Al-Mawaidzul Ushfuriyah - Hadits 36, Tentang Keutamaan Surat Fatihah, Ayat Kursi, dan 2 Ayat Ali Imran

Al-Mawaidzul Ushfuriyah - Hadits 36, Tentang Keutamaan Surat Fatihah, Ayat Kursi, dan 2 Ayat Ali Imran

Dari Sahabat Ali bin Abi Thalib, semoga Allah memuliakannya, sesungguhnya ia berkata, Rasulullah SAW bersabda :

إِنَّ فَاتِحَةَ الْكِتَابِ وَآيَةَ الْكُرْسِيِّ وَآيَتَيْنِ مِنْ آلِ عِمْرَانَ شَهِدَ اللّٰهُ أَنَّهُ لَا إِلٰهَ إِلَّا هُوَ إِلَى قَوْلِهِ إِنَّ الدِّيْنَ عِنْدَ اللّٰهِ الْإِسْلَامُ وَقُلِ اللّٰهُمَّ مَالِكَ الْمُلْكِ إِلَى قَوْلِهِ بِغَيْرِ حِسَابٍ لَمَّا أَرَادَ اللّٰهُ تَعَالٰى أَنْ يُنْزِلَهَا تَعَلَّقْنَ بِالْعَرْشِ، فَقُلْنَ : أَتُهْبِطُنَا إِلَى أَرْضِكَ وَإِلَى مَنْ يَعْصِيْكَ، قَالَ اللّٰهُ تَعَالٰى وَعِزَّتِيْ وَجَلَالِيْ لَا يَقْرَؤُكُنَّ أَحَدٌ مِنْ عِبَادِيْ دُبُرَ كُلِّ صَلَاةٍ إِلَّا جَعَلْتُ الْجَنَّةَ مَثْوَاهُ اَيْ مَأْوَاهُ وَمَقَامَهُ وَإِلَّا أَسْكَنْتُهُ حَظِيْرَةَ الْقُدْسِ وَإِلَّا نَظَرْتُ إِلَيْهِ كُلَّ يَوْمٍ سَبْعِيْنَ نَظْرَةً وَإِلَّا قَضَيْتُ لَهُ كُلَّ يَوْمٍ سَبْعِيْنَ حَاجَةً أَدْنَاهَا الْمَغْفِرَةُ وَإِلَّا أَعَذْتُهُ مِنْ عَدُوٍّ وَإِلَّا نَصَرْتُهُ

"Sesungguhnya Fatihah Kitab (Surat Fatihah), ayat kursi, dan 2 ayat Surat Ali Imran, yaitu "Allah menyatakan bahwasanya tidak ada Tuhan melainkan Dia" sampai Firman-Nya "Sesungguhnya agama (yang diridloi) disisi Allah hanyalah Islam" (1) dan "Katakanlah, Wahai Tuhan Yang mempunyai kerajaan" sampai Firman-Nya "Tanpa hisab (batas)" (2), ketika Allah Yang Maha Luhur hendak menurunkan ketiga ayat itu, mereka tergantung di Arsy lalu berkata, "Apakah Engkau akan menurunkan kami ke bumi-Mu dan kepada orang yang bermaksiat pada-Mu ?". Allah Yang Maha Luhur menjawab, "Demi kemuliaan dan keagungan-Ku, tidaklah seseorang dari hamba-hamba-Ku membaca kalian seusai setiap sholat, kecuali Aku akan menjadikan surga sebagai tempatnya, maksudnya tempat tinggalnya, dan tempat berdirinya, kecuali Aku menempatkannya di Hadhiratul Qudsi, kecuali Aku memperhatikannya setiap hari sebanyak 70 perhatian, kecuali aku mendatangkan baginya 70 hajat setiap hari, paling rendah adalah ampunan, kecuali aku melindunginya dari musuh, dan kecuali aku menolongnya""

Catatan (1) :

شَهِدَ اللّٰهُ أَنَّهُ لَا إِلٰهَ إِلَّا هُوَ وَالْمَلَائِكَةُ وَأُولُو الْعِلْمِ قَائِمًا بِالْقِسْطِ ۚ لَا إِلٰهَ إِلَّا هُوَ الْعَزِيْزُ الْحَكِيْمُ، إِنَّ الدِّيْنَ عِنْدَ اللّٰهِ الْإِسْلَامُ

"Allah menyatakan bahwasanya tidak ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak disembah), Yang menegakkan keadilan. Para Malaikat dan orang-orang yang berilmu (juga menyatakan yang demikian itu). Tak ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak disembah), Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. Sesungguhnya agama (yang diridloi) disisi Allah hanyalah Islam" (Ali Imran 18-19). 

 Catatan (2) :

قُلِ اللّٰهُمَّ مَالِكَ الْمُلْكِ تُؤْتِى الْمُلْكَ مَنْ تَشَاءُ وَتَنْزِعُ الْمُلْكَ مِمَّنْ تَشَاءُ وَتُعِزُّ مَنْ تَشَاءُ وَتُذِلُّ مَنْ تَشَاءُ ۖ بِيَدِكَ الْخَيْرُ ۖ إِنَّكَ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ، تُوْلِجُ اللَّيْلَ فِى النَّهَارِ وَتُوْلِجُ النَّهَارَ فِى اللَّيْلِ ۖ وَتُخْرِجُ الْحَيَّ مِنَ الْمَيِّتِ وَتُخْرِجُ الْمَيِّتَ مِنَ الْحَيِّ ۖ وَتَرْزُقُ مَنْ تَشَاءُ بِغَيْرِ حِسَابٍ

"Katakanlah: "Wahai Tuhan Yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu. Engkau masukkan malam ke dalam siang dan Engkau masukkan siang ke dalam malam. Engkau keluarkan yang hidup dari yang mati, dan Engkau keluarkan yang mati dari yang hidup. Dan Engkau beri rezeki siapa yang Engkau kehendaki tanpa hisab (batas)" (Ali Imran 26-27).

_____________________

Diriwayatkan dari Wahab bin Munabbih berkata, sesungguhnya ada seorang dari Hawariyyun (santri Nabi Isa as) yang disebut dengan nama Nauf Al-Hawari, ia bertekad untuk pergi ke Raja Persia dan mengajaknya menuju iman. Ia pun melihat anak-anak kecil sedang bermain tulang tumit kambing, siapapun yang menang maka ia akan mendapatkan 40 dirham.

Nauf Al-Hawari pun memandang wajah anak-anak kecil itu, lalu ia pun mengetahui permainan mereka. Ia pun masuk (bergabung) di antara mereka, lalu mengalahkan mereka semua. Dan di antara mereka ada putra dari seorang menteri. Ia pun berkata, "Wahai syekh, pergilah bersamaku ke rumah kami". Nauf Al-Hawari pun berkata padanya, "Pergilah menemui ayahmu dan mintalah izin darinya".

Anak itu (putra menteri) pun pergi menemui ayahnya lalu berkata, "Wahai ayahku, kami sedang bermain, lalu datanglah seorang kakek yang sudah tua umurnya dan bermain bersama kami. Ia mengalahkan kami semua, aku pun terheran atas pengetahuannya. Lalu aku mengajaknya ke rumah, namun ia tidak mau dan berkata, "Pergilah dan mintalah izin dari ayahmu"".

Ayahnya pun menjawab, "Wahai anakku, pergilah dan datangkanlah ia".

Rawi (yang meriwayatkan kisah) berkata, anak itu pun kembali menuju syekh dan mendatangkannya. Ketika Syekh memasuki rumah, ia berkata, "Dengan menyebut nama Allah".

Rumah itu terpenuhi oleh syetan-syetan dan mereka semua lari. Ketika pemilik rumah meletakkan (menyuguhi) hidangan di hadapan syekh, maka datanglah para syetan untuk makan sebagaimana mereka makan bersama para penghuni rumah. Syekh itu pun berkata ketika mengawali makan, "Dengan menyebut nama Allah", semua syetan pun lari dan keluar dari rumah sambil terbirit-birit.

Ketika telah selesai makan, menteri itu bertanya kepada syekh, "Beritahu aku siapa kamu ? aku telah melihat ada keajaiban-keajaiban darimu yang aku belum pernah melihat dari seseorang sama sekali. Ketika kamu masuk rumah, larilah para syetan. Hidangan pun diletakkan (disuguhkan) sedangkan kami sendiri tidak memiliki jalan untuk makan, mereka makan bersama kami di waktu awal, lalu mereka lari (ketika kamu datang). Aku pun mengetahui bahwa kamu mempunyai derajat luhur, beritahu aku dan jangan menyembunyikannya".

Syekh pun menjawab, "Iya, aku akan memberitahumu dan jangan memberitahu seseorang atas perkaraku kecuali dengan izinku" Menteri pun menerima, ia mnejadikan janji dan perjanjian.

Lalu syekh berkata, "Sesungguhnya Ruhullah, Nabi Isa as, telah mengutusku kepada kalian dan kepada raja kalian agar aku mengajak kalian kepada Allah Yang Maha Luhur dan kepada agama islam, agar kalian menyembah Allah Yang Maha Luhur dan tidak menyekutukannya dengan sesuatu, dan menjadikan patung dan berhala kalian (dibakar) di dalam api".

Menteri berkata, "Sifatilah padaku tentang Tuhanmu ?". 

Syekh pun menjawab, "Allah adalah Tuhan yang mana tiada tuhan selain Dia. Dia menciptakanmu, memberimu rizki, menghidupkanmu, dan mematikanmu".

Rawi (yang meriwayatkan kisah) berkata, menteri itu pun beriman kepada Allah, membenarkan, dan menyimpan keimanannya.

Pada suatu hari dari beberapa hari, Menteri datang dari sisi raja dalam keadaan sedih dan cemberut. Lalu syekh bertanya, "Wahai menteri, aku melihatmu dalam keadaan sedih dan cemberut, apa yang membuatmu sedih ?".

Menteri pun menjawab, "Telah meninggal kuda raja, ia menaiki kuda itu dan tidak mau menaiki kuda lainnya. Ia sangat mencintai kuda itu dari semua hartanya. (Sekarang) ia duduk bersedih atas (kematian) kuda itu".

Syekh berkata, "Pergilah ke raja dan beritahu dia bahwa aku mempunyai seorang tamu, ia berkata, "Jika raja mau menaatiku di dalam apa yang aku katakan, maka aku akan menghidupkan kudanya".

Menteri pun pergi menemui raja dalam keadaan gembira, lalu berkata, "Wahai raja, sesungguhnya aku mempunyai seorang tamu, aku telah melihat ada keajaiban-keajaiban darinya".

Menteri pun memberitahu raja tentang kisah tamunya itu dan keilmuannya, dan ia berkata, "Tamuku berkata, "Jika raja mau mentaati di dalam apa yang aku katakan, maka aku akan menghidupkan kudanya atas izin Allah Yang Maha Luhur"".

Raja pun menerima, lalu pulanglah menteri menemui syekh dan berkata, "Sesungguhnya raja mau mentaatimu dan mengundangmu".

Ketika syekh telah datang di sisi pintu raja dan hendak memasuki rumah raja, ia berkata, "Dengan menyebut nama Allah", maka tiada tersisa syetan di rumah raja.

Ketika syekh masuk, raja berkata, "Wahai syekh, telah sampai padaku bahwa kamu bisa menghidupkan orang mati, maka hidupkanlah kudaku ini".

Syekh berkata, "Jika kamu mau mentaati di dalam apa yang aku katakan, maka aku akan menghidupkan kudamu atas izin Allah Yang Maha Luhur".

Lalu raja menjawab, "Aku mendengar dan taat (sendiko dawuh), perintahlah apa yang kamu inginkan".

Syekh pun bertanya, "Apakah kamu mempunyai beberapa anak ?".

Raja menjawab, "Sesungguhnya aku mempunyai ayah dan istri, dan aku tidak mempunyai seseorang selain keduanya".

Syekh pun berkata, "Panggillah mereka berdua". Lalu keduanya pun datang. 

Lalu syekh berkata kepada raja, "Panggillah semua rakyat". Lalu raja pun memanggil mereka, mereka semua pun berkumpul.

Lalu syekah memegang salah satu dari keempat kaki kuda itu, sembari berkata, "Tiada tuhan selain Allah".

Bergeraklah anggota tubuh kuda yang dipegang oleh syekh, lalu ia berkata kepada raja, "Perintahlah ayah dan istrimu untuk memegang masing-masing satu anggota tubuh kuda dan kamu juga memegang satu anggota tubuh kuda itu".

Mereka pun memegang 3 kaki kuda, lalu syekh berkata, "Wahai raja, katakan, "Tiada tuhan selain Allah"". Raja pun berkata, "Tiada tuhan selain Allah". Bergeraklah anggota tubuh kuda yang dipegang tangannya.

Lalu syekh berkata kepada ayah raja, "Kamu juga, katakan". 

Ayah raja pun mengatakan, lalu bergeraklah anggota tubuh kuda yang dipegang tangannya. Kemudian syekh berkata kepada istri raja, "Kamu juga, katakan".

Istri raja pun mengatakan, lalu bergeraklah anggota tubuh kuda yang dipegang tangannya dan tersisalah tubuh kuda. Lalu syekh berkata, "Perintahlah kaummu agar mereka semua berkata". Mereka pun berkata, "Tiada tuhan selain Allah".

Berdirilah kuda itu atas izin Allah Yang Maha Luhur, ia menghempas-hempaskan ubun-ubunnya (kepalanya). Mereka semua pun terheran atas kejadian itu dan semuanya memeluk islam.

_____________________

Wallahu a'lam bis showab.

Baca lebih lengkap : Terjemah Kitab Al-Mawaidzul Ushfuriyah Bahasa Indonesia.