Washoya - Pelajaran 7, Tentang Adab Muthalaah, Mudzakarah, dan Munadharah

Washoya - Pelajaran 7, Tentang Adab Muthalaah, Mudzakarah, dan Munadharah

Terjemah Kitab Washoya Al-Aba' lil Abna' Bahasa Indonesia - Pelajaran 7, Tentang Adab Muthalaah (Menelaah), Mudzakarah (Mengingat-ingat), dan Munadharah (Diskusi).


Wahai anak kecilku, jika kamu menginginkan kebaikan untuk dirimu, maka janganlah menelaah pelajaranmu sendirian dan carilah teman dari teman-temanmu yang bisa turut bergabung di dalam muthalaah (menelaah pelajaran) dan menolongmu pada kefahaman. Jika kamu telah melewati satu masalah dan kamu menyangka bahwa kamu telah memahami masalah itu, maka jangan kamu merasa cukup dengan prasangkamu sehingga kamu meninggalkan kitab di tanganmu dan kamu menetapkan masalah itu pada dirimu atau pada orang yang ada bersamamu seolah-olah kamu telah memberikan pelajaran pada orang-orang yang belajar.

Wahai anak kecilku, beradablah baik terhadap temanmu yang mana kamu telah memilihnya untuk muthalaah (menelaah pelajaran bersama). Tatkala kamu faham sebelum dia, maka jangan menyombonginya karena faham terlebih dulu. Tatkala ia menampakkan (menjelaskan) pembahamannya atas satu masalah, maka dengarkanlah apa yang ia katakan, karena mungkin saja kebenaran ada padanya dan kamu salah dalam pemahamanmu. Jauhilah perbedabatan batil dan menolong (membela) pendapatmu jika pendapatmu salah, karena sesungguhnya ilmu adalah amanat dan barang siapa yang menolong (membela) pada kebatilan maka dia telah benar-benar menyia-nyiakan amanat Allah.

Wahai anak kecilku, perbanyaklah mudzakarah (mengingat-ingat) pada ilmu-ilmu yang telah kamu peroleh karena sesungguhnya bahaya ilmu adalah lupa. Ketahuilah bahwa di akhir tahun kamu akan diuji di dalam setiap apa yang kamu ketahui. Dan ketika ujian, seseorang akan dimuliakan tatkala menjawab dengan baik dan keluarga serta teman-temannya akan menganggapnya rendah tatkala ia tidak menjawab dengan baik dan jelaslah bahwa ia semberono dalam memperoleh ilmu.

Wahai anak kecilku, jangan sekali-kali mudzakarahmu diibrahkan dari menghafal kata-kata, tidak mengangan-angan maknanya. Tetapi jadikan himmahmu (keinginan dan hasratmu) menuju pada mengangan-angan makna dan menetapkannya di dalam hatimu, karena sesungguhnya ilmu adalah apa yang kamu pahami bukan yang kamu hafal.

Wahai anak kecilku, sedikit sekali murid yang mau berkumpul bersama kelompok teman-temannya kecuali tempat diskusi di antaranya mereka adalah berkecimpung pada diskusi dan bertukar pikiran di dalam masalah-masalah yang mereka ketahui. Maka jangan memutuskan perkataan orang yang sedang berbicara, jangan tergesa-gesa menjawab sebelum ditetapkan masalahnya, jangan mempertentangkan masalah yang belum kamu telaah terlebih dahulu, jangan berdebat tanpa hak, jangan menampakkan keagungan (derajat, pangkat, merasa ilmu lebih tinggi, dll) pada orang yang memandangmu, dan jangan keluar dari objek (tema) diskusi dengan membodohkan pendapat orang yang berdiskusi denganmu, tidak mencelanya dengan perkataan yang menyakitkan, dan tidak pula menghinanya tatkala tampak kesalahannya di dalam pemahaman.

Wahai anak kecilku, diskusi di antara murid-murid dalam masalah-masalah ilmiah terdapat banyak faidah-faidahnya, yaitu memperkuat pemahaman, melancarkan lisan (perkataan), menentukan i'tibar baik dari tujuan yang dituju, dan melahirkan keberanian dan berani maju dalam diri murid. Tetapi wahai anak kecilku, ini tidak akan memberikan manfaat kepadamu di sisi Allah dan di mata orang-orang, kecuali tatkala kamu memiliki akhlaq yang bersih, jauh dari perkataan kotor, kamu mengatakan kebenaran (jujur) meskipun merugikan dirimu, dan celaan orang yang mencela tidak mencegahmu dalam (menyampaikan) kebenaran.


Baca lebih lengkap : Terjemah Kitab Washoya Al-Aba' lil Abna' Bahasa Indonesia.

Wallahu a'lam bis showab.