasiakan) di antara seorang hamba dan setiap manusia. Lalu kitab amal kebaikannya diberikan kepadanya, ia pun membacanya. Lalu Allah Ta'ala bertanya, "Apa yang kamu lihat ?". Ia menjawab, "Aku melihat kebaikan-kebaikan yang banyak". Lalu Allah Ta'ala bertanya, "Apakah ada sesuatu yang kurang dari kebaikan itu ?". Ia menjawab, "Tidak". Kemudian diberikanlah catatan amal keburukan padanya, ia pun membacanya. Lalu Allah Ta'ala bertanya, "Apa yang kamu lihat ?". Ia menjawab, "Aku melihat keburukan-keburukan yang banyak". Lalu Allah Ta'ala bertanya, "Apakah kamu mengetahuinya ?". Ia menjawab, "Iya". Lalu Allah Ta'ala bertanya, "Apakah ada sesuatu (keburukan) yang ditambahkan bagimu ?". Ia menjawab, "Tidak". Kemudian diberikalah sebuah lembaran tambalan padanya, ia pun membacanya. Lalu Allah Ta'ala bertanya, "Apa yang kamu lihat ?". Ia menjawab, "Aku melihat kebaikan yang banyak". Allah Ta'ala bertanya, "Apa kamu mengetahuinya ?". Ia menjawab, "Tidak". Lalu Allah Ta'ala berkata padanya, "Ini merupakan pahala yang mana orang-orang menganiaya, menyakitimu, dan mengambil apa yang menjadi milikmu tanpa sepengetahuanmu"".
___________________
[Berdasarkan hadits ini ada kisah Ibrahim bin Adham] beliau memiliki 72 budak, ketika bertaubat dan kembali kepada Allah Yang Maha Luhur, beliau memerdekakan mereka semua. Kemudian, sesungguhnya seseorang dari budak-budak itu meminum khamr. Lalu ia bertemu dengan Ibrahim bin Adham. Ia pun berkata, "Wahai fulan, tunjukkanlah aku ke rumahku". Beliau menjawab, "Iya".
Lalu Ibrahim bin Adham menunjukkannya ke sebuah kuburan dari kuburan-kuburan. Ketika orang yang mabuk itu melihat kuburan, ia memukul Ibrahim bin Adham dengan pukulan yang keras dan berkata, "Aku mengatakan, tunjukkanlah aku ke rumahku, dan kamu menunjukkanku ke kuburan ?".
Ibrahim bin Adham pun menjawab, "Wahai orang yang mabuk, wahai orang yang sedikit akalnya, rumah ini adalah rumah hakekat dan rumah selainnya adalah kiasan".
Lalu orang itu pun memulai dengan pukulan dan ia memukul dengan sebuah cambuk. Dan setiap kali orang itu memukul dengan cambuknya, Ibrahim bin Adham berkata, "Semoga Allah mengampunimu".
Ketika kedua dalam keadaan seperti itu, tiba-tiba datanglah seorang yang lainnya dan berkata, "Wahai fulan, apa yang sedang kamu perbuat, kamu memukul tuanmu yang telah memerdekakanmu ?".
Orang yang memukul itu tidak sadar bahwa beliau adalah tuannya (dulu), dan orang itu pun bertanya, "Siapakah orang ini ?".
Orang yang baru datang itu pun menjawab, "Sesungguhnya orang ini adalah tuanmu yang telah memerdekakanmu, yaitu Ibrahim bin Adham".
Ketika orang yang memukul itu mengetahui bahwa orang ini (yang dipukul) adalah orang yang telah memerdekakannya, ia pun turun dari kudanya dan membuat alasan (meminta maaf) kepadanya. Ibrahim bin Adham menjawab, "Aku menerima, memaafkan, dan mengampunimu".
Orang yang memukul itu bertanya, "Wahai tuanku, aku telah memukulmu dan menyakitimu, sedangkan kamu berdoa dengan doa yang baik, kamu mengatakan di setiap pukulan, "Semoga Allah mengampunimu" ?"
Lalu Ibrahim bin Adham menjawab, "Bagaimana aku tidak mendoakanmu dengan doa yang baik ? sedangkan kamu menjadi sebab bagiku untuk masuk ke surga dengan pukulanmu padaku dan upaya menyakitimu".
___________________
Wallahu a'lam bis showab.
Baca lebih lengkap : Terjemah Kitab Al-Mawaidzul Ushfuriyah Bahasa Indonesia.