Qowa'idul I'lal - Kaidah 11 dan Kaidah 12
Terjemah Kitab Qowa'idul I'lal Bahasa Indonesia, Kaidah Sebelas dan Kaidah Dua Belas
KAIDAH SEBELAS
الْهَمْزَاتَانِ اِذَا الْتَقَتَا فِيْ كَلِمَةٍ وَاحِدَةٍ ثَانِيَتُهُمَا سَاكِنَةٌ، وَجَبَ اِبْدَالُ الثَّانِيَةِ بِحَرْفٍ نَاسَبَ اِلٰى حَرَكَةِ الْاُوْلٰى، نَحْوُ اٰمَنَ وَاُوْمُلْ وَاِيْدَمْ اَصْلُهَا أَأْمَنَ وَاُؤْمُلْ وَاِئْدَمْ
"Dua hamzah, tatkala keduanya bertemu di dalam satu kalimat sedangkan hamzah kedua adalah mati (disukun), maka wajib mengganti hamzah kedua dengan huruf yang sesuai dengan harakat hamzah pertama. Contoh "اُوْمُلْ", "اٰمَنَ", dan "اِيْدَمْ" asalnya adalah "اُؤْمُلْ", "أَأْمَنَ", dan "اِئْدَمْ"".[Murod - maksudnya] ketika ada 2 hamzah kumpul dalam satu kalimat, ittishal (sambung), dan hamzah kedua adalah mati (disukun), maka hamzah kedua tadi harus diganti dengan huruf yang sesuai dengan harakat hamzah pertama. Seperti lafadz "اُوْمُلْ", "اٰمَنَ", dan "اِيْدَمْ" asalnya adalah lafadz "اُؤْمُلْ", "أَأْمَنَ", dan "اِئْدَمْ".
I'lal lafadz "اٰمَنَ" asalnya adalah lafadz "أَأْمَنَ" mengikuti wazan "اَفْعَلَ". Ada 2 hamzah yang kumpul di dalam satu kalimat sedangkan hamzah kedua adalah mati (disukun), maka hamzah kedua diganti dengan huruf alif karena hamzah kedua itu disukun dan difathah hamzah yang sebelumnya, maka jadilah lafadz "اٰمَنَ".
Lafadz "اُوْمُلْ" asalnya adalah lafadz "اُؤْمُلْ" mengikuti wazan "اُفْعُلْ". Ada 2 hamzah yang kumpul di dalam satu kalimat sedangkan hamzah kedua adalah mati (disukun), maka hamzah kedua diganti dengan huruf wawu karena hamzah kedua itu disukun dan didhommah hamzah yang sebelumnya, maka jadilah lafadz "اُوْمُلْ".
Lafadz "اِيْدَمْ" asalnya adalah lafadz "اِئْدَمْ" mengikuti wazan "اِفْعِلْ". Ada 2 hamzah yang kumpul di dalam satu kalimat sedangkan hamzah kedua adalah mati (disukun), maka hamzah kedua diganti dengan huruf ya' karena hamzah kedua itu disukun dan dikasrah hamzah yang sebelumnya, maka jadilah lafadz "اِيْدَمْ".
I'lal Lafadz "خُذْ", Lafadz "كُلْ", dan Lafadz "مُرْ"
Lafadz "خُذْ" asalnya adalah lafadz "اُؤْخُذْ" mengikuti wazan "اُفْعُلْ". Ada 2 hamzah yang kumpul di dalam satu kalimat sedangkan hamzah kedua adalah mati (disukun), maka hamzah kedua diganti dengan huruf wawu karena hamzah kedua itu disukun dan didhommah hamzah yang sebelumnya, maka jadilah lafadz "اُوْخُذْ". Kemudian, huruf wawu dibuang untuk meringankan banyaknya penggunaan, maka jadilah lafadz "اُخُذْ". Kemudian hamzah washal dibuang karena tidak dibutuhkan, maka jadilah lafadz "خُذْ".
Kemudian, samakanlah i'lal lafadz "كُلْ" dan lafadz "مُرْ" dengan i'lal lafadz "خُذْ", maka kamu akan menemui pengumpamaannya. Dan boleh membuang hamzah kedua dari lafadz "اُؤْكُلْ" ,"اُؤْخُذْ", dan "اُؤْمُرْ" tanpa mengantinya dengan huruf wawu.
KAIDAH DUA BELAS
اِنَّ الْوَاوَ وَالْيَاءَ السَّاكِنَتَيْنِ لَا تُبْدَلَانِ اَلِفًا اِلَّا اِذَا كَانَ سُكُوْنُهُمَا غَيْرَ اَصْلِيٍّ بِاَنْ نُقِلَتْ حَرْكَتُهُمَا اِلَى مَا قَبْلَهُمَا، نَحْوُ اَجَابَ وَاَبَانَ اَصْلُهُمَا اَجْوَبَ وَاَبْيَنَ
"Sesungguhnya huruf wawu dan huruf ya' yang mati tidaklah keduanya diganti dengan huruf alif kecuali apabila harakat sukun keduanya bukanlah sukun asli, karena harakat keduanya dipindah pada huruf sebelum keduanya. Contoh "اَجَابَ" dan "اَبَانَ" asalnya adalah "اَجْوَبَ" dan "اَبْيَنَ"".[Murod -maksudnya] wawu atau ya' yang mati (disukun) tidak bisa diganti dengan alif. Tetapi harus diganti alif jika memang matinya (sukunnya) tadi tidak pada asalnya. Seumpama seperti wawu atau ya' asalnya hidup lalu sekarang menjadi mati sebab harakatnya dipindah ke huruf sebelumnya. Makanya, ini (wawu dan ya' itu) harus diganti dengan alif. Contoh seperti lafadz "اَجَابَ" dan "اَبَانَ" asalnya adalah lafadz "اَجْوَبَ" dan lafadz "اَبْيَنَ".
I'lal lafadz "اَجَابَ" asalnya adalah lafadz "اَجْوَبَ" mengikuti wazan "اَفْعَلَ". Harakat wawu dipindah pada harakat huruf sebelum wawu karena wawu itu berkarakat (hidup) dan huruf shahih yang sebelumnya disukun, untuk menolak beratnya pengucapan, maka jadilah lafadz "اَجَوْبَ" (lihat kaidah kedua). Kemudian, huruf wawu diganti dengan alif karena wawu itu berharakat pada asalnya dan huruf sebelumnya difathah sekarang, maka jadilah lafadz "اَجَابَ".
Lafadz "اَبَانَ" asalnya adalah lafadz "اَبْيَنَ" mengikuti wazan "اَفْعَلَ". Harakat ya' dipindah pada harakat huruf sebelum ya' karena ya' itu berkarakat (hidup) dan huruf shahih yang sebelumnya disukun, untuk menolak beratnya pengucapan, maka jadilah lafadz "اَبَيْنَ" (lihat kaidah kedua). Kemudian, huruf ya' diganti dengan alif karena ya' itu berharakat pada asalnya dan huruf sebelumnya difathah sekarang, maka jadilah lafadz "اَبَانَ".
Wallahu a'lam bis showab
Baca lebih lanjut : Terjemah Kitab Qowa'idul I'lal Bahasa Indonesia.
Tags:
Qowa'idul I'lal