Taisirul Khollaq - (11) Bab Khilqdu (Dendam), Bab Hasad (Dengki)

Taisirul Khollaq - (11) Bab Khilqdu (Dendam), Bab Hasad (Dengki)

Terjemah Kitab Taisirul Khollaq Bahasa Indonesia, Bab Khilqdu (Dendam) dan Bab Hasad (Dengki)

KHIQDU (DENDAM)
Yaitu menyimpan perasaan buruk dan loba (sangat ingin) untuk menyakiti

Sebabnya adalah ghadhab (marah). Sifat khiqdu diikuti 8 perkara (sifat) yang diharamkan, yaitu :
  1. Hasad (dengki) kepada orang yang dihasudi
  2. Berkata kotor atas musibahnya (pendendam cenderung berkata kotor jika dirinya tertimpa musibah)
  3. Meninggalkannya meskipun dia hendak berbelas kasihan
  4. Berpaling darinya karena meremehkannya
  5. Berkata tentangnya dengan perkataan keji seperti menghibah tentangnya dan menyebarkan keburukannya
  6. Menceritakannya (keburukannya) karena ingin menertawakannya
  7. Menyakitinya dengan apapun yang bisa menyakiti badannya
  8. Mencegah haknya seperti tidak menulasi hutangnya
Dan hadits yang menunjukkan pada celaan terhadap sifat khiqdu adalah sabda Nabi SAW :
الْمُؤْمِنُ لَيْسَ بِحَقُوْدٍ
"Orang mukmin bukanlah seorang pendendam".

HASAD (DENGKI)
Yaitu berharap hilangnya nikmat dari orang lain.

Adapun berharap seperti apa yang dimiliki orang lain, maka dinamakan "ghibthab" (iri) dan itu bukanlah sifat yang dicela tetapi sifat itu dituntut, karena sifat itu menjadi sebab untuk berusaha mendapatkan perkara-perkara yang terpuji. Karena itulah, Nabi SAW bersabda :
الْمُؤْمِنُ يَغْبِطُ وَالْمُنَافِقُ يَحْسُدُ
"Orang mukmin memiliki sifat iri (1) sedangkan orang munafiq memiliki sifat hasad"

Catatan (1) :
Yang dimaksud sifat ghibthah (iri) di sini adalah iri dalam hal kebaikan dan ingin memperoleh kebaikan itu sehingga mendorong diri untuk berusaha mendapatkannya tanpa merugikan orang lain.

Sebab-sebab sifat hasad ada 3 :
  1. Pertama, membenci orang yang dihasudi karena kelebihan yang tampak darinya atau nikmat yang diberikan Allah SWT kepadanya
  2. Kedua, orang yang dihasudi mengungguli di dalam kelebihannya, sekiranya melemahkan (merugikan) orang yang hasad untuk mencapai kelebihan itu.
  3. Ketiga, pelitnya orang yang hasad pada kelebihan-kelebihannya, sehingga dia hasad pada setiap orang yang memperoleh kebaikan.
Perkara yang bisa menghilangkan sifat hasad di dalam hati adalah berpegang pada agama, melihat madharat (bahaya atau kemlaratan) di dalam sifat hasad, dan ridlo pada qadha' dan qadar.

Hadits yang sampai di dalam mencela sifat hasad adalah sabda Nabi SAW :
الْحَسَدُ يَأْكُلُ الْحَسَنَاتِ كَمَا تَأْكُلُ النَّارُ الْحَطَبَ
"Sifat hasad bisa memakan kebaikan-kebaikan sebagaimana api memakan kayu bakar (kering)".

Wallahu a'lam bis showab.

Baca lebih lanjut : Terjemah Kitab Taisirul Khollaq Bahasa Indonesia Lengkap.