Terjemah Kitab Lubabul Hadist Bahasa Indonesia, Bab Ke-10 Keutamaan Hari Jum'at
Bab Kesepuluh, Menerangkan Tentang Keutamaan Hari Jum’at
Nabi Muhammad SAW bersabda :
سَيِّدُ الْأَيَّامِ يَوْمُ الْجُمُعَةِ
“Baginda (pemimpin) dari hari adalah hari Jum’at”Nabi Muhammad SAW bersabda :
مَنِ اغْتَسَلَ يَوْمَ الْجُمُعَةِ كُفِّرَتْ عَنْهُ ذُنُوْبُهُ وَخَطَايَاهُ
“Barang siapa yang mandi di hari Jum’at, niscaya dileburlah darinya dosa-dosa dan kesalahanya”.Nabi Muhammad SAW bersabda :
إِنَّ يَوْمَ الْجُمُعَةِ وَلَيْلَتَهَا أَرْبَعَةٌ وَعِشْرُوْنَ سَاعَةً يُعْتِقُ اللهُ فِيْ كُلِّ سَاعَةٍ مِنْهَا سِتَّمِائَةِ أَلْفِ عَتِيْقٍ مِنَ النَّارِ
“Sesungguhnya di hari Jum’at dan malamnya ada 24 jam, Allah memerdekakan di setiap jamnya 600.000 orang merdeka (orang yang wajib masuk neraka) dari neraka”.Nabi Muhammad SAW bersabda :
مَنْ تَرَكَ الْجُمُعَةَ مِنْ غَيْرِ عُذْرٍ فَلْيَتَصَدَّقْ بِدِيْنَارٍ فَإِنْ لَمْ يَجِدْ فَبِنِصْفِ دِيْنَارٍ
“Barang siapa meninggalkan sholat Jum’at tanpa udzur (alasan), maka hendaklah dia bershodaqoh dengan satu dinar, jika dia tidak mendapatinya maka dengan setengah dinar”.Nabi Muhammad SAW bersabda :
مَنْ تَرَكَ ثَلاَثَ جُمَعٍ تَهَاوُنًا بِهَا طَبَعَ اللهُ عَلَى قَلْبِهِ
“Barang siapa meninggalkan 3 kali sholat Jum’at karena meremehkannya (tanpa adanya udzur dan alasan), maka Allah mengunci hatinya”.Nabi Muhammad SAW bersabda :
مَنْ تَرَكَ ثَلاَثَ جُمُعَاتٍ مِنْ غَيْرِ عُذْرٍ كُتِبَ مِنَ الْمُنَافِقِيْنَ
“Barang siapa meninggalkan 3 kali sholat Jum’at tanpa udzur (alasan), maka dia dicatat termasuk golongan orang munafiq”.Nabi Muhammad SAW bersabda :
مَنْ مَاتَ يَوْمَ الجُمُعَةِ أَوْ لَيْلَتَهَا رُفِعَ عَنْهُ عَذَابُ الْقَبْرِ
“Barang siapa meningga dunia pada hari Jum’at atau malamnya, maka dihilangkan darinya siksa kubur”.Nabi Muhammad SAW bersabda :
مَنْ قَالَ يَوْمَ الْجُمْعَةِ لِصَاحِبِهِ وَالْإِمَامُ يَخْطُبُ أَنْصِتَ، أَوْ تَكَلَّمَ أَوْ عَبِثَ أَوْ أَشَارَ بِيَدِهِ أَوْ بِرَأْسِهِ فَقَدْ لَغَا وَمَنْ لَغَا فَلاَ جُمُعَةَ لَهُ
“Barang siapa berkata “diamlah” kepada temannya di hari Jum’at (ketika melaksanakan sholat Jum’at) sedangkan imam sedang berkhutbah, atau dia berbicara, atau melakukan suatu yang tidak berfaidah, atau memberi isyarat dengan tangannya atau dengan kepalanya, maka dia telah benar-benar melakukan hal sia-sia. Barang siapa melakukan hal sia-sia maka tidak ada jum’at baginya”.Nabi Muhammad SAW bersabda :
غُسْلُ يَوْمِ الْجُمُعَةِ وَاجِبٌ عَلَى كُلِّ مُحْتَلِمٍ
“Mandi di hari Jum’at adalah wajib (1) bagi setiap orang yang baligh”.Catatan (1) :
Dalam keterangan Kitab Tanqihul Qoul oleh Imam Nawawi Al-Banteni, maksud kata “wajib” bukanlah wajib fardlu seperti fardlu ain, tetapi wajib di dalam kesunnahan, harga diri (kewibawaan), atau keikhlasan. Para ulama’ ahli fiqih sendiri menghukumi mandi jum’at dengan sunnah muakkad.
Nabi Muhammad SAW bersabda :
مَنْ أَدْرَكَ الْجُمُعَةَ فَلَهُ عِنْدَ اللهِ أَجْرُ مِائَةِ شَهِيْدٍ
“Barang siapa yang menyempatkan (melakukan) sholat Jum’at maka baginya di sisi Allah adalah pahala 100 orang mati syahid”.Baca juga kumpulan bab dari terjemah bahasa Indonesia Kitab Lubabul Hadist : Terjemah Kitab Lubabul Hadist Bahasa Indonesia.
Tags:
Lubabul Hadist