Qowa'idul I'lal - Kaidah 3 dan Kaidah 4

Qowa'idul I'lal - Kaidah 3, Kaidah 4, dan Kaidah 5

Terjemah Kitab Qowa'idul I'lal Bahasa Indonesia, Kaidah Ketiga dan Kaidah Keempat.

KAIDAH KETIGA
اِذَا وَقَعَتِ الْوَاوُ وَالْيَاءُ بَعْدَ اَلِفٍ زَائِدَةٍ، اُبْدِلَتَا هَمْزَةً بِشَرْطِ اَنْ تَكُوْنَا عَيْنًا فِيْ اِسْمِ فَاعِلٍ وَطَرَفًا فِيْ مَصْدَرٍ، مِثْلُ صَائِنٌ وَسَائِرٌ وَكِسَاءٌ وَبِنَاءٌ، اَصْلُهَا صَاوِنٌ وَسَايِرٌ وَكِسَاوٌ وَبِنَايٌ
"Tatkala huruf wawu dan huruf ya' jatuh setelah alif zaidah (tambahan), maka keduanya diganti dengan huruf hamzah, dengan syarat jika keduanya berupa ain fi'il di dalam isim fail dan berada di akhir kalimat di dalam isim masdar. Seperti كِسَاءٌ ,سَائِرٌ ,صَائِنٌ, dan بِنَاءٌ, asalnya adalah صَاوِنٌ, كِسَاوٌسَايِرٌ , dan بِنَايٌ ".

[Murod - Maksudnya] ketika ada huruf wawu atau huruf ya' jatuh setelah alif zaidah (tambahan), maka harus diganti dengan huruf hamzah. Jika bertempat di isim fail maka harus jatuh pada ain fi'il. Jika bertempat di isim masdar, harus jatuh di akhir kalimat. Seperti lafadz "ِكِسَاءٌ", "سَائِرٌ", "صَائِنٌ", dan "بِنَاءٌ", asalnya adalah lafadz "كِسَاوٌ", "سَايِرٌ", "صَاوِنٌ", dan "بِنَايٌ".

I'lal lafadz "صَائِنٌ" asalnya adalah "صَاوِنٌ" mengikuti wazan "فَاعِلٌ", huruf wawu diganti dengan huruf hamzah karena huruf wawu itu jatuh setelah alif zaidah (tambahan), serta adanya huruf wawu itu bertempat di ain fi'il dari isim fail, maka jadilah lafadz "صَائِنٌ".

Lafadz "سَائِرٌ" asalnya adalah "سَايِرٌ" mengikuti wazan "فَاعِلٌ", huruf ya' diganti dengan huruf hamzah, dan seterusnya (sama dengan ulasan di atas).

Lafadz "كِسَاءٌ" asalnya adalah lafadz "كِسَاوٌ" mengikuti wazan "فِعَالٌ", huruf wawu diganti dengan huruf hamzah karena huruf wawu itu berada di akhir kalimat, (yang jatuh) setelah alif zaidah (tambahan) di dalam isim masdar, maka jadilah lafadz "كِسَاءٌ".

Lafadz "بِنَاءٌ" asalnya adalah lafadz "بِنَايٌ" mengikuti wazan "فِعَالٌ", huruf ya' diganti dengan huruf hamzah karena huruf ya' itu berada di akhir kalimat, (yang jatuh) setelah alif zaidah (tambahan) di dalam isim masdar, maka jadilah lafadz "بِنَاءٌ".


KAIDAH KEEMPAT
اِذَا اُجْمِعَتِ الْوَاوُ وَالْيَاءُ فِيْ كَلِمَةٍ وَاحِدَةٍ وَسُبِقَتْ اِحْدَاهُمَا بِالسُّكُوْنِ، اُبْدِلَتِ الْوَاوُ يَاءً وَاُدْغِمَتِ الْيَاءُ الْاُوْلٰى فِي الثَّانِيَةِ، نَحْوُ مَيِّتٌ وَمَرْمِيٌّ اَصْلُهُمَا مَيْوِتٌ وَمَرْمُوْيٌ
"Tatkala ada huruf wawu dan huruf ya' dikumpulkan dalam satu kalimat dan salah satu dari kedunya didahului dengan sukun, maka huruf wawu diganti dengan huruf ya' dan huruf ya' pertama dimasukkan di dalam huruf ya' kedua. Contoh  "مَيِّتٌ" dan "مَرْمِيٌّ", asalnya adalah "مَيْوِتٌ" dan "مَرْمُوْيٌ"".

[Murod - maksudnya] ketika ada huruf wawu dan huruf ya' kumpul dalam satu kalimat, salah satunya - wawu dan ya' - tadi yang pertama adalah huruf mati (disukun), maka huruf wawunya harus diganti dengan huruf ya', sedangkan huruf ya' yang pertama diidghamkan (dimasukkan) ke huruf ya' yang kedua. Seperti lafadz "مَيِّتٌ" dan lafadz "مَرْمِيٌّ" asalnya adalah lafadz "مَيْوِتٌ" dan lafadz "مَرْمُوْيٌ".

I'lal lafadz "مَيِّتٌ" asalnya lafadz "مَيْوِتٌ" mengikuti wazan "فَيْعِلٌ", huruf wawu diganti dengan huruf ya' karena kedunya berkumpul di dalam satu kalimat dan salah satunya didahului dengan harakat sukun, maka jadilah lafadz "مَيْيِتٌ" (kaidah empat). Kemudian huruf ya' yang pertama dimasukkan ke dalam huruf ya' yang kedua karena sama jenis, maka jadilah lafadz "مَيِّتٌ" (lihat kaidah sepuluh).

Lafadz "مَرْمِيٌّ" asalnya lafadz "مَرْمُوْيٌ" mengikuti wazan "مَفْعُوْلٌ", huruf wawu diganti dengan huruf ya' karena kedunya berkumpul di dalam satu kalimat dan salah satunya didahului dengan harakat sukun, maka jadilah lafadz "مَرْمُيْيٌ" (kaidah empat). Huruf ya' yang pertama dimasukkan ke dalam huruf ya' yang kedua karena sama jenis, maka jadilah lafadz "مَرْمُيٌّ"  (lihat kaidah sepuluh). Kemudian huruf mim dikasroh supaya menyelamatkan huruf ya' (1) maka jadilah lafadz "مَرْمِيٌّ".

Catatan (1) :
Maksud kalimat menyelamatkan huruf ya' di sini adalah agar pengucapan lebih mudah, karena huruf ya' identik dengan harakat kasrah.

______________________

I'lal contoh lafadz "اَوَاقٍ" : Lafadz "اَوَاقٍ" asalnya adalag lafadz "وَوَاقِيُ" mengikuti wazan "فَوَاعِلُ". Huruf wawu yang merupakan fa' fi'ilnya diganti menjadi huruf hamzah karena keduanya kumpul di awal kalimat, maka jadilah lafadz "اَوَاقِيُ", lalu huruf ya' disukun karena beratnya pengucapan dhommah pada huruf ya' itu, maka jadilah lafadz "اَوَاقِيْ". Lalu dibuanglah huruf ya' untuk meringankan pengucapan, maka jadilah lafadz "اَوَاقِ". Lalu didatangkanlah tanwin sebagai pertukaran dari huruf yang dibuang (huruf ya'), maka jadilah lafadz "اَوَاقٍ".

Wallahu a'lam bis showab

Baca lebih lanjut : Terjemah Kitab Qowa'idul I'lal Bahasa Indonesia.