Nurul Lum'ah, Kekhususan 81 - 90

Terjemah Kitab Lurul Lum'ah fi Khashaishij Jumu'ah Bahasa Indonesia, Kekhususan 81 sampai 90.
Kekhususan 81
Berpuasa di hari Rabu, Kamis, dan Jum'at. Imam Thabrani mengeluarkan riwayat, Imam Al-Baihaqi di dalam Kitab Syu'abul Iman, dan Imam Ashbahani di dalam Kitab At-Targhib, dari Sahabat Ibnu Umar berkata, Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda:
مَنْ صَامَ يَوْمَ الْأَرْبِعَاءِ وَالْخَمِيْسِ وَالْجُمُعَةِ ثُمَّ تَصَدَّقَ يَوْمَ الْجُمُعَةِ بِمَا قَلَّ مِنْ مَالِهِ أَوْ كَثُرَ غُفِرَ لَهُ كُلُّ ذَنْبٍ حَتّٰى يَصِيْرَ كَيَوْمٍ وَلَدَتْهُ أُمُّهُ
"Barang siapa yang berpuasa di hari Rabu, Kamis, dan Jum'at, kemudian ia bersedekah di Hari Jum'at dengan sedikit atau banyaknya hartanya, maka diampuni setiap dosa-dosanya sampai ia menjadi seperti hari di mana ia dilahirkan oleh ibunya".
Imam Al-Baihaqi mengeluarkan riwayat di dalam Kitab Syu'abul Iman dari Sahabat Ibnu Abbas bahwa disunnahkan berpuasa di hari Rabu, Kamis, dan Jum'at. Sahabat IIbnu Abbas memberitahu bahwa Nabi SAW memerintahkan berpuasa di hari-hari itu. Dan hendaklah bersedekah dengan sedikit atau banyaknya harta, karena sesungguhnya Allah memiliki karunia yang banyak.
Imam Al-Baihaqi mengeluarkan riwayat dan menilainya dhaif (lemah), dari Sahabat Anas bin Malik berkata, Rasulullah SAW bersabda:
مَنْ صَامَ الْأَرْبِعَاءَ وَالْخَمِيْسَ وَالْجُمُعَةَ بَنَى اللّٰهُ لَهُ قَصْرًا فِى الْجَنَّةِ مِنْ لُؤْلُؤ وَيَاقُوْتٍ وَزَمْرُدٍ، وَكَتَبَ اللّٰهُ بَرَاءَةً مِنَ النَّارِ
"Barang siapa yang berpuasa di hari Rabu, Kamis, dan Jum'at, maka Allah membangun baginya sebuah istana di dalam surga yang terbuat dari mutiara, batu permata, dan batu zamrud, dan Allah mencatat terbebas dari neraka".
Imam Al-Baihaqi mengeluarkan riwayat dari Qatadah Al-Adawi berkata: Tiada hari yang lebih aku benci apabila aku berpuasa di hari itu melebihi hari Jum'at dan aku tidak suka berpuasa di hari Jum'at. Lalu ia ditanya: Bagaimana bisa begitu?. Qatadah Al-Adawi menjawab: Aku merasa heran apabila aku berpuasa di hari Jum'at di hari-hari pusa berturut-turut karena aku mengetahui fadhilahnya. Dan aku benci apabila aku mengkhususkan hari Jum'at dari hari-hari lainnya, karena sesungguhnya Rasulullah SAW melarang untuk mengkhususkan hari Jum'at dari hari-hari lain (untuk berpuasa).
Sa'id bin Mansur berkata di dalam kitab sunannya: Telah menceritakan padaku Abdul Aziz bin Muhammad dari Shafwan bin Salim berkata, telah mengabariku seorang dari kabilah Jasym, dari Sahabat Abu Huraitah berkata, Rasulullah SAW bersabda:
مَنْ صَامَ يَوْمَ الْجُمُعَةِ كَتَبَ اللّٰهُ لَهُ عَشْرَةَ أَيَّامٍ عَدَدُهُنَّ مِنْ أَيَّامِ الْآخِرَةِ غَرَّاءَ لَا تُشَاكِلُهُنَّ أَيَّامُ الدُّنْيَا
"Barang siapa yang berpuasa di hari Jum'at, maka Allah mencatat baginya 10 hari yang bilangannya merupakan hari-hari akhirat yang terang benderang, tidak dapat menyamainya hari-hari dunia".
Kekhususan 82
Sesuatu yang diucapkan di malam Jum'at. Imam Al-Bazzar mengeluarkan riwayat:
أَنَّ رَسُوْلَ اللّٰهِ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ إِذَا دَخَلَ رَجَبَ قَالَ : اللّٰهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيْ رَجَبَ وَشَعْبَانَ وَبَلِّغْنَا رَمَضَانَ، وَإِذَا كَانَ لَيْلَةُ الْجُمُعَةِ قَالَ : هٰذِهِ لَيْلَةٌ غَرَّاءُ وَيَوْمٌ أَزْهَرُ
"Sesungguhnya ketika Rasulullah SAW memasuki Bulan Rajab, beliau berdoa: Ya Allah, berilah berkah pada kami di Bulan Rajab dan Bulan Sya'ban, dan sampaikanlah kami di Bulan Ramadhan. Dan ketika tiba malam Jum'at, beliau berkata: Ini adalah malam yang terang benderang dan hari yang cerah".
Kekhususan 83
Sholat 2 rakaat setelah maghrib di malam Jum'at. Imam Al-Ashbahani mengeluarkan riwayat dari Sahabat Ibnu Abbas berkata, Rasulullah SAW bersabda:
مَنْ صَلَّى بَعْدَ الْمَغْرِبِ رَكْعَتَيْنِ فِيْ لَيْلَةِ الْجُمُعَةِ يَقْرَأُ فِيْ كُلِّ وَاحِدَةٍ مِنْهَا بِفَاتِحَةِ الْكِتَابِ مَرَّةً وَإِذَا زُلْزِلَتْ خَمْسَ عَشَرَةَ مَرَّةٍ هَوَّنَ اللّٰهُ عَلَيْهِ سَكَرَاتِ الْمَوْتِ وَأَعَاذَهُ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَيَسَّرَ لَهُ الْجَوَازَ عَلَى الصِّرَاطِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
"Barang siapa yang sholat 2 rakaat setelah maghrib di malam Jum'at, ia membaca di setiap masing-masing rakaat dengan Surat Al-Fatihah sekali dan Surat Az-Zalzalah 15 kali, maka Allah meringakannya di waktu sakaratul maul, melindunginya dari siksa kubur, dan mempermudah baginya melewati shirath (titian) di hari kiamat".
Kekhususan 84
Imam Abu Nu'aim mengeluarkan riwayat di dalam Kitab Hilyatul Auliya dari Sayyidah Aisyah berkata, Rasulullah SAW bersabda:
إِذَا سَلِمَتِ الْجُمُعَةُ سَلِمَتِ الْأَيَّامُ
"Ketika hari Jum'at itu selamat, maka selamatnya hari-hari lainnya".
Kekhususan 85
Imam Ibnu Sunni mengeluarkan riwayat di dalam Kitab Amalul Yaumi wal Lailati, dari Sahabat Abu Hurairah berkata:
كَانَ رَسُوْلُ اللّٰهِ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا دَخَلَ الْمَسْجِدَ يَوْمَ الْجُمُعَةِ أَخَذَ بِعِضَادَتَيِ الْبَابِ ثُمَّ قَالَ : اللّٰهُمَّ اجْعَلْنِيْ أَوْجَهَ مَنْ تَوَجَّهَ إِلَيْكَ وَأَقْرَبَ مَنْ تَقَرَّبَ إِلَيْكَ وَأَفْضَلَ مَنْ سَأَلَكَ وَرَغَبَ إِلَيْكَ
"Rasulullah SAW ketika memasuki masjid di hari Jum'at, beliau memegang kedua kusen pintu, kemudian beliau berdoa: Ya Allah, jadikanlah aku sebagai orang yang paling menghadap pada-Mu, orang yang paling mendekat pada-Mu, orang yang paling utama yang memohon dan mencintai-Mu".
Imam An-Nawawi berkata di dalam Kitab Al-Adzkar: Disunnahkan bagi kita untuk berdoa dengan lafadz "مِنْ أَوْجَهِ" , "مِنْ أَقْرَبِ", dan "", dengan menambahkan lafadz "مِنْ" (termasuk atau tergolong).
Kekhususan 86
Kemakruhan bekam di hari Jum'at. Imam Abu Ya'la dari Al-Hasan bin Ali berkata, Rasulullah SAW bersabda:
إِنَّ فِيْ يَوْمِ الْجُمُعَةِ لَسَاعَةً لَا يَحْتَجِمُ فِيْهَا أَحَدٌ إِلَّا مَاتَ
"Sesungguhnya di hari Jum'at ada waktu yang mana tidaklah seseorang melakukan bekam di waktu itu kecuali ia mati".
Dan telah sampai larangan melakukan bekam di hari Jum'at di dalam salinan Sahabat Nubaith bin Syarith dari riwayat haditsnya secara marfu':
لَا يَحْتَجِمُ أَحَدُكُمْ يَوْمَ الْجُمُعَةِ، فَفِيْهَا سَاعَةٌ مَنْ احْتَجَمَ فِيْهَا فَأَصَابَهُ وَضْحٌ فَلَا يَلُوْمَنَّ إِلَّا نَفْسَهُ
"Janganlah salah satu dari kalian melakukan bekam di hari Jum'at. Karena di hari itu, ada satu waktu yang barang siapa melakukan bekam di hari itu, ia akan terkena penyakit menjijikkan (kusta), maka sungguh jangan mencela kecuali pada dirinya sendiri" (1).
Catatan (1)
Dalam beberapa referensi, kata "وَضْحٌ" (penyakit kusta) dengan menggunakan lafadz "شَيْئٌ" (sesuatu yang buruk), ada juga dengan menggunakan lafadz "وَجَعٌ" (penyakit).
Kekhususan 87
Tercapainya pahala mati syahid bagi orang yang meninggal di hari Jum'at. Imam Hamid bin Zanjawaih mengeluarkan riwayat dari hadits mursalnya Iyyas bin Bakir, bahwa Rasulullah SAW bersabda:
مَنْ مَاتَ يَوْمَ الْجُمُعَةِ كَتَبَ اللّٰهُ لَهُ أَجْرَ شَهِيْدٍ وَوَقى فِتْنَةَ الْقَبْرِ
"Barang siapa yang meninggal pada hari Jum;at, maka Allah mencatat baginya pahala mati syahid dan menjaganya dari siksa kubur".
Imam Hamid bin Zanjawaih mengeluarkan riwayat dari hadits mursalnya Atho' berkata, Rasulullah SAW bersabda:
مَا مِنْ مُسْلِمٍ أَوْ مُسْلِمَةٍ يَمُوْتُ لَيْلَةَ الْجُمُعَةِ أَوْ يَوْمَ الْجُمُعَةِ إِلَّا وُقِيَ عَذَابَ الْقَبْرِ وَفِتْنَةَ الْقَبْرِ وَلَقِيَ اللّٰهَ لَا حِسَابَ عَلَيْهِ، وَجَاءَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَمَعَهُ شُهُوْدٌ يَشْهَدُوْنَ لَهُ
"Tidaklah seorang muslim atau muslimah yang meninggal di malam Jum'at atau hari Jum'at kecuali ia dijaga dari siksa kubur dan fitnah kubur, ia bertemu (sowan) Allah tanpa adanya hisab, dan ia datang di hari kiamat bersama para saksi yang menjadi saksi baginya".
Kekhususan 88
Imam Al-Ashbahani mengeluarkan riwayat dari Sahabat Ibnu Abbas berkata, Rasulullah SAW bersabda:
مَنْ صَلَّى الضُّحٰى أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ فِيْ يَوْمِ الْجُمُعَةِ فِيْ دَهْرِهِ مَرَّةً وَاحِدَةً يَقْرَأُ بِفَاتِحَةَ الْكِتَابِ عَشْرَ مَرَّاتٍ وَقُلْ أَعُوْذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ عَشْرَ مَرَّاتٍ وَقُلْ أَعُوْذُ بِرَبِّ النَّاسِ عَشْرَ مَرَّاتٍ وَقُلْ هُوَ اللّٰهُ أَحَدٌ عَشْرَ مَرَّاتٍ وَقُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُوْنَ عَشْرَ مَرَّاتٍ وَآيَةِ الْكُرْسِى عَشْرَ مَرَّاتٍ فِيْ كُلِّ رَكْعَةٍ، فَإِذَا تَشَهَّدَ وَسَلَّمَ وَاسْتَغْفَرَ سَبْعِيْنَ مَرَّةٍ وَسَبَّحَ سَبْعِيْنَ مَرَّةٍ قَائِلًا : سُبْحَانَ اللّٰهِ وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ وَلَا إِلٰهَ إِلَّا اللّٰهُ وَاللّٰهُ أَكْبَرُ وَلَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللّٰهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ، رَفَعَ اللّٰهُ عَنْهُ شَرَّ أَهْلِ السَّمٰوَاتِ وَأَهْلِ الْأَرْضِ وَشَرَّ الْإِنْسِ وَالْجِنِّ
"Barang siapa yang melakukan sholat dhuha sebanyak 4 rakaat di hari Jum'at di masanya (seumur hidup) satu kali saja, ia membaca Surat Al-Fatihah 10 kali, Surat Al-Falaq 10 kali, Surat An-Nas 10 kali, Surat Al-Ikhlas 10 kali, Surat Al-Kafirun 10 kali, dan ayat kursi 10 kali di setiap rakaat, lalu ketika ia membaca tasyahhud akhir, salam, ia membaca istighfar 70 kali dan membaca tasbih 70 kali dengan ucapan: Maha Suci Allah, segala puji bagi Allah, tiada tuhan selain Allah, Allah Maha Besar, tiada daya dan kekuatan kecuali atas pertolongan Allah Yang Maha Luhur lagi Maha Agung, maka Allah menghilangkan darinya keburukan penghuni langit dan penghuni bumi, dan keburukan manusia dan jin".
Kekhususan 89
Wuquf di hari Jum'at fadhilahnya melebihi selain hari Jum'at berdasarkan 5 alasan, di dalam keterangan yang telah dijelaskan oleh Al-Qadli Badruddin bin Jamaah:
- Bersesuaian dengan Nabi SAW, karena sesungguhnya wukufnya Nabi SAW di hari Jum'at. Beliau dipilihkan (oleh Allah SWT) pada hari yang paling utama (yaitu bertepatan pada hari Jum'at).
- Di dalamnya ada waktu mustajabah
- Sesungguhnya amal-amal dapat menjadi mulia sesuai dengan masa melakukannya, sebagaimana amal-amal itu dapat menjadi mulia sesuai dengan tempat melaksanakannya. Sedangkan hari Jum'at adalah hari yang paling utama dalam seminggu. Maka sudah menjadi keharusan bahwa amal di hari Jum'at lebih mulia.
- Sesungguhnya di dalam hadits menyebutkan bahwa hari yang paling utama adalah hari Arafah (tanggal 9 Dzulhijjah) apabila bertepatan pada hari Jum'at. Haji pada hari Jum'at lebih utama dari pada 70 ibadah haji di selain hari Jum'at. Imam Razain mengeluarkan riwayatnya (riwayat tentang hari Arafah bertepatan dengan hari Jum'at).
- Ketika hari Arafah jatuh pada hari Jum'at, Allah mengampuni semua orang yang sedang wuquf. Imam Razain ditanya: Telah datang khabar bahwa Allah mengampuni semua orang-orang yang sedang wuquf secara muthlaq, lalu apa alasan kekhususan pengampunan itu di hari Jum'at di dalam hadits ini?. Imam Razain menjawab: Karena sesungguhnya Allah menanggung mampu (berkehendak) untuk mengampuni mereka di hari Jum'at itu tanpa perantara. Sedangkan di selain hari Jum'at, Allah memberikan (mengampunan) pada satu kaum ke kaum lainnya (melalui perantara kaum).
Kekhususan 90
Imam Al-Ashbahani mengeluarkan riwayat di dalam Kitab At-Targhib dari Sahabat Abdullah bin Amr ra berkata, Rasulullah SAW bersabda:
مَنْ كَانَتْ لَهُ حَاجَةً إِلَى اللّٰهِ، فَلْيَصُمْ الْأَرْبِعَاءَ وَالْخَمِيْسَ وَالْجُمُعَةَ، فَإِذَا كَانَ يَوْمُ الْجُمُعَةِ تَطَهَّرَ وَرَاحَ إِلَى الْجُمُعَةِ، فَتَصَدَّقَ بِصَدَقَةٍ قَلَّتْ أَوْ كَثُرَتْ، فَإِذَا صَلَّى الْجُمُعَةَ قَالَ : اللّٰهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ بِإِسْمِكَ بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ الَّذِيْ لَا إِلٰهَ إِلَّا هُوَ عَالِمُ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ الرَّحْمٰنُ الرَّحِيْمُ، وَأَسْأَلُكَ بِاِسْمِكَ بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ الَّذِيْ لَا إِلٰهَ إِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّوْمُ، الَّذِيْ لَا تَأْخُذُهُ سِنَةٌ وَلَا نَوْمٌ الَّذِيْ مَلَأَتْ عَظَمَتُهُ السَّمٰوَاتِ وَالْأَرْضَ، الَّذِيْ عَنَتْ لَهُ الْوُجُوْهُ، وَخَشَعَتْ لَهُ الْأَصْوَاتُ، وَوَجِلَتِ الْقُلُوْبُ مِنْ خَشْيَتِهِ، أَنْ تُصَلِّيَ عَلٰى مُحَمَّدٍ وَأَنْ تُعْطِيْنِيْ حَاجَتِيْ وَهِيَ كَذَا وَكَذَا
"Barang siapa yang memiliki hajat kepada Allah, maka hendaklah ia berpuasa di hari Rabu, Kamis, dan Jum'at. Ketika tiba hari Jum'at, ia bersuci dan berangkat melaksanakan sholat jum'at, bersedekah dengan sedekah baik itu sedikit atau banyak. Ketika selesai sholat jum'at, ia berdoa: Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu dengan nama-Mu, dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang yang mana tiada tuhan selain Dia, Maha Mengetahui yang ghaib dan yang tampak, Maha Pengasih, lagi Maha Penyayang. Aku memohon kepada-Mu dengan nama-Mu, dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang yang mana tiada tuhan selain Dia yang Maha Hidup lagi Maha Berdiri, yang mana Dia tidak mengantuk lagi tidak tidur, yang mana keagungan-Nya memenuhi langit dan bumi, yang mana tertunduklah wajah-wajah pada-Nya, khusyuklah suara-suara pada-Nya, dan gemetarlah hati karena takut pada-Nya. (Aku memohon) agar Engkau memberikan rahmat ta'dhim kepada Nabi Muhammad dan agar Engkau memberikanku hajatku, yaitu demikian dan demikian (sebutkan hajatnya)".
Imam Ibnu Sunni mengeluarkan riwayat di dalam Kitab Amalul Yaumi wal Lailati, dari Amr bin Qais Al-Malay, berkata: Telah sampai khabar padaku bahwa barang siapa yang berpuasa di hari Rabu, Kamis, dan Jum'at, ia datang melaksanakan sholat jum'at bersama orang-orang muslim, ia tetap berdiam bersama dengan ucapan salam imam, (setelah salam) ia membaca Surat Al-Fatihah dan Surat Al-Ikhlas 10 kali, kemudian ia memanjangkan tangannya kepada Allah yang Maha Mulia lagi Maha Agung, lalu berdoa:
اللّٰهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ بِاِسْمِكَ الْعَليُّ الْأَعْلَى الْأَعَزُّ الْأَعَزُّ الْأَكْرَمُ الْأَكْرَمُ الْأَكْرَمُ، لَا إِلٰهَ إِلَّا اللّٰهُ الْأَجَلُّ الْعَظِيْمُ الْأَعْظَمُ
"Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu dengan nama-Mu yang Maha Luhur, amat Maha Luhur, amat Maha Mulia, amat Maha Mulia, amat Maha Pemurah, amat Maha Pemurah, lagi amat Maha Pemurah, Tiada tuhan selain Allah yang Maha Besar, Maha Agung, lagi amat Maha Agung".
Tidaklah ia meminta sesuatu kepada Allah, kecuali Dia memberikan sesuatu itu padanya, baik di dunia dan di akhirat, akan tetapi kamu semua tergesa-gesa.
Wallahu a’lam bis showab.
Baca selengkapnya: Terjemah Kitab Nurul Lum’ah Bahasa Indonesia.