Taisirul Khollaq - (13) Bab Ghurur, Bab Dzalim, Bab Adil, Penutup


Terjemah Kitab Taisirul Khollaq Bahasa Indonesia, Bab Ghurur (Tertipu), Bab Dzalim (Menganiaya), Bab Adil, dan Penutup

GHURUR (TERTIPU)
Yaitu tenangnya hati pada sesuatu yang sesuai dengan hawa nafsu dan watak yang condong pada hawa nafsu, disebabkan serupanya sifat syaithaniyyah.

Ghurur (tertipu) ada 2 macam :

Pertama, tertipunya ahli kufur, yaitu orang-orang yang membeli kehidupan dunia dengan akhirat. Di antara mereka yaitu orang yang tenang pada dunia dan keindahannya, dan mengingkari adanya hari ba'ats (kebangkitan manusia di akhirat). Di antara mereka yaitu orang yang tertipu dengan kedudukannya di dunia, dia menyangka bahwa dunia dibandingkan dengan tempat kembali dan rahmat Allah SWT lebih utama daripada keduanya.

Kedua, tertipunya orang yang bermaksiat dari golongan orang-orang mukmin. Di antara mereka yaitu (1) orang yang tidak mau beramal karena tertipu dengan (merasa) luasnya pengampunan Allah Yang Maha Luhur, (2) bergantung pada ketaatan bapak (nasab leluhur), atau (3) merasa banyak ilmu sedangkan dia tidak tahu.

Pertama, sesungguhnya menyukai sesuatu tanpa berusaha mendapatkan di dalam sebab (proses mendapatkannya) adalah kerakusan yang tercela.

Kedua, Firman Allah Yang Maha Luhur :
وَاخْشَوْا يَوْمًا لَا يَجْزِيْ وَالِدٌ عَنْ وَلَدِهِ وَلَا مَوْلُوْدٌ هُوَ جَازٍ عَنْ وَالِدِهِ شَيْئًا
"Dan takutilah suatu hari yang (pada hari itu) seorang bapak tidak dapat menolong anaknya dan seorang anak tidak dapat (pula) menolong bapaknya sedikitpun" (Luqman : 33).

Ketiga, sesungguhnya ilmu tanpa diamalkan seperti pohon tanpa buah.

Di antara mereka yaitu orang yang tertipu karena banyak ibadahnya, dia menyangka bahwa dia lebih berhak menerima pengampunan Allah SWT daripada orang lainnya, dia tidak tahu bahwa perasaan ini menghilangkan keikhlasannya, juga melenyapkan pahala amal-amalnya.

Di antara mereka yaitu orang yang tertipu oleh banyaknya harta, dia menyangka bahwa demikian itu dapat mengungguli orang lain, lalu condonglah dia pada keindahan dunia dan lupa akan anugerah Allah SWT padanya.

Dan hal yang menjadikan cacat sifat ghurur adalah sesungguhnya ghurur dapat melahirkan sifat sombong yang mana telah dijelaskan bahwa sifat sombong dapat mencegah pemiliknya untuk memasuki surga.

DZALIM (MENGANIAYA)
Yaitu keluar dari batas keseimbangan yang disebabkan kecerobohan (semberono) atau melewati batas, sehingga memuat semua kemaksiatan dan menjadi tersebarnya berbagai macam perkara kotor (keburukan).

Pemilik sifat dzalim adakalanya mendzalimi dirinya sendiri atau mendzalimi orang lain.

Mendzalimi diri sendiri diibaratkan pada kecerobohan (kesemberonohan) di dalam taat kepada Allah Yang Maha Luhur, atau meninggalkan iman.

Mendzalimi orang lain diibaratkan pada melalaikan hak orang lain, seperti menyakiti tetangga, menghina tamu, membuat-buat kebohongan, ghibah (menggunjing), dan mengadu domba.

Nabi SAW bersabda :
الظُّلْمُ ظُلُمَاتٌ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
"Dzalim adalah (menjadikan) kegelapan di hari kiamat".

Dan di dalam hadits qudsi :
يَا عِبَادِيْ اِنِّيْ حَرَّمْتُ الظُّلْمَ عَلٰى نَفْسِيْ وَجَعَلْتُهُ بَيْنَكُمْ مُحَرَّمًا فَلَا تَظَالَمُوْا
"Wahai hamba-hamba-Ku, sesunggunya Aku telah mengharamkan dzalim pada Dzat-Ku dan Aku telah menjadikanya keharaman di antara kalian, maka jangalah saling berbuat dzalim".

ADIL
Yaitu tengah-tengah di dalam perkara-perkara dan berjalan (melakukan) di dalam perkara-perkara itu sesuai syariat.

Adil ada 2 macam :

Pertama, keadilan manusia pada dirinya sendiri yaitu berjalan pada jalan istiqomah

Kedua, keadilan bagi orang lain, yaitu ada 3 bagian :
  1. Keadilan penguasa di dalam rakyatnya dengan mengikuti (memberikan) kemudahan dan memberikan hak pada setiap orang yang memiliki hak
  2. Keadilan rakyat pada penguasa, murid pada gurunya, dan anak pada kedua orangtuanya dengan keikhlasan taat
  3. Keadilan manusia pada sesamanya dengan meninggalkan menyombongi mereka dan mencegah menyakiti mereka.
Allah Yang Maha Luhur berfirman :
اِنَّ اللّٰهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْاِحْسَانِ
"Sesunggunya Allah SWT memerintahkan untuk berbuat adil dan berbuat kebaikan" (An-Nahl : 90).

Adapun berbuat adil maka kamu telah mengetahuinya. Dan adapun sifat ikhsan maka sebagaimana di dalam hadits :
اَنْ تَعْبُدَ اللّٰهَ كَاَنَّكَ تَرَاهُ
"Beribadah kepada Allah SWT seolah-olah kamu melihat-Nya".

Dan ini (sifat ikhsan) adalah kesempurnaan agama dan puncak ketundukan pada Allah SWT.

PENUTUP
Muallif (penyusun) kitab Taisirul Khollaq berkata, semoga Allah SWT menjaga beliau :

Telah sempurna memutihkan (menyelesaikan) kitab ini pada waktu hari Jum'at yang diberkahi, tanggal 26, Bulan Jumadil Awal, Tahun 1339 dari hijrah Baginda kita, Nabi Muhammad, semoga Allah SWT senantiasa memberikan rahmat ta'dhim dan kesejahteraan kepada Beliau, keluarga, dan sahabatnya.

يَاطَالِبَ الْاَخْلَاقِ هَاكَ مُؤَلَّقًا # بُنِيَتْ مَقَاصِدُهُ عَلٰى التَّحْرِيْرِ
Wahai orang yang mencari ilmu akhlaq, kitab ini adalah sesuantu yang digantungkan # Tujuannya dibangun pada kebebasan 
وَاعْلَمْ بِاَنَّ الْمَرْءَ لَيْسَ بِمُدْرِكٍ # مِنْ اَمْرِهِ شَيْئًا بِلَا تَيْسِيْرٍ
Dan ketahuilah bahwa seseorang tidak akan menemui # Dari perkaranya sedikitpun tanpa memudahkannya

Wallahu a'lam bis showab.

Baca lebih lanjut : Terjemah Kitab Taisirul Khollaq Bahasa Indonesia Lengkap.