Nurul Lum'ah, Kekushusan 71 - 80

Nurul Lum'ah, Kekushusan 71 - 80

Terjemah Kitab Nurul Lum'ah fi Khashaijij Jumu'ah Bahasa Indonesia, Kekhususan 71 sampai 80.


Kekhususan 71

Imam Al-Baihaqi mengeluarkan riwayat di dalam Kitab Syu'abul Iman dari Sahabat Anas bin Malik berkata, Rasulullah SAW bersabda:

مَنْ قَالَ هٰذِهِ الْكَلِمَاتِ سَبْعَ مَرَّاتٍ فِيْ لَيْلَةِ الْجُمُعَةِ فَمَاتَ فِيْ تِلْكَ اللَّيْلَةِ دَخَلَ الْجَنَّةَ، وَمَنْ قَالَهَا يَوْمَ الْجُمُعَةِ فَمَاتَ فِيْ ذٰلِكَ الْيَوْمِ دَخَلَ الْجَنَّةَ، مَنْ قَالَ : اللّٰهُمَّ أَنْتَ رَبِّيْ لَا إِلٰهَ إِلَّا أَنْتَ خَلَقْتَنِيْ وَأَنَا عَبْدُكَ وَابْنُ أُمَّتِكَ وَفِيْ قَبْضَتِكَ وَنَاصِيَتِيْ بِيَدِكَ أَمْسَيْتُ عَلٰى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ أَبُوْءُ بِنِعْمَتِكَ وَأَبُوْءُ بِذَنْبِيْ فَاغْفِرْ لِيْ إِنَّهُ لَا يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ إِلَّا أَنْتَ

"Barang siapa yang membaca kalimat-kalimat ini sebanyak 7 kali di malam Jum'at, lalu ia mati di malam itu maka ia masuk surga. Dan barang siapa yang membacanya di hari Jum'at lalu ia mati di hari itu, maka ia masuk surga. Yaitu barang siapa yang membaca: Ya Allah, Engkau adalah Tuhanku, tiada tuhan selain Engkau. Engkau telah menciptakanku. Aku adalah hamba-Mu, putra umat-Mu, dan berada di dalam genggaman-Mu (kekuasaan-Mu). Ubun-ubunku (hidupku) berada dalam kekuasaan-Mu. Aku hidup di waktu sore hari sesuai dengan perjanjian-Mu dan janji-Mu selama aku mampu. Aku berlindung pada-Mu dari keburukan apapun yang aku lakukan. Aku mengakui nikmat-Mu (yang Engkau berikan padaku). Dan aku mengakui dosaku, maka ampunilah aku karena sesungguhnya tiada yang dapat mengampuni dosa-dosa kecuali Engkau".


Kekhususan 72

Imam Al-Baihaqi juga mengeluarkan riwayat dari Sayyidah Aisyah berkata:

كَانَ رَسُوْلُ اللّٰهِ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا ظَهَرَ فِى الصَّيْفِ اسْتَحَبَّ أَنْ يَظْهَرَ لَيْلَةَ الْجُمُعَةِ، وَإِذَا دَخَلَ الْبَيْتَ فِى الشِّتَاءِ اسْتَحَبَّ أَنْ يَدْخُلَ الْبَيْتَ لَيْلَةَ الْجُمُعَةِ

"Rasulullah SAW ketika keluar rumah di musim panas, beliau suka keluar rumah pada Malam Jum'at. Dan ketika memasuki rumah (tetap di dalam rumah) di musim dingin, beliau suka memasuki rumah (menetap di rumah) di malam Jum'at".

Imam Al-Baihaqi mengeluarkan hadits yang sama dari Sahabat Ibnu Abbas.


Kekhususan 73

Imam At-Thabrani mengeluarkan riwayat dari Sahabat Abdullah bin Yasar, sahabat Rasulullah SAW. Ketika ia (telah selesai) melaksanakan sholat jum'at, ia keluar berkeliling di pasar selama satu jam, kemudian ia kembali ke masjid. Lalu ia ditanya, "Mengapa kamu melakukan ini?". Ia menjawab, "Aku melihat Baginda para utusan melakukannya".

Aku (Imam As-Suyuthi penulis kitab) berkata: Hikmahnya adalah melaksanakan perintah Allah Yang Maha Luhur:

فَإِذَا قُضِيَتِ الصَّلَاةُ فَانْتَشِرُوْا فِى الْاَرْضِ وَابْتَغُوْا مِنْ فَضْلِ اللّٰهِ

"Apabila sholat (Jumat) telah dilaksanakan, maka bertebaranlah kamu di bumi dan carilah karunia Allah" (Surat Jum'at: 10).


Kekhususan 74

Menunggu sholat ashar setelah sholat Jum'at menyamai ibadah umrah. Imam Al-Baihaqi mengeluarkan riwayat di dalam Kitab Syu'abul Iman dari Sahabat Sahl bin Sa'ad As-Sa'idi berkata, Rasulullah SAW bersabda:

إِنَّ لَكُمْ فِيْ كُلِّ جُمُعَةٍ حَجَّةً وَعُمْرَةً، فَالْحَجَّةُ الْهَجِيْرَةُ إِلَى الْجُمُعَةِ، وَالْعُمْرَةُ انْتِظَارُ الْعَصْرِ بَعْدَ الْجُمُعَةِ

"Sesungguhnya bagi kalian di setiap hari Jum'at ada pahala ibadah haji dan umrah. Lalu, pahala ibadah haji adalah pergi melaksanakan sholat jum'at. Dan pahala ibadah umrah adalah menunggu sholat ashar setelah sholat jum'at".


Kekhususan 75

Sholat hifdzul qur'an di malam Jum'at. Imam Tirmidzi dan Imam Al-Hakim mengeluarkan riwayat, Imam Al-Haihaqi mengeluarkan riwayat di dalam Kitab Ad-Da'awat, dari Sahabat Ibnu Abbas, sesungguhnya Sahabat Ali bin Abi Thalib berkata pada Rasulullah SAW: Aku telah menumpul di dalam (menghafal) Al-Qur'an ini dari dadaku, lalu aku tidak menemui bahwa aku mampu menghafalnya".

Rasulullah SAW berkata: Apakah kamu tidak mau apabila aku mengajarimu kalimat-kalimat yang mana Allah akan memberikanmu manfaat dengan kalimat-kalimat itu, Allah memberi manfaat pada orang yang kamu ajari, Allah menetapkan ilmu yang kamu pelajari di dalam dadamu. Yaitu ketika telah tiba malam jum'at, jika kamu mampu, hendaklah kamu melaksanakan sholat di sepertiga malam terakhir karena sesungguhnya itu adalah waktu yang disaksikan dan doa di dalamnya mustajabah. Dan saudaraku, Nabi Ya'qub telah berkata pada putra-putranya:

سَوْفَ أَسْتَغْفِرُ لَكُمْ رَبِّيْ

"Aku akan memohonkan ampun bagimu kepada Tuhanku" (Yusuf: 98).

Rasulullah SAW berkata: Sampai tiba malam jum'at. Apabila kamu mampu maka kerjakan sholat di pertengahan malam jum'at. Apabila kamu tidak mampu, maka kerjakan sholat di awal malam jum'at. Lalu sholatlah sebanyak 4 rakaat. Kamu membaca Surat Al-Fatihah dan Surat Yasin di rakaat pertama. Di rakaat kedua membaca Surat Fatihah dan Hamim Surat Ad-Dukhan. Di rakaat ketiga membaca Surat Al-Fatihah dan Alim Alm Mim Surat As-Sajdah. Dirakaat keempat membaca Surat Al-Fatihah dan Tabarak Surat Al-Mufashil. Ketika kamu selesai dari tasyahud akhir, maka pujilah Allah dan lakukan pujian kepada Allah dengan baik, bacalah sholawat padaku dengan baik dan pada semua nabi, mintalah pengampunan bagi mukminin, mukminat, dan saudara-saudara seimanmu yang telah mendahuluimu. Kemudian berdoalah di akhirnya:

اللّٰهُمَّ ارْحَمْنِيْ بِتَرْكِ الْمَعَاصِى أَبَدًا مَا أَبْقَيْتَنِيْ، وَارْحَمْنِيْ أَنْ أَتَكَلَّفَ مَا لَا يَعْنِيْنِيْ، وَارْزُقْنِيْ حُسْنَ النَّظَرِ فِيْمَا يُرْضِيْكَ عَنِّيْ، اللّٰهُمَّ بَدِيْعَ السَّمٰوَاتِ وَالْأَرْضِ ذَا الْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ وَالْعِزَّةِ الَّتِيْ لَا تُرَامُ، أَسْأَلُكَ يَا اللّٰهُ يَا رَحْمٰنُ بِجَلَالِكَ وَنُوْرِ وَجْهِكَ أَنْ تُلْزِمَ قَلْبِيْ حِفْظَ كِتَابِكَ كَمَا عَلَّمْتَنِيْ، وَارْزُقْنِيْ أَنْ أَتْلُوَهُ عَلٰى النَّحْوِ الَّذِيْ يُرْضِيْكَ عَنِّيْ، اللّٰهُمَّ بَدِيْعَ السَّمٰوَاتِ وَالْأَرْضِ ذَا الْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ وَالْعِزَّةِ الَّتِيْ لَا تُرَامُ، أَسْأَلُكَ يَا اللّٰهُ يَا رَحْمٰنُ بِجَلَالِكَ وَنُوْرِ وَجْهِكَ أَنْ تُنَوِّرَ بِكِتَابِكَ بَصَرِيْ، وأن تَطْلُقَ بِهِ لِسَانِيْ، وَأَنْ تُفَرِّجَ بِهِ عَنْ قَلْبِيْ، وَتُشْرِحَ بِهِ صَدْرِيْ، وَأَنْ تُعْمِلَ بِهِ بَدَنِيْ، لِأَنَّهُ لَا يُعِيْنُنِيْ عَلَى الْحَقِّ غَيْرُكَ، وَلَا يُؤْتِيْهِ إِلَّا أَنْتَ، وَلَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللّٰهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ

"Ya Allah, rahmatilah aku agar aku dapat meninggalkan maksiat selamanya selama Engkau memberiku kehidupan. Rahmatilah aku agar aku tidak membebani diri pada (melakukan) sesuatu yang tidak bermanfaat bagiku. Berilah aku pandangan yang baik di dalam sesuatu yang Engkau ridloi dariku. Ya Allah, wahai pencipta langit dan bumi, wahai Tuhan yang memiliki keagungan, kemurahan, dan kemuliaan yang tidak dapat dibayangkan. Aku memohon pada-Mu, Ya Allah, Wahai Tuhan Maha Pengasih, dengan Keagungan-Mu dan Nur Dzat-Mu agar Engkau menetapkan hatiku pada hafalan kitab-Mu sebagaimana Engkau telah mengajarkannya padaku. Berilah rizki padaku agar aku dapat membacanya ke arah sesuatu yang Engkau ridlo dariku. Ya Allah, wahai pencipta langit dan bumi, wahai Tuhan yang memiliki keagungan, kemurahan, dan kemuliaan yang tidak dapat dibayangkan. Aku memohon pada-Mu, Ya Allah, wahai Tuhan yang Maha Pengasih, dengan keagungan-Mu dan Nur Dzat-Mu, agar Engkau menerangi pandanganku dengan kitab-Mu, agar Engkau melancarkan lisanku dengan kitab-Mu, agar Engkau menghilangkan kesusahan dari hatiku dengan kitab-Mu, agar Engkau melapangkan dadaku dengan kitab-Mu, dan agar Engkau menjadikan badanku mampu beramal dengan kitab-Mu. Karena sesungguhnya tiada yang dapat menolongku menuju kebenaran selain Engkau, dan tidak dapat mendatangkan kebenaran itu kecuali Engkau. Dan tiada daya dan tiada kekuatan kecuali atas pertolongan Allah yang Maha Luhur lagi Maha Agung".

Lakukan itu dalam 3 kali jum'at, 5 kali, atau 7 kali, maka kamu akan dikabulkan dengan izin Allah Yang Maha Luhur. Demi Tuhan yang telah mengutusku dengan membawa kebenaran, tidaklah pernah salah seorang mukmin sekalipun (ketika ia mengerjakannya).

Sahabat Ibnu Abbas berkata, maka demi Allah, tidaklah Sahabat Ali bin Abi Thalib berdiam diri sampai padaku kecuali hanya 5 kali atau 7 kali sampai Rasulullah SAW datang di dalam majlis yang serupa. Lalu Sahabat Ali berkata: Wahai rasulullah, sesungguhnya aku adalah seseorang yang tidak terlewat, aku tidak dapat mengambil kecuali 4 ayat atau seumpamanya saja. Ketika aku membacanya sendiri, hafalanku pada ayat-ayat itu menjadi tumpul. Pada hari ini, aku belajar 40 ayat atau seumpamanya. Ketika aku membaca ayat-ayat itu sendiri, maka seolah-olah Kitab Allah berada di hadapan mataku. Aku telah mendengar hadits, ketika aku mengulang-ulangi hadits itu, hafalanku menjadi tumpul. Pada hari ini, aku mendengar beberapa hadits. Ketika aku mengucapkannya, aku tidak lupa satu huruf pun darinya.

Lalu Rasulllah SAW berkata pada Sahabat Ali bin Abi Thalib pada saat itu: (Kamu adalah) seorang mukmin, demi Tuhan Ka'bah.


Kekhususan 76

Berziarah kubur pada hari Jum'at dan malam Jum'at. Al-Hakim, Imam Tirmidzi mengeluarkan riwayat di dalam Kitab Nawadirul Ushul, dan Imam At-Thabrani di dalam Kitab Al-Ausath, dari Sahabat Abu Hurairah berkata, Rasulullah SAW bersabda:

مَنْ زَارَ قَبْرَ أَبَوَيْهِ أَوْ أَحَدِهِمَا فِيْ كُلِّ جُمُعَةٍ غُفِرَ لَهُ وَكُتِبَ بِرًّا

"Barang siapa yang berziarah ke kubur kedua orangtuanya atau salah satu keduanya di setiap Jum'at, maka diampuni dosanya dan dicatat sebagai orang yang berbuat baik pada orangtua".


Kekhususan 77

Orang-orang mati mengetahui ziarah orang-orang yang masih hidup di kubur. Imam Ibnu Abid Dunya mengeluarkan riwayat, Imam Al-Baihaqi di dalam Kitab Syu'abul Iman, dari Muhammad bin Wasi' berkata: Telah khabar sampai padaku bahwa orang-orang mati mengetahui ziarah kubur orang-orang hidup di hari Jum'at, sehari sebelumnya, dan sehari sesudahnya.

Imam Ibnu Abid Dunya dan Imam Al-Baihaqi mengeluarkan riwayat dari Imam Ad-Dzahhak berkata: Barang siapa yang berziarah kubur di hari Sabtu sebelum munculnya matahari, maka mayit mengetahui ziarahnya. Ia ditanya: Bagaimana bisa begitu?. Imam Ad-Dzahhak menjawab: Karena bertempat di hari Jum'at.


Kekhususan 78

Ditampakkannya amal-amal perbuatan orang-orang yang masih hidup pada kerabat-kerabat mereka yang tergolong orang-orang mati di hari Jum'at.

Al-Hakim, Imam At-Tirmidzi mengeluarkan riwayat di dalam Kitab Nawadirul Ushul dari hadits riwayat Abdul Ghafur bin Abdul Aziz, dari ayahnya, dari kakeknya berkata: Rasulullah SAW bersabda:

تُعْرَضُ الْأَعْمَالُ يَوْمَ الْاِثْنَيْنِ وَيَوْمَ الْخَمِيْسِ عَلَى اللّٰهِ، وَتُعْرَضُ عَلَى الْأَنْبِيَاءِ وَعَلَى الْآبَاءِ وَالْأُمَّهَاتِ يَوْمَ الْجُمُعَةِ، فَيَفْرَحُوْنَ بِحَسَنَاتِهِمْ وَتَزْدَادُ وُجُوْهُهُمْ بَيَاضًا وَإَشْرَاقًا

"Ditampakkan amal-amal pada hari Senin dan hari Kamis kepada Allah. Dan ditampakkan amal-amal itu pada para nabi, ayah-ayahnya, dan ibu-ibunya (yang sudah meninggal dunia) pada hari Jum'at. Lalu mereka berbahagia dengan kebaikan orang-orang yang masih hidup dan wajah mereka bertambah putih dan memancar (ceria)".

Imam Ahmad bin Hanbal mengeluarkan riwayat dengan sanad yang baik dari Sahabat Abu Hurairah berkata, aku mendengar Rasulullah SAW bersabda:

إِنَّ أَعْمَالَ بَنِى آدَمَ تُعْرَضُ كُلَّ خَمِيْسٍ لَيْلَةَ الْجُمُعَةِ، فَلَا يُقْبَلُ عَمَلُ قَاطِعِ رَحِمٍ

"Sesungguhnya amal-amal anak-anak Nabi Adam (manusia) ditampakkan setiap hari Kamis malam Jum'at, lalu tidaklah diterima amal orang yang memutuskan sanak".


Kekhususan 79

Burung berkata di hari Jum'at: Kesejahteraan kesejahteraan, hari yang baik. Imam Ibnu Abdid Dunya dan Imam Al-Baihaqi mengeluarkan riwayat dari Sahabat Mutharrif, bahwa ia mendengar perkataan burung itu dari orang-orang mati yang berkata. Demikian itu adalah karomah baginya, sedangkan ia dalam keadaan antara tidur dan terjaga.

Imam Ad-Dainuri mengeluarkan riwayat di dalam Kitab Al-Majalis dari Bakar bin Abdullah Al-Muzanni (seorang tabi'in) berkata: Sesungguhnya seekor burung akan bertemu dengan seekor burung lainnya di malam Jum'at. Lalu burung itu berkata padanya: Apakah kamu tahu bahwa besok adalah hari Jum'at.


Kekhususan 80

Imam At-Thabrani mengeluarkan riwayat di dalam Kitab Al-Ausath dari Sahabat Anas bin Malik berkata, Rasulullah SAW bersabda:

إِذَا رَاحَ مِنَّا سَبْعُوْنَ رَجُلًا إِلَى الْجُمُعَةِ كَانُوْا كَسَبْعِيْنَ مُوْسٰى الَّذِيْنَ وَفَدُوْا إِلٰى رَبِّهِمْ، أَوْ أَفْضَلَ

"Ketika berangkat 70 orang dari golongan kita (orang-orang islam) untuk melaksanakan sholat jum'at, maka mereka seperti 70 umat Nabi Musa yang berkunjung (didelegasikan) pada Tuhan mereka, atau lebih utama (dari pada 70 delegasi Nabi Musa)".


Wallahu a’lam bis showab.

Baca selengkapnya: Terjemah Kitab Nurul Lum’ah Bahasa Indonesia.