Al-Mawaidzul Ushfuriyah - Hadits 26, Tentang Keutamaan Dermawan
Dari Siti Aisyah ra berkata, Rasulullah SAW bersabda :
"Orang yang dermawan dekat dengan Allah, dekat dengan manusia, dekat dengan surga, jauh dari neraka. Orang yang kikir jauh dari Allah, jauh dari makhluk, jauh dari surga, dekat dengan neraka. Dan orang bodoh yang dermawan lebih dicintai Allah Yang Maha Luhur daripada orang alim yang kikir".
Nabi SAW bersabda :
"Sifat dermawan adalah pohon di dalam surga yang dahan-dahannya menggantung di dunia, barang siapa yang memegang satu dahan darinya maka dahan itu akan menuntunnya ke surga. Sifat kikir adalah pohon di dalam neraka, barang siapa yang memegang dahan-dahannya, maka dahan itu akan menuntunnya ke neraka".
_______________
[Berdasarkan hadits ini ada sebuah kisah tentang Bahram Al-Majusi] Syekh Abdullah bin Al-Mubarak berkata, aku pernah melaksanakan ibadah haji pada suatu tahun dari beberapa tahun. Aku berada di Khatim Ismail (Hijr Ismail), lalu aku tertidur. Aku melihat Rasulullah SAW di dalam mimpi, Beliau berkata, "Tatkala kamu kembali ke Kota Baghdad (sebuh Kota di Mesir), maka pergilah ke daerah ini dan ini, carilah Bahram Al-Majusi dan katakan padanya, "Sesungguhnya Allah Yang Maha Luhur ridlo padamu"".
Aku pun terbangun, lalu aku berkata, "Tiada daya dan kekuatan kecuali atas pertolongan Allah Yang Maha Luhur lagi Maha Agung. Mimpi ini dari syetan".
Aku berwudlu, melaksanakan sholat, melaksanakan thawaf di Ka'bah, masya'allah, lalu aku terhanyut oleh tidur. Aku pun bermimpi seperti demikian itu sebanyak 3 kali.
Ketika aku telah menyempurnakan ibadah haji dan aku kembali ke Kota Baghdad, aku pun mencari daerah dan rumahnya. Lalu aku menemui seorang yang tua, aku pun bertanya, "Apakah kamu Bahram Al-Majusi ?". Ia menjawab, "Iya".
Aku bertanya, "Apakah kamu mempunyai sebuah kebaikan di sisi Allah ?". Ia menjawab, "Iya, aku meninggalkan hutang pada orang-orang dan mereka membayar lebih hutang itu. Ini adalah sebuah kebaikan bagiku".
Aku berkata, "Ini adalah haram, apakah kamu mempunyai kebaikan selain itu". Ia menjawab, "Iya, aku mempunyai 4 putra dan 4 putri, aku menikahkan keempat putriku pada putra-putraku".
Aku berkata, "Ini juga haram, apakah kamu mempunyai kebaikan selain itu ?". Ia menjawab, "Iya, aku menjadikan pesta (besar) untuk orang majusi dalam pernikah anak-anakku".
Aku berkata, "Ini juga haram, apakah kamu mempunyai kebaikan selain itu ?". Ia menjawab, "Iya". Ia berkata, "Aku mempunyai seorang putri yang merupakan wanita paling cantik, aku tidak pernah menemui seorang pun yang sekufu (setara) dengannya. Lalu aku menikahkannya dengan diriku sendiri dan aku menjadikan pesta besar pada malam itu yaitu malam pertama aku mendukhulinya (menjamahnya). Pada malam itu ada lebih dari 1.000 orang majusi".
Aku berkata, "Ini juga haram, apakah kamu mempunyai kebaikan selain itu ?". Ia menjawab, "Iya, pada malam yang mana aku menjamah putriku itu, datanglah seorang wanita muslimah dari golongan agamamu. Wanita itu menyalakan oborku, ia menyalakan obor lalu kembali dan mematikannya. Wanita itu masuk (ke rumahku) untuk kedua kalinya dan ia menyalakan obor, ia pun keluar dan mematikannya. Lalu wanita itu masuk ketiga kalinya, ia menyalakan obor kemudian mematikannya. Aku pun berkata pada diriku, "Barang kali wanita ini adalah seorang maling yang sedang memata-matai". Aku pun keluar mengikutinya dari belakang, lalu ia masuk ke rumah menemui putri-putrinya. Ketika ia masuk, putri-putrinya bertanya padanya, "Wahai ibu, apakah kamu datang dengan membawa sesuatu karena sesungguhnya tiada tersisa bagi kami kekuatan dan kesabaran menahan lapar. Wanita itu meneteskan air matanya dan berkata, "Aku malu kepada Tuhanku jika aku meminta kepada selain Dia, apalagi kepada musuh Allah yaitu orang majusi".
Bahram Al-Majusi berkata, "Ketika aku mendengar perkataannya, aku pun kembali ke rumahku. Aku mengambil talam besar dan menjadikannya terpenuhi oleh setiap sesuatu (makanan). Lalu aku sendiri pergi ke rumahnya (dan memberikan makanan itu padanya)".
Syekh Abdullah bin Al-Mubarak pun berkata, "Ini adalah sebuah kebaikan dan bagimu sebuah berita gembira".
Lalu aku menyampaikan berita gembira padanya atas mimpi bertemu Rasulullah, aku menceritakan mimpi itu padanya. Lalu ia berkata, "Aku bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah dan aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah hamba-Nya dan utusan-Nya".
Lalu ia tersungkur seketika itu dan meninggal dunia. Aku tiada henti-hentinya sampai aku memandikan, mengkafani, menyolati, dan memendamnya.
________________
Syekh Abdullah bin Al-Mubarak berkata, "Wahai hamba-hamba Allah, lakukanlah kedermawaan terhadap makhluk Allah Yang Maha Luhur, karena sesungguhnya kedermawaan dapat memindahkan para musuh menjadi derajat para kekasih".
Wallahu a'lam bis showab.
Baca lebih lengkap : Terjemah Kitab Al-Mawaidzul Ushfuriyah Bahasa Indonesia.