Irsyadul Ibad - Bab Wudlu

Irsyadul Ibad - Bab Wudlu

Terjemah Kitab Irsyadul Ibab Bahasa Indonesia, Bab Wudlu.


Imam Syaikhoni (Bukhari-Muslim) mengeluarkan riwayat dari Sahabat Abu Hurairah berkata, Rasulullah SAW bersabda :

لَا يَقْبَلُ اللّٰهُ صَلَاةَ أَحَدِكُمْ إِذَا أَحْدَثَ حَتّٰى يَتَوَضَّأَ

"Allah tidak akan menerima sholat salah satu dari kamu ketika ia berhadats sampai berwudlu".

Imam Abu Syekh (mengeluarkan riwayat) dari Sahabat Ibnu Mas'ud :

اُمِرَ بِعَبْدٍ مِنْ عِبَادِ اللّٰهِ تَعَالٰى يُضْرَبُ فِيْ قَبْرِهِ مِائَةَ جَلْدَةٍ فَلَمْ يَزَلْ يَسْأَلُ وَيَدْعُو حَتّٰى صَارَتْ جِلْدَةً وَاحِدَةً فَامْتَلَأَ قَبْرُهَ عَلَيْهِ نَارًا فَلَمَّا ارْتَفَعَ عَنْهُ، قَالَ : عَلَامَ جَلَدْتُمُوْنِيْ، قَالَ : إِنَّكَ صَلَّيْتَ صَلَاةً بِغَيْرِ طَهُوْرٍ وَمَرَرْتَ بِمَظْلُوْمٍ فَلَمْ تَنْصُرْهُ

"Para malaikat diperintah untuk menyiksa seorang hamba dari hamba-hamba Allah, ia dipukuli di dalam kuburnya sebanyak 100 kali. Ia pun tiada henti-hentinya memohon dan berdoa sampai tersisa satu pukulan, lalu kuburnya terpenuhi oleh api. Ketika api itu diangkat (hilang) darinya, ia bertanya, "Atas dasar apa kalian mencambukku ?". Malaikat menjawab, "Sesungguhnya kamu melakukan sholat tanpa bersuci dan kamu berjalan bertemu dengan orang yang teraniaya tetapi kamu tidak mau menolongnya"".

Imam Baihaqi (mengeluarkan riwayat) dari Sahabat Salman Al-Farisi :

إِذَا تَوَضَّأَ الْعَبْدُ تَحَاتَّتْ عَنْهُ ذُنُوْبُهُ كَمَا تَحَاتُّ وَرَقُ هٰذِهِ الشَّجَرَةِ

"Ketika seorang hamba berwudlu, maka rontoklah dosa-dosanya, sebagaimana rontoknya daun pohon ini".

Imam Muslim (mengeluarkan riwayat) dari Sahabat Abu Hurairah :

إِذَا تَوَضَّأَ الْعَبْدُ الْمُسْلِمُ أَوِ الْمُؤْمِنُ فَغَسَلَ وَجْهَهُ خَرَجَ مِنْ وَجْهِهِ كُلُّ خَطِيْئَةٍ نَظَرَ إِلَيْهَا بِعَيْنِهِ مَعَ الْمَاءِ أَوْ مَعَ آخِرِ قَطْرِ الْمَاءِ فَإِذَا غَسَلَ يَدَيْهِ خَرَجَ مِنْ يَدَيْهِ كُلُّ خَطِيْئَةٍ كَانَ بَطَشَتْهَا يَدَاهُ مَعَ الْمَاءِ أَوْ مَعَ آخِرِ قَطْرِ الْمَاءِ فَإِذَا غَسَلَ رِجْلَيْهِ خَرَجَتْ كُلُّ خَطِيْئَةٍ مَشَتْهَا رِجْلَاهُ مَعَ الْمَاءِ أَوْ مَعَ آخِرِ قَطْرِ الْمَاءِ حَتّٰى يَخْرُجَ نَقِيًّا مِنَ الذُّنُوْبِ

"Ketika seorang hamba muslim atau hamba mukmin berwudlu, ia membasuh wajahnya, maka keluarlah semua dosa dari wajahnya yang mana ia melihat dengan matanya bersama air atau bersama akhir tetesan air. Ketika ia membasuh kedua tangannya, maka keluarlah semua dosa dari kedua tangannya yang mana kedua tangannya menghantam bersama air atau bersama akhir tetesan air. Ketika ia membasuh kedua kakinya, maka keluarlah semua dosa dari kedua tangannya yang mana kakinya melangkah dengan kedua tangannya bersama air atau bersama akhir tetesan air, sehingga ia keluar dalam keadaan bersih dari dosa-dosa".

Imam Abu Dawud (mengeluarkan riwayat) dari Sahabat Umar bin Khattab :

مَنْ تَوَضَّأَ عَلٰى طُهْرٍ كُتِبَ لَهُ عَشْرُ حَسَنَاتٍ

"Barang siapa yang berwudlu padahal ia masih dalam keadaan suci, maka dicatatlah baginya 10 kebaikan".

___________________

Imam Ghozali mengisahkan bahwa ia melihat sebagian orang-orang yang sudah meninggal dunia di dalam mimpi. Lalu, ditanyalah orang itu (si mayit), "Bagaimana keadaanmu ?".

Ia menjawab, "Pada suatu hari, aku pernah melakukan sholat tanpa berwudlu, lalu dipasrahkanlah seekor serigala padaku, ia menerorku (menyiksaku) di dalam kuburku. Maka keadaanku dalam keadaan yang buruk bersama serigala itu".

___________________

Dikisahkan bahwa pada suatu ketika mata Imam Junaid sakit. Lalu dokter pun berkata, "Jika kamu ingin sembuh, maka jangan sampai kamu mengalirkan air pada kedua matamu".

Ketika dokter itu telah pergi, ia berwudlu, melakukan sholat, dan tidur. Lalu sembuhkan kedua matanya, ia mendengar hatif (suara tanpa rupa) mengatakan, "Junaid telah meninggalkan (mengabaikan) matanya demi ridlo-Ku. Apabila ia mencari (tempat) orang-orang yang durhaka dari-Ku (dengan meninggalkan wudlu dan sholat demi kesembuhan matanya), maka Aku akan mengabulkannya (tidak akan kunjung sembuh)".

Ketika dokter itu datang dan melihat matanya telah sembuh, ia bertanya, "Apa yang telah kamu perbuat ?".

Imam Junaid menjawab, "Aku berwudlu dan melakukan sholat".

Dan dokter itu adalah seorang yang beragama nasrani, lalu ia beriman (memeluk islam) seketika itu pula. Imam Junaid pun berkata, "Ini adalah obat dari Sang Pencipta, bukan obat dari makhluk. Aku sakit mata dan kamu adalah dokter".

___________________

Imam Yafi'i mengisahkan dari Sahl bin Abdullah berkata, hal pertama yang telah aku lihat berupa keajaiban dan karomah adalah bahwa pada suatu hari aku keluar ke tempat yang sepi. Tempat itu sangat nyaman bagiku dan aku mendapati hatiku terkoneksi pada Allah Yang Maha Mulia lagi Maha Agung.

Waktu sholat pun tiba, aku hendak berwudlu, sedangkan kebiasaanku sejak kecil adalah memperbarui wudlu setiap melakukan sholat. Lalu seolah aku gelisah karena tidak ada air.

Ketika aku berada dalam keadaan demikian itu, tiba-tiba ada seekor beruang yang berjalan dengan kedua kakinya layaknya seorang manusia. Ia membawa sebuah wadah air berwarna hijau, ia memegang wadah itu dengan tangannya.

Ketika aku melihatnya dari jauh, aku mengira beruang itu adalah manusia sampai ia mendekat padaku, mengucapkan salam padaku, dan meletakkan wadah air itu di hadapanku. Lalu datanglah rasa keingintahuanku, aku pun bertanya, "Wadah air dan airnya, dari mana itu ?".

Beruang itu pun bisa berbicara dan berkata, "Wahai Sahl, aku adalah golongan binatang buas, kami mencurahkan diri untuk beribadah kepada Allah Yang Maha Luhur dengan tetapnya cinta dan tawakkal. Ketika kami sedang berbincang-bincang dengan teman-teman kami dalam sebuah masalah, tiba-tiba ada yang menyeru pada kami, "Ingatlah, sesungguhnya Sahl menginginkan air untuk memperbarui wudlu". Lalu wadah air ini sudah diletakkan pada tanganku, ternyata disampingku ada 2 malaikat. Aku pun mendekati mereka berdua, lalu mereka berdua menuangkan air ini ke dalam wadah dari udara, sedangkan aku mendengar suara gemericik air".

Syekh Sahl berkata : Aku pun pingsan, ketika aku telah sadar, wadah air itu sudah diletakan (di depanku) dan aku tidak tahu ke mana beruang itu pergi. Aku menyesal karena aku tidak berbicara padanya (sewaktu ia pergi) dan aku pun berwudlu.

Ketika aku telah selesai (berwudlu), aku ingin meminum air itu, lalu ada yang menyeru padaku dari lembah (jurang), "Wahai Sahl, kamu tidak diizinkan untuk meminum air itu setelah berwudlu".

Lalu, wadah itu pun berputar-putar dan aku melihatnya, namun aku tidak tahu kemana wadah itu pergi.

___________________

Wallahu a'lam bis showab.

Baca lebih lengkap : Terjemah Kitab Irsyadul Ibad Bahasa Indonesia.