Minhatul Mughits - (2) Dasar Ilmu Hadits Dirayah dan Dasar Ilmu Hadits Riwayah

Minhatul Mughits - Dasar Ilmu Hadits Dirayah dan Dasar Ilmu Hadits Riwayah

Terjemah Kitab Minhatul Mughits Bahasa Indonesia, Dasar-Dasar Ilmu Hadits Dirayah dan Dasar-Dasar Ilmu Hadits Riwayah.

مَبَادِئُ عِلْمِ الْحَدِيْثِ دِرَايَةً
يُحَدُّ عِلْمُ الْحَدِيْثِ دِرَايَةً وَهُوَ الْمَعْرُوْفُ بِعِلْمِ مُصْطَلَحِ الْحَدِيْثِ بِاَنَّهُ عِلْمٌ ١ يُعْرَفُ بِهِ اَحْوَالُ السَّنَدِ وَالْمَتْنِ ٢ وَكَيْفِيَةُ التَّحَمُّلِ ٣ وَالْاَدَاءِ ٤ وَصِفَاتُ الرِّجَالِ ٥ وَغَيْرِ ذٰلِكَ ٦
______________
ا. علم اي قواعد كقولهم : كل حديث صحيح او حسن يستدلّ به
٢. احوال السند والمتن : اي سواء اكانت تلك الاحوال عامّة لها كالصحة والحسن والضعيف، ام خاصّة بالسند كالعلو والنزول، ام خاصّة بالمتن كالرفع والوقف والقطع
٣. وكيفية التحمّل اي استماع الحديث وروايته عن الشيخ
٤. والاداء اي اداء مسموعه وروايته
٥. وصفات الرجال اي من عدالة وفسق
٦. وغير ذلك كرواية الحديث بالمعنى ورواية الاكابر عن الاصاغر

DASAR-DASAR ILMU HADITS DIRAYAH (ILMU MUSHTHALAH HADITS)
Batas (pengertian) ilmu hadits dirayah yang dikenal dengan istilah "Ilmu Musthalah Hadits" adalah ilmu (1) yang mana dengan ilmu itu diketahui keadaan-keadaan sanad, matan (2), cara-cara tahammul (3) dan ada' (4), sifat-sifat para rawi (5), dan lainnya (6).

Catatan Kaki :
(1) Ilmu maksudnya adalah kaidah, seperti pendapat para ulama' ahli hadits, "Setiap hadits shahih dan hadits hasan bisa dijadikan dalil".
(2) Keadaan sanad dan matan, maksudnya adalah baik berupa keadaan yang umum seperti shahih, hasan, dan dhaif. Atau keadaan khusus pada sanad seperti Hadits Aly dan Hadits Nazil. Atau keadaan khusus pada matan seperti Hadits Marfu', Hadits Mauquf, dan Hadits Maqthu'
(3) Cara-cara tahammul (penerimaan riwayat hadits) maksudnya adalah proses mendengarkan hadits dan riwayatnya dari guru (orang yang meriwayatkan)
(4) Ada' (penyampaian riwayat hadits) maksudnya adalah menyampaikan hadits yang telah didengar rawi dan riwayat rawi
(5) Sifat-sifat para rawi maksudnya termasuk adil dan fasik
(6) Dan lain-lain, seperti riwayat hadits dengan makna dan riwayat akabir anil ashaghir.


وَمَوْضُوْعُهُ السَّنَدُ وَالْمَتْنُ مِنْ حَيْثُ الصِّحَّةُ وَالْحَسَنُ وَنَحْوُ ذٰلِكَ، وَثَمْرَتُهُ مَعْرِفَةُ الْحَدِيْثِ الصَّحِيْحِ، وَاَوَّلُ مَنْ صَنَّفَ فِيْهِ الْقَاضِى اَبُوْ مُحَمَّدٍ الْحَسَنُ ابْنُ عَبْدِ الرَّحْمٰنِ الرَّامَهُرْمُزِى ٧ رَحِمَهُ اللّٰهُ وَسَمَّى كِتَابَهُ "الْمُحَدِّثُ الْفَاصِلُ"، وَاِسْمُهُ عِلْمُ الْحَدِيْثِ دِرَايَةً، وَيُسَمَّى مُصْطَلَحَ الْحَدِيْثِ، وَاسْتِمْدَادُهُ مِنْ تَتَبُّعِ اَحْوَالِ رُوَاةِ الْحَدِيْثِ، وَحُكْمُهُ اَنَّهُ فَرْضُ عَيْنٍ عَلَى مَنْ اِنْفَرَدَ بِهِ وَفَرْضُ كِفَايَةٍ عِنْدَ التَّعَدَّدِ، وَنِسْبَتُهُ اِلَى غَيْرِهِ مِنَ الْعُلُوْمِ التَّباَيُنُ، وَفَضْلُهُ اَنَّهُ مِنْ اَشْرَفِ الْعُلُوْمِ اِذْ بِهِ يُعْرَفُ الْمَقْبُوْلُ الْمَرْدُوْدُ، وَمَسَائِلُهُ قَضَايَاهُ كَقَوْلِنَا كُلُّ حَدِيْثٍ صَحِيْحٍ يُسْتَدَلُّ بِهِ
ــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــ
٧. الرمهرمزى نسبة الى رامهرمزى من بلد نجوزستان
Objeknya (sasarannya) adalah sanad dan matan sekiranya shahih, hasan, dan lain sebagainya.
Buahnya (hasilnya) adalah mengetahui hadits shahih
Orang pertama yang menyusun (membuat karya kitab) dalam masalah ilmu ini adalah Al-Qodli Abu Muhammad Al-Hasan bin Abdur Rahman Ar-Ramahurmuzi (7) ra, beliau memberi nama kitabnya "Al-Muhadits Al-Fashil".
Namanya adalah Ilmu Hadits Dirayah dan disebut juga Ilmu Musthalah Hadits.
Sumbernya adalah mengikuti keadaan para rawi hadits.
Hukumnya adalah fardlu ain bagi orang yang sendirian dalam (mempelajari) ilmu ini dan fardu kifayah ketika sudah banyak yang mempelajarinya.
Kedudukannya dari ilmu-ilmu lainnya adalah jelas berbeda.
Kelebihan ilmu ini adalah termasuk ilmu-ilmu yang mulia, karenanya bisa diketahui hadits yang diterima dan ditolak,
Permasalahannya adalah semua hal yang diputuskan, seperti perkataan kita "Setiap hadits shahih dapat dijadikan dalil".

Catatan kaki :
(7) Ar-Ramahurmuzi dinisbatkan pada daerah Ramahurmuz di Negara Kazakhstan.

مَبَادِئُ عِلْمِ الْحَدِيْثِ رِوَايَةً
هُوَ عِلْمٌ يَشْتَمِلُ عَلَى نَقْلِ مَا اُضِيْفَ اِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَوْلًا اَوْ فِعْلًا اَوْ تَقْرِيْرًا اَوْ صِفَةً
وَمَوْضُوْعُهُ ذَاتُ النَّبِيِّ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْ حَيْثُ مَا يَخُصُّهُ، وَثَمْرَتُهُ الْاِحْتِرَازُ عَنِ الْخَطَأِ فِيْ نَقْلِ مَا اُضِيْفَ اِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَاَوَّلُ مَنْ دَوَّنَ فِيْهِ مُحَمَّدُ ابْنُ شِهَابٍ الزُّهْرِيُّ فِيْ خِلَافَةِ سَيِّدِنَا عَمَرُ ابْنُ عَنْدِ الْعَزِيْزِ بَاَمْرِهِ بَعْدَ وَفَاةِ النَّبِيِّ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَاِسْمُهُ عِلْمُ الْحَدِيْثِ رِوَايَةً، وَاسْتِمْدَادُهُ مِنْ اَقْوَالِ النَّبِيِّ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَاَفْعَالِهِ وَتَقْرِيْرَاتِهِ، وَحُكْمُهُ اَنَّهُ فَرْضُ عَيْنٍ عَلَى مَنْ اِنْفَرَدَ بِهِ وَفَرْضُ كِفَايَةٍ عِنْدَ التَّعَدُّدِ، وَنِسْبَتُهُ اَنَّهُ مِنْ اَشْرَفِ الْعُلُوْمِ اِذْ بِهِ يُعْرَفُ الْاِقْتِدَاءُ بِالنَّبِيِّ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَمَسَائِلُهُ قَضَايَاهُ الْجُزْئِيَّةُ كَقَوْلِكَ "قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : الْمُسْلِمُ مَنْ سَلِمَ الْمُسْلِمُوْنَ مِنْ لِسَانِهِ وَيَدِهِ" فَاِنَّهُ فِيْ قُوَّةِ قَوْلِكَ بَعْضُ اَقْوَالِ النَّبِيِّ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اِلَى اٰخِرِهِ
DASAR-DASAR ILMU HADITS RIWAYAH
Yaitu ilmu yang memuat pada penukilan apapun yang disandarkan pada Nabi SAW, baik berupa perkataan, perbuatan, ketetapan, dan sifatnya.

Objeknya (sasarannya) adalah pribadi Nabi SAW sendiri, sekiranya apa yang dikhususkan dari Beliau.
Buahnya (hasilnya) adalah menjaga kesalahan dari penukilan apapun yang disandarkan dari Nabi SAW.
Orang pertama yang menyusun dalam masalah ilmu ini adalah Muhammad bin Syihab Az-Zuhri pada masa Kekhalifahan Umar bin Abdul Aziz atas perintah Khalifah Umar bin Abdul Aziz jauh setelah wafatnya Nabi SAW.
Namanya adalah Ilmu Hadits Riwayah
Sumbernya adalah dari perkataan, perbuatan, dan ketetapan Nabi SAW.
Hukumnya adalah fardlu ain bagi orang yang sendirian dalam mempelajarinya dan fardlu kifayah ketika sudah banyak yang mempelajarinya.
Kedudukannya, bahwa ilmu ini merupakan ilmu-ilmu yang mulia, karenanya diketahui cara mengikuti Nabi SAW.
Permasalahannya adalah semua hal-hal yang diputuskan yang bersifat juz'iyyah (sub atau bagian) seperti sabda Nabi SAW :
الْمُسْلِمُ مَنْ سَلِمَ الْمُسْلِمُوْنَ مِنْ لِسَانِهِ وَيَدِهِ
"Orang muslim adalah orang yang bisa membuat orang-orang muslim lainnya merasa tidak terganggu dengan lisan (ucapan) dan tangannya (perbuatannya)".

Karena sebagian sabda Nabi SAW "orang muslim adalah orang yang bisa membuat orang mulim lainnya ....."  adalah penguat (inti) dalam perkataanmu.

Wallahu a'lam bis showab.

Baca lebih lengkap : Terjemah Kitab Minhatul Mughits Bahasa Indonesia.