Terjemah Kitab Lubabul Hadist Bahasa Indonesia, Bab Ke-32 Keutamaan Tawadlu'

Terjemah Kitab Lubabul Hadist Bahasa Indonesia, Bab Ke-32 Keutamaan Tawadlu' (Rendah Hati)

Bab Ketigah Puluh Dua, Menerangkan Tentang Keutamaan Tawadlu’ (Rendah Hati)

Nabi Muhammad SAW bersabda :
مَنْ تَوَاضَعَ لِلّٰهِ رَفَعَهُ اللهُ، وَمَنْ تَكَبَّرَ وَضَعَهُ اللهُ
“Barang siapa bertawadlu’ kepada Allah, maka Allah akan mengangkat derajatnya (di dunia dan di akhirat). Dan barang siapa yang sombong, maka Allah akan merendahkannya”.

Nabi Muhammad SAW bersabda :
مَا مِنْ اٰدَمِيٍّ اِلَّا وَفِيْ رَأْسِهِ سِلْسِلَتَانِ، سِلْسِلَةٌ فِي السَّمَاءِ السَّابِعَةِ وَسِلْسِلَةٌ فِي الْاَرْضِ السَّابِعَةِ، فَاِذَا تَوَاضَعَ رَفَعَهُ اللهُ بِالسِّلْسِلَةِ اِلَى السَّمَاءِ السَّابِعَةِ، وَاِذَا تَجَبَّرَ وَضَعَهُ اللهُ بِالسِّلْسِلَةِ اِلَى الْاَرْضِ السَّابِعَةِ
“Tiada anak Adam kecuali di kepalanya terdapat 2 rantai, satu rantai di dalam langit ketujuh dan satu rantai lainnya di dalam bumi ketujuh. Kemudian tatkala dia bertawadlu’ maka Allah mengangkatnya dengan rantai itu sampai ke langit ketujuh. Dan tatkala dia sombong, maka Allah merendahkannya dengan rantai itu sampai ke bumi ketujuh”.

Nabi Muhammad SAW bersabda :
اِذَا رَأَيْتُمُ الْمَتَوَاضِعَيْنَ فَتَوَاضَعُوْا لَهُمْ وَاِذَا رَأَيْتُمُ الْمُتَكَبِّرِيْنَ فَتَكَبَّرُوْا عَلَيْهِمْ
“Tatkala kalian melihat orang-orang yang bertawadlu’, maka bertawadlu’lah kalian kepada mereka. Dan tatkala kalian melihat orang yang sombong, maka sombonglah kalian kepada mereka”.

Nabi Muhammad SAW bersabda :
تَوَاضَعُوْا مَعَ الْمَتَوَاضِعِيْنَ فَاِنَّ التَّوَاضُعَ مَعَ الْمَتَوَاضِعِيْنَ صَدَقَةٌ، وَتَكَبَّرُوْا مَعَ الْمُتَكَبِّرِيْنَ فَاِنَّ التَّكَبُّرَ مَعَ الْمُتَكَبِّرِيْنَ صَدَقَةٌ
“Bertawadlu’lah kalian bersama orang-orang yang bertawadlu’, karena sesungguhnya bertawadlu’ bersama orang-orang yang bertawadlu’ adalah shodaqoh. Dan sombonglah kalian bersama dengan orang-orang yang sombong, karena sesungguhnya bersombong bersama orang-orang yang sombong adalah shodaqoh (1)”.

Catatan (1) :
Maksud hadist di atas adalah membalas tawadlu’ kepada orang yang bertawadlu’ adalah shodaqoh, dan menyombongi orang-orang yang sombong adalah shodaqoh, coba lihat pada catatan (2) di bawah.

Nabi Muhammad SAW bersabda :
تِهْ عَلَى التُّيَّاهِ فَاِنَّ التِّيَهَ عَلَى التُّيَّاهِ صَدَقَةٌ
“Takabburlah (sombonglah) kepada orang-orang yang takabbur karena sesungguhnya takabbur kepada orang yang takabbur adalah shodaqoh (2)”.

Catatan (2) :
Jangan memaknai hadist hanya dari segi teks saja dengan asumsi bahwa menyombingi orang sombong adalah boleh dan dianjurkan, ini salah karena kita harus bertanya pada hati. Menyombongi orang yang sombong dengan tujuan untuk memberikan pelajaran dan kesadaran bahwa sombong adalah dilarang maka hal itu sangat dianjurkan. Tetapi menyombongi orang sombong dengan tujuan tidak terima dan karena perasaan emosi, maka hal itu sama saja menyeret diri ke dalam sifat sombong baru, dan jelas tidak diperbolehkan.

Nabi Muhammad SAW bersabda :
رَأْسُ التَّوَاضُعِ اَنْ يَبْتَدِئَ بِالسَّلَامِ عَلَى مَنْ لَقِيَهُ مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ فِي الْمَجَالِسِ
“Pokok dari sifat tawadlu’ adalah mengawali dengan ucapan salam kepada orang dari golongan muslimin yang ditemuinya di dalam sebuah majlis”.

Nabi Muhammad SAW bersabda :
التَّوَاضُعُ مَعَائِدُ الشَّرَفِ
“Tawadlu’ adalah sasaran kemuliaan”.

Nabi Muhammad SAW bersabda :
الكَرَمُ التَّقْوَى وَالشَّرَفُ التَّوَاضُعُ وَالْيَقِيْنُ الْغِنَى
“Kemurahan itu adalah taqwa, kemuliaan itu adalah tawadlu’, dan keyakinan itu adalah kekayaan (3)”.

Catatan (3) :
Dalam Kitab Tanqihul Qoul oleh Imam Nawawi Al-Banteni dijelaskan, “kemurahan itu ada di dalam taqwa dan kemuliaan itu ada di dalam tawadlu’”, hal itu merujuk pada bahwa setiap manusia memiliki derajat, kemurahan dan kemuliaan dinilai dari hati dan perbuatan bukan dari nasab dan keturunan. Sedangkan maksud “keyakinan ada di dalam kekayaan” berarti kaya hati yaitu yakin dengan pasti bahwa Allah SWT sudah menjatah rizki hamba-hamba-Nya, sehingga dia tidak akan mengejar rizki mati-matian sampai melalaikan ibadah.

Nabi Muhammad SAW bersabda :
كُلُّ ذِيْ نِعْمَةٍ مَحْسُوْدٌ صَاحِبُهَا اِلَّا التَّوَاضُعُ
“Setiap yang memiliki kenikmatan akan dihasudi pemiliknya, kecuali tawadlu’”.

Nabi Muhammad SAW bersabda :
التَّوَاضُعُ مِنْ اَخْلَاقِ الْاَنْبِيَاءِ وَالتَّكَبُّرُ مِنْ اَخْلَاقِ الْكُفَّارِ الْفَرَاعِنَةِ
“Tawadlu’ adalah sebagian akhlaq dari para nabi, sombong adalah sebagian akhlaq dari orang-orang kafir dan para Fir’aun”.

Nabi Muhammad SAW bersabda :
مَنْ تَكَبَّرَ عَلَى الْفُقَرَاءِ لَعَنَهُ اللهُ وَمَنْ تَكَبَّرَ عَلَى الْعُلَمَاءِ اَخْزَاهُ اللهُ
“Barang siapa sombong kepada para orang fakir maka Allah melaknatinya, barang siapa sombong kepada para ulama’ maka Allah merendahkannya”.

Baca juga kumpulan bab dari terjemah bahasa Indonesia Kitab Lubabul Hadist : Terjemah Kitab Lubabul Hadist Bahasa Indonesia.