Terjemah Kitab Lubabul Hadist Bahasa Indonesia, Bab Ke-12 Keutamaan Surban

Terjemah Kitab Lubabul Hadist Bahasa Indonesia, Bab Ke-12 Keutamaan Surban

Bab Keduabelas, Menerangkan Tentang Keutamaan Bersurban

Nabi Muhammad SAW bersabda :
اَلْعَمَائِمُ تِيْجَانُ الْعَرَبِ فَإِذَا وَضَعُوا الْعَمَائِمَ وَضَعُوْا عِزَّهُمْ
“Surban adalah mahkota orang Arab, kemudian tatkala mereka meletakkan (mengenakan) surban maka kamu pun meletakkan (mengenakan) kemuliaan mereka”.

Nabi Muhammad SAW bersabda :
تَعَمَّمُوْا فَإِنَّ الْمَلائِكَةَ تَعَمَّمَتْ
“Bersurbanlah kamu sekalian karena sesungguhnya para malaikat itu bersurban”.

Nabi Muhammad SAW bersabda :
إِنَّ اللهَ تَعَالٰى وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى أَصْحَابِ الْعَمَائِمِ يَوْمَ الْجُمْعَةِ
“Sesungguhnya Allah yang Maha Luhur dan para malaikat-Nya memberikan rohmat kepada orang-orang yang mengenakan surban di hari Jum’at”.

Nabi Muhammad SAW bersabda :
فَرْقُ مَا بَيْنَنَا وَبَيْنَ الْمُشْرِكِيْنَ الْعَمَائِمُ عَلَى الْقَلاَنِسِ
“Perbedaan antara kita dan orang-orang musyrik adalah surban di atas peci (1)”.

Catatan (1) :
Hadist ini bukan berarti bahwa mengenakan peci termasuk mengikuti gaya orang musyrik, karena mengenakan peci dan surban juga adalah gaya kaum muslimin. Hadist ini dilatarbelakangi budaya kaum musyrikin dan kaum kafir Quraisy di Arab pada zaman dahulu adalah hanya mengenakan peci saja, sehingga surban membedakan antara kaum muslimin dan kaum musyrikin. Tetapi, setelah berlalunya waktu, saat ini kebanyakan kaum muslimin di seluruh dunia juga hanya mengenakan peci meskipun tanpa surban, hal ini juga tergantung budaya dan adat di beberapa daerah dan negara seperti di Indonesia. Sekali lagi, peci bukanlah larangan dan juga bukan gaya kaum musyrik, khususnya di Indonesia peci merupakan ciri khas kaum muslimin Indonesia.

Nabi Muhammad SAW bersabda :
صَلَّتِ الْمَلاَئِكَةُ عَلَى الْمُتَعَمِّمِيْنَ يَوْمَ الْجُمْعَةِ
“Para malaikat mendoakan rohmat kepada orang-orang yang memakai surban di hari Jum’at”.

Nabi Muhammad SAW bersabda :
رَكْعَتَانِ بِعَمَامةٍ خَيْرٌ مِنْ سَبْعِيْنَ رَكْعَةً بِلاَ عَمَامَةٍ
“2 rokaat sholat dengan mengenakan surban lebih baik daripada 70 rokaat tanpa surban”.

Nabi Muhammad SAW bersabda :
تَعَمَّمُوْا فَإِنَّ الشَّيَاطِيْنَ لَا تَتَعَمَّمُ
“Bersurbanlah kamu sekalian karena syetan tidak mengenakan surban”.

Nabi Muhammad SAW bersabda :
اَلْعَمَائِمُ سِيْمَا الْمَلَائِكَةِ فَأَرْسِلُوْهَا خَلْفَ ظُهُوْرِكُمْ
“Surban adalah pertanda dari malaikat, maka julurkanlah surban itu di belakang punggungmu”.

Nabi Muhammad SAW bersabda :
تَسَوَّمُوْا فَإِنَّ الْمَلاَئِكَةَ قَدْ تَسَوَّمَتْ
“Buatlah pertanda kamu sekalian karena sesungguhnya malaikat juga membuat pertanda (2)”.

Catatan (2) :
Buatlah pertanda dengan mengenakan surban karena malaikat juga mengenakan surban.

Nabi Muhammad SAW bersabda :
نُهِىَ عَنِ الْاِقْتِعَاطِ وَأُمِرَ بِالتَّلَحِّي
“Dilarang iqti’ath  dan diperintahkan dengan talahhi (3)”.

Catatan (3) :
Iqti’ath adalah bersurban dengan melingkarkannya di bawah langit-langit mulut (di bawah janggut).
Talahhi adalah bersurban dengan mengalungkan di bawah langit-langit mulut (di bawah janggut).

Baca juga kumpulan bab dari terjemah bahasa Indonesia Kitab Lubabul Hadist : Terjemah Kitab Lubabul Hadist Bahasa Indonesia.