Nurul Lum'ah, Kekushusan 21 - 30

Nurul Lum'ah, Keistimewaan 21 - 30

Terjemah Kitab Nurul Lum’ah fi Khashaishij Jumu’ah Bahasa Indonesia, Kekhususan 21 – 30


Kekhususan 21

Hilangnya kemakruhan sholat sunnah di waktu istiwa’ (1). Imam Abu Dawuh mengeluarkan riwayat dari Sahabat Abu Qatadah, dari Nabi SAW bahwa beliau membenci melaksanakan sholat di pertengahan siang kecuali Hari Jum’at, dan beliau bersabda:

إِنَّ جَهَنَّمَ تُسْجَرُ إِلَّا يَوْمَ الْجُمُعَةِ

Sesungguhnya Neraka Jahannam menjadi mendidih kecuali Hari Jum’at”.

Catatan (1):
Waktu istiwa’ adalah waktu sebentar di mana matahari tepat berada di tengah-tengah dan bayangan benda tidak lebih condong ke arah timut atau barat.


Kekhususan 22

Neraka Jahannam tidak dijadikan mendidih di Hari Jum’at sesuai hadits yang telah disebutkan.


Kekhususan 23

Disunnahkannya mandi pada Hari Jum’at. Imam Syaikhani (Imam Bukhari dan Imam Muslim) meriwayatkan dari Sahabat Ibnu Umar berkata, Rasulullah SAW bersabda:

مَنْ جَاءَ مِنْكُمُ الْجُمُعَةَ فَلْيَغْتَسِلْ

Barang siapa dari kalian yang pergi melaksanakan sholat jum’at maka hendaklah ia mandi”.

Imam Syaikhani (Imam Bukhari dan Imam Muslim) meriwayatkan dari Sahabat Abu Sa’id Al-Khudzri dari Nabi SAW bersabda:

غُسْلُ الْجُمُعَةِ وَاجِبٌ عَلٰى كُلِّ مُحْتَلِمٍ

Mandi jum’at adalah wajib (sunnah) bagi setiap orang yang baligh”.

Imam Al-Hakim meriwayatkan dari Sahabat Abu Qatadah berkata, aku mendengar Rasulullah SAW bersabda:

مَنِ اغْتَسَلَ يَوْمَ الْجُمُعَةِ كَانَ فِيْ طَهَارَةٍ إِلٰى الْجُمُعَةِ الْأُخْرٰى

Barang siapa yang mandi di Hari Jum’at maka ia berada di dalam kesucian (suci dari dosa) sampai Hari Jum’at lainnya”.

Imam Thabrani meriwayatkan dari Atiq (2), yaitu Sahabat Abu Bakar As-Shiddiq dan Sahabat Imran bin Hashin berkata, Rasulullah SAW bersabda:

مَنِ اغْتَسَلَ يَوْمَ الْجُمُعَةِ كُفِرَتْ عَنْهُ ذُنُوْبُهُ وَخَطَايَاهُ، فَإِذَا أَخَذَ فِى الْمَشْيِ كُتِبَ لَهُ بِكُلِّ خُطْوَةٍ عِشْرُوْنَ حَسَنَةً، فَإِذَا انْصَرَفَ مِنَ الصَّلَاةِ أُجِيْزَ بِعَمَلِ مِائَتِى سَنَةٍ

Barang siapa mandi di Hari Jum’at maka dileburlah dosa-dosa dan kesalahan darinya. Ketika ia pergi berjalan (ke masjid) maka ditulislah baginya di setiap langkah dengan 20 kebaikan. Lalu ketika selesai dari sholat jum’at maka ia diberi pahala dengan amal 200 tahun”.

Catatan (2):
Ada beberapa pendapat mengenai gelar “Atiq” yang dinisbatkan pada Sahabat Abu Bakar:
1. Gelar “atiq” bermakna orang terbebas dari neraka, sebagaimana Rasulullah bersabda, “Kamu (Sahabat Abu Bakar) adalah orang yang dibebaskan Allah dari neraka”.
2. Ada juga yang berpendapat gelar “atiq” karena tampan wajahnya.
3. Dan ada juga yang berpendapat bahwa gelar “atiq” karena sewaktu ia dilahirkan, ibunya datang ke Baitullah dan berdoa, “Ya Allah, jika anak ini engkau bebaskan dari maut, maka hadiahkanlah kepadaku”.

Imam Thabrani mengeluarkan riwayat dengan sanad yang perawi-perawinya kuat dari Abu Umamah dari Nabi SAW bersabda:

إِنَّ الْغُسْلَ يَوْمَ الْجُمُعَةِ لَيَسُلَّ الْخَطَايَا مِنْ أُصُوْلِ الشَّعْرِ اسْتِلَالًا

Sesungguhnya mandi di Hari Jum’at dapat merontokkan kesalahan-kesalahan (dosa) dari pangkal rambut”.


Kekhususan 24

Bahwa jima’ (bersenggama) di dalam Hari Jum’at memperoleh 2 pahala. Imam Al-Baihaqi mengeluarkan riwayat di dalam Kitab Syu’abul Iman dengan sanad yang lemah dari Sahabat Abu Hurairah berkata, Rasulullah SAW bersabda:

أَيُعْجِزُ أَحَدُكُمْ أَنْ يُجَامِعَ أَهْلَهُ فِيْ كُلِّ جُمُعَةٍ، فَإِنَّ لَهُ أَجْرَيْنِ اثْنَيْنِ أَجْرَ غُسْلِهِ وَأَجْرَ غُسْلِ امْرَأَتِهِ

Apakah salah satu dari kalian tidak mampu untuk menggauli istrinya di setiap Hari Jum’at, karena sesungguhnya baginya 2 pahala, yaitu 2, satu pahala mandinya dan satu pahala mandi istrinya”.

Imam Sa’id bin Mansur mengeluarkan riwayat di dalam Kitab Sunannya, dari Makhul:

أَنَّهُ سُئِلَ عَنِ الرَّجُلِ يَغْتَسِلُ مِنَ الْجَنَابَةِ يَوْمَ الْجُمُعَةِ قَالَ : مَنْ فَعَلَ ذٰلِكَ كَانَ لَهُ أَجْرَانِ 

Sesungguhnya Makhul ditanya tentang seseorang yang mandi janabah di Hari Jum’at. Ia menjawab, “Barang siapa yang melakukannya maka ia baginya 2 pahala””.


Kekhususan 25 – 29

Disunnahkan bersiwakan, memakai wewangian, mamakai winyak rambut, memotong kuku, dan memotong rambut. Imam Syaikhani (Imam Bukhari dan Imam Muslim) meriwayatkan dari Sahabat Abu Sa’id Al-Khudzri berkata:

أَشْهَدُ عَلٰى رَسُوْلِ اللّٰهِ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّ الْغُسْلَ يَوْمَ الْجُمُعَةِ وَاجِبٌ عَلٰى كُلِّ مُحْتَلِمٍ وَأَنْ يَسْتَنَّ وَأَنْ يَمَسَّ طِيْبًا إِنْ وُجِدَ

Aku bersaksi pada Rasulullah SAW bahwa mandi di Hari Jum’at adalah wajib (sunnah) bagi setiap orang yang baligh, membersihkan gigi, dan memakai wewangian jika itu didapati”.

Imam Ibnu Abi Syaibah yang menyusun kitab tentang seseorang sahabat mengeluarkan riwayat dari Nabi SAW berkata:

ثَلَاثٌ حَقَّ عَلٰى كُلِّ مُسْلِمٍ الْغُسْلُ يَوْمَ الْجُمُعَةِ وَالسِّوَاكُ وَيَمَسَّ مِنْ طِيْبٍ إِنْ كَانَ

Ada 3 perkara  yang  menjadi hak bagi setiap orang islam, yaitu mandi di Hari Jum’at, bersiwakan, dan memakai wewangian jika ada”.

Imam Bukhari mengeluarkn riwayat dari Sahabat Salman berkata, Nabi SAW bersabda:

لَا يَغْتَسِلُ رَجُلٌ يَوْمَ الْجُمُعَةِ وَيَتَطَهَّرُ مَا اسْتَطَاعَ مِنْ طُهْرٍ وَيَتَدَهَّنُ مِنْ دَهْنِهِ وَيَمَسُّ مِنْ طِيْبِ بَيْتِهِ ثُمَّ يَخْرُجُ فَلَا يُفَرِّقُ بَيْنَ اثْنَيْنِ ثُمَّ يُصَلِّى مَا كُتِبَ لَهُ ثُمَّ يُنْصِتُ إِذَا تَكَلَّمَ الْإِمَامُ إِلَّا غُفِرَ لَهُ مَا بَيْنَهَا وَبَيْنَ الْجُمُعَةِ الْأَخْرٰى

Tidaklah seseorang mandi di Hari Jum’at, bersuci semampu mungkin, mengenakan minyak rambutnya, memakai wewangian rumahnya, ia keluar, tidak memisah 2 orang (dari duduknya), melaksanakan sholat yang dianjurkan baginya, kemudian mau mendengarkan (memperhatikan) ketika imam berbicara (berkhutbah), kecuali diampunilah baginya dosa di antara Hari Jum’at itu dan Hari Jum’at lainnya”.

Imam Al-Hakim mengeluarkan riwayat dari Sahabat Ibnu Abbas bahwa Nabi SAW bersabda:

يَوْمُ الْجُمُعَةِ أَيُّهَا النَّاسُ إِذَا كَانَ هٰذَا الْيَوْمُ فَاغْتَسِلُوْا وَلْيَمِسْ أَحَدُكُمْ أَطْيَبَ مَا يَجِدُ مِنْ طِيْبِهِ أَوْ دَهْنِهِ

Hari Jum’at, wahai manusia, ketika telah tiba hari ini, maka mandilah dan hendaklah salah satu dari kalian mengenakan sesuatu yang paling baik yang ia temui, baik wewangiannya maupun minyak rambutnya”.

Imam Al-Bazzar dan Imam At-Thabrani mengeluarkan riwayat di dalam Kitab Al-Ausath, Imam Baihaqi di dalam Kitab Syu’abul Iman:

كَانَ يُقَلِّمُ أَظْفَارَهُ وَيَقُصُّ شَارِبَهُ يَوْمَ الْجُمُعَةِ قَبْلَ أَنْ يَخْرُجَ إِلَى الصَّلَاةِ

Nabi SAW memotong kuku-kukunya dan memotong kumisnya di Hari Jum’at sebelum beliau pergi sholat jum’at”.

Imam At-Thabrani mengeluarkan riwayat di dalam Kitab Al-Ausath, sesungguhnya Sayyidah Aisyah berkata, Rasulullah SAW bersabda:

مَنْ قَلَّمَ أَظْفَارَهُ يَوْمَ الْجُمُعَةِ وُقِيَ مِنَ السُّوْءِ إِلٰى مِثْلِهَا

Barang siapa yang memotong kuku-kukunya di Hari Jum’at maka ia dijaga dari keburukan sampai Hari Jum’at lain”.

Imam Sa’id bin Mansur mengeluarkan riwayat di dalam Kitab Sunannya dari Rasyid bin Sa’ad berkata:

كَانَ أَصْحَابُ رَسُوْلِ اللّٰهِ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُوْلُوْنَ : مَنِ اغْتَسَلَ يَوْمَ الْجُمُعَةِ وَاسْتَاكَ وَقَلَّمَ أَظْفَارَهُ وَشَارِبَهُ فَقَدْ أَوْجَبَ

Para sahabat Rasulullah SAW berkata: Barang siapa yang mandi di Hari Jum’at dan memotong kuku-kukunya maka ia telah diwajibkan masuk surga”.

Imam Sa’id bin Mansur mengeluarkan riwayat dari Makhul berkata:

مَنْ قَصَّ أَظْفَارَهُ وَشَارِبَهُ يَوْمَ الْجُمُعَةِ لَمْ يَمُتْ مِنَ الْمَاءِ الْأَصْفَرِ

Barang siapa yang memotong kuku-kuku dan kumisnya di Hari Jum’at, maka ia tidak akan mati dari air kuning”.

Imam Sa’id bin Mansur dan Imam Ibnu Abi Syaibah mengeluarkan riwayat dari Hamid bin Abdurrahman Al-Humaidi berkata, dikatakan bahwa:

مَنْ قَلَّمَ أَظْفَارَهُ يَوْمَ الْجُمُعَةِ أَخْرَجَ اللّٰهُ مِنْهُ دَاءً وَأَدْخَلَ فِيْهِ شِفَاءً

Barang siapa yang memotong kuku-kukunya di Hari Jum’at maka Allah akan mengeluarkan penyakit darinya dan memasukkan obat di dalam dirinya”.


Kekhususan 30

Disunnahkan mengenakan pakaian yang paling bagus. Imam Ahmad bin Hanbal, Imam Abu Dawud, dan Imam Al-Hakim mengeluarkan riwayat dari Sahabat Abu Sa’id dan Sahabat Abu Hurairah, bahwa Rasulullah SAW bersabda:

مَنِ اغْتَسَلَ يَوْمَ الْجُمُعَةِ وَاسْتَنَّ وَمَسَّ مِنْ طِيْبٍ إِنْ كَانَ عِنْدَهُ وَلَبِسَ مِنْ أَحْسَنِ ثِيَابِهِ ثُمَّ خَرَجَ حَتّٰى يَأْتِيَ الْمَسْجِدَ فَلَمْ يَتَخَطَّ رِقَابَ النَّاسِ ثُمَّ رَكَعَ مَا شَاءَ اللّٰهُ أَنْ يَرْكَعَ وَأَنْصَتَ إِذَا خَرَجَ الْإِمَامُ كَانَتْ كَفَّارَةً لِمَا بَيْنَهَا وَبَيْنَ الْجُمُعَةِ الَّتِيْ كَانَتْ قَبْلَهَا

Barang siapa yang mandi di Hari Jum’at, membersihkan gigi (bersiwak), memakai wewangian jika itu ada di sisinya, mengenakan pakaian yang paling bagus, ia keluar sampai datang ke masjid, lalu ia tidak melangkahi leher-leher manusia, kemudian ia mengerjakan sholat yang dikehendaki Allah, dan mendengarkan khutbah ketika imam telah keluar, maka itu menjadi penembusan dosa di antara Hari Jum’at itu dan Hari Jum’at yang sebelumnya”.

Imam Ahmad bin Hanbal mengeluarkan riwayat dari Sahabat Abu Ayyub Al-Anshari dan Sahabat Abu Darda’, Imam Al-Hakim mengeluarkan riwayat yang sama dari Sahabat Abu Dzar, dan Imam Baihaqi mengeluarkan riwayat dari Sahabat Jabir bin Abdullah berkata:

كَانَ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بُرْدٌ يَلْبَسُهُ فِى الْعِيْدَيْنِ وَالْجُمُعَةِ

Nabi SAW mempunyai pakaian bercorak yang beliau kenakan di 2 sholat hari raya dan sholat jum’at”.

Imam Abu Dawuh mengeluarkan riwayat dari Sahabat Ibnu Salam bahwa ia mendengar Rasulullah SAW bersabda:

مَا عَلٰى أَحَدِكُمْ إِنْ وَجَدَ أَنْ يَتَّخِذَ ثَوْبَيْنِ لِيَوْمِ الْجُمُعَةِ سِوَى ثَوْبَيْ مِهْنَتِهِ

Wajib bagi salah satu dari kalian jika ia mendapati untuk mengenakan 2 pakaian di Hari Jum’at selain 2 pakaian kerjanya”.

Imam Ibnu Majah mengeluarkan riwayat seperti hadits itu dari hadits Sayyidah Aisyah dan Imam Baihaqi di dalam Kitab Syu’abul Iman seperti hadits itu dari hadits Sahabat Anas.

Imam Thabrani mengeluarkan riwayat di dalam Kitab Al-Ausath dari Sayyidah Aisyah berkata:

إِنَّ لِرَسُوْلِ اللّٰهِ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثَوْبَانِ يَلْبِسُهُمَا فِيْ جُمُعَتِهِ، فَإِذَا انْصَرَفَ طَوَيْنَاهُمَا إِلٰى مِثْلِهِ

Sesungguhnya Rasulullah mempunyai 2 pakaian yang beliau kenakan di dalam sholat jum’atnya, lalu ketika beliau telah selesai maka aku melipat keduanya seperti semula”.

Imam Thabrani mengeluarkan riwayat di dalam Kitab Al-Mu’jamul Kabir dari Sahabat Abu Darda’ berkata, Rasulullah SAW bersabda:

إِنَّ اللّٰهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلٰى أَصْحَابِ الْعَمَائِمِ يَوْمَ الْجُمُعَةِ

Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya memberikan rahmat bagi orang-orang yang mengenakan surban di Hari Jum’at (saat sholat jum’at)”.


Wallahu a’lam bis showab.

Baca selengkapnya: Terjemah Kitab Nurul Lum'ah Bahasa Indonesia.